"Ini bahkan belum seminggu tapi kau sudah memanggilku lagi?? Sebenarnya, kau akan tinggal di sini berapa lama, sih?!"
Felix yang sedang duduk, mendengus mendengar gerutuan Felly. Mereka kembali bertemu di CnC Kafe & Bar dengan Felix yang sebelumnya mengubungi Felly agar ke sini. "Kau sendiri, kenapa santai sekali dan menemuiku dengan bebas? Apakah kau benar-benar berkerja?"
Felly cemberut sambil duduk di hadapan Felix dan menyimpan tasnya di samping tubuhnya. "Tentu saja. Bahkan sekarang pun aku sedang berkerja."
Felix mengangkat sebelah alisnya, kemudian melotot. "Kau!! Jangan bilang, kau disuruh memantauku?"
"Bukan hanya kau. Tapi Alarick dan Kiel juga."
Felix melotot lebar kali ini. "Sialan! Apa nama perusahaanmu itu?! Aku akan membelinya! Enak saja mereka menyuruhmu membuntuti aku."
Felly berdecak kesal. "Sudahlah! Waktuku tidak banyak. Kau ingin minta bantuan apa?"
Felix mendengus kesal. Dia kemudian melempar sebuah map ke atas permukaan meja. "Namanya adalah Valerie. Dia baru saja menikah dengan Alarick dan aku menyukainya."
"Menyukai siapa? Alarick?! Kau menyukai pria?!" Pekik Felly dengan mata yang melotot tidak percaya.
Felix menjitak kepala Felly dengan keras. "Bukan, bodoh! Aku menyukai Valerie, istri Alarick."
Felly menelan ludahnya dengan susah payah ketika merasakan denyutan sakit di dada kirinya. Dia berdeham dan mengernyit heran. "Apa kau baru saja berkata jika Alarick sudah menikah?"
"Ya, dan Valerie adalah istri-"
"DAN KAU MERAHASIAKANNYA DARIKU?! PADAHAL KAU TAHU INI AKAN MENJADI BERITA TERLARIS?!!"
Felix memejamkan matanya, mencoba untuk bersabar. Dia bahkan harus mengorek kupingnya sendiri karena merasakan jika dengungan suara Felly masih bergetar di dalam telinganya. "Bisakah kau keluar dari profesimu sebagai paparazi? Sungguh, aku membenci pekerjaanmu sekarang."
"Kenapa? Aku menyukai pekerjaan ini."
"Dasar tukang gibah."
"Hey!! Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi pelopor gibah itu sendiri. Saat aku menjadi orang pertama yang tahu tentang sesuatu hal dan bahkan sampai menjadi bahan pembicaraan sana-sini itu sangat menyenangkan. Ada kebanggaan tersendiri di sana."
Felix berdecak. "Aku di sini bukannya ingin mendengarmu curhat. Kau yang harus mendengarkanku tentang apa yang harus kau lakukan."
Felly kali ini cemberut. "Melakukan apa, memangnya?"
"Kau tahu jika dulu Alarick sangat dekat dengan Feli?" Tanya Felix to the point sambil menegakkan duduknya.
Ditanya seserius itu, Felly pun akhirnya mengangguk. "Ya. Cinta monyet Alarick yang berujung sebuah insiden tak terlupakan."
"Um," balas Felix sambil menganggukkan kepalanya. "Dan apakah kau tahu jika Alarick masih sangat mencintai Feli, sekarang?"
Felly mengerjapkan matanya dengan kaget. "Apa? Ini sudah sangat lama. Alarick juga sudah sangat tua, pastinya. Apakah mungkin jika Alarick masih mencintai Feli? Lagipula, Feli hanya cinta monyetnya. Mereka masih terlalu kecil untuk tahu cinta yang sesungguhnya."
Felix menghela napas panjang. "Itu tidak berlaku bagi Alarick. Dia masih mencintai Feli walaupun tahu jika Feli hanya cinta monyet. Sampai sekarang, dia tidak bisa melupakan Feli hingga membuat Valerie tersakiti."
"Maksudmu?"
"Ya. Vale mendengar pembicaraanku dengan Alarick dan anak-anak lain. Dia menangis di hadapanku. Dan rasanya, aku tidak bisa berbuat apapun ketika Valerie masih menjadi istri dari Alarick."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Devil [#TDS3]
Roman d'amourSELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 TAHUN [Cerita Felix - Felly] Konten dewasa 21+ "Kau pikir, aku akan membiarkanmu lepas begitu saja? B...