Prolog

593 85 7
                                    

Di pagi hari yang cerah, seorang gadis cantik sudah rapih dengan seragam sekolah nya. Ia melihat penampilan nya lewat cermin yang terpajang dikamar nya.

"Hmm apalagi ya yang kurang," gumam gadis itu sambil bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Pintu kamar pun terbuka dan menampilkan wanita yang tak kalah cantik darinya. Dia adalah Jihan Az-zahra.

"Ma ada yang kurang gak?" tanya gadis itu pada Jihan—sang mama.

"Sudah, tidak ada yang kurang sayang, kamu udah rapih dan cantik. Yuk turun kita sarapan, udah ditunggu sama papa dan abang," ujar Jihan sambil tersenyum kepada putri nya.

"Bentar maa, Keisya ambil tas dulu," balas gadis itu, lalu segera mengambil tas.

Putri Keisya Shaqilla, nama gadis itu. Lebih suka dipanggil Keisya. Dia anak dari Fadil Syaputra dan Jihan Az-zahra. Keisya seorang gadis yang ramah, baik, ceria, bawel dan cantik. Keisya anak kedua dari dua bersaudara, lebih tepat nya dia punya seorang abang. Ia tidak pernah memakai make up,karena menurutnya memakai make up hanya akan membuat dirinya seperti badut.

~Di ruang makan~

"Selamat pagi Mama, Papa, Abang," sapa Keisya saat sudah sampai di ruang makan.

"Pagi juga sayang," balas Jihan sambil membawa segelas kopi untuk Fadil.

"Selamat pagi juga puteri Papa," balas Fadil—Papa Keisya.

"Pagi juga jelek," ujar Aldo menatap malas ke arah Keisya yang sekarang duduk di hadapan nya.

Keisya yang mendengarnya pun hanya menatap Aldo sinis, "sirik aja lu bang sama gw."

Aldo Putra Pratama—Abang Keisya. Dia wakil ketua osis dan most the wanted di SMA 8 Jakarta. Dia orang nya ganteng, baik, cool, dan jail.

"Sudah, kita sarapan sekarang, nanti kalian kesiangan," ujar Fadil yang diangguki oleh Jihan, Keisya dan Aldo.

Setelah selesai sarapan, Keisya dan Aldo berangkat sekolah menggunakan mobil yang dikendarai oleh Aldo.

~Di Mobil~

Selama di perjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti Keisya dan Aldo. Aldo sedang fokus menyetir mobil, sedangkan Keisya sibuk memainkan hp nya.

"Bang disekolah kita ada Masa Orientasi Sekolah (MOS) gak?" tanya Keisya memecahkan keheningan diantara mereka.

"Gak tau, tahun kemarin sih gak ada, kayaknya tahun sekarang juga gak ada," jawab Aldo masih fokus menyetir.

"Loh, kok gitu bang? Setau gw sekolah yang lain ngadain MOS, kenapa sekolah kita kagak?" tanya Keisya yang sekarang sudah menghadap ke arah Aldo dengan wajah penasaran.

"Gak tau dah, gw juga aneh sama SMAPAN," ucap Aldo mengedikan bahu nya.

"Alah, bilang nya aja elu wakil ketua osis abal-abal, masa gak tau apa-apa," cibir Keisya.

"Gw tuh sebenarnya gak mau masuk Osis, gw juga di paksa jadi wakil ketua osis cuma untuk nemenin temen gw doang, katanya dia gak ada temen di Osis."

"Perasaan dulu lu pengen masuk ekskul basket kan, bang?" tanya Keisya mengingat-ingat bahwa dulu Aldo ingin sekali masuk basket, sampai-sampai ia harus berjuang masuk ke SMA 8 yang terkenal dengan prestasi

"Nah, iya. Gw pengen banget masuk basket. Tapi, tugas jadi wakil ketua Osis aja udah banyak dan buat gw pusing, apalagi kalau sampai masuk basket."

"Tapi kan seharusnya lu udah lepas jabatan dari wakil ketua osis. Karena, lu udah kelas 12 dan harus fokus sama Ujian."

"Tahun kemarin gak ada yang mau masuk osis. Jadi, sekarang gw masih megang jabatan sebagai wakil ketua osis," jelas Aldo sambil sesekali melirik ke arah Keisya.

"Pembukaan untuk masuk osis mulai nya kapan, bang?"

"Seminggu sesudah masuk sekolah dan di beri waktu 9 hari untuk pendaftaran masuk osis, emang kenapa dek?"

"Gw pengen masuk osis, kan dulu waktu SMP gw pernah masuk osis dan jadi ketua osis."

"Emang lu udah punya partner?" tanya Aldo dan Keisya hanya menggelengkan kepala nya.

"Yaudah, lu pikirin dulu siapa yang bakal jadi partner lu nanti, kalo udah ada lu kabarin gw aja."

"Eh bang, kok mobil nya berhenti? Jangan-jangan mogok lagi," wajah Keisya menjadi cemas.

Aldo terkekeh karena kepolosan Keisya, "Ya ampun adik abang polos bener dah, coba deh lu liat ke samping."

Lalu Keisya pun menuruti perintah Aldo,"Hehe, saking serius nya ngobrol, gw sampai gak sadar kalau udah sampai di sekolah."

"Udah, turun sana, hus hus," Aldo mengibaskan tangan nya ke arah Keisya untuk menyuruh turun, seperti sedang mengusir kucing.

Keisya hanya menatap Aldo sinis, "Santai ngapa bang, gw bilangin ke Papa baru tau rasa lu."

Keisya membuka pintu mobil dan turun dari mobil itu dengan perasaan kesal, tidak lupa juga ia mendorong pintu mobil dengan sangat kencang sampai menarik beberapa perhatian murid yang sedang melewati nya.

Sang empu yang punya mobil alias Aldo pun hanya mengelus dada nya 'sabar' sambil menggelengkan kepala nya.

"Padahal tadi niatnya gw pengen becanda, kenapa si Keisya malah jadi marah," gumam Aldo.


















———————————————————————————————————————

Hehe akhirnya bisa up juga. Gimana sama chapter ini? Dapet gak feel nya? Dan jangan lewati cerita "RianSya" ini ya! Baca terus cerita nya dan nanti bakal ada banyak chapter yang akan aku up. Tunggu aja.
Untuk yang mau ngasih saran tentang cerita ini kalian bisa chat aku dan komen di cerita ini. Jangan lupa kasih vote nya ya😉 buat kalian yang udah nge-vote aku ucapin "terima kasih"😊

RianSyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang