Keisya masuk dan melihat ada seorang siswa duduk di depan meja bu Lilis. Di lihat dari seragam siswa itu sama seperti Keisya, yang berarti dia adalah salah satu murid SMA 8.
"Duduk Keisya!" perintah bu Lilis saat melihat Keisya yang masih berdiri di depannya.
Keisya mengangguk dan duduk disamping cowok itu. Cowok itu tak menoleh sedikit pun saat Keisya duduk disamping nya. Malah cowok itu membuang muka kearah lain.
"Ada apa ya ibu memanggil saya?" tanya Keisya sopan.
"Begini Keisya saya mau kalian berdua yang menjadi Ketua kelas dan wakil ketua kelas, karena saya bingung harus memilih siapa yang akan menjadi ketua kelas dan wakil ketua kelas, maka saya percaya bahwa kamu dan Adrian bisa menjaga ketertiban kelas," ucap bu Lilis to the point. Karena bu Lilis tipikal guru yang tidak suka berbasa-basi. Dan Keisya hanya mengangguk.
"Jadi, bagaimana Keisya, Adrian? Apa kalian mau menjadi ketua kelas dan wakil ketua kelas?" tanya bu Lilis.
"Ekhem..." Rian berdehem pelan untuk mengurangi rasa gugupnya ketika berada di samping Keisya.
"Kalo saya tidak masalah bu, tapi tidak tahu dengan Keisya" kata Rian lalu ia melihat ke arah Keisya yang berada di sebelahnya.
Keisya terkejut, "L-lo cowok aneh" tunjuk Keisya kepada Rian.
"Keisya ini namanya Adrian bukan cowok aneh, jadi bagaimana Keisya?" tanya bu Lilis kembali.
"Hmm gimana ya bu, saya sih tidak masalah dengan tawaran ibu tapi saya juga tidak mau jika yang menjadi partner saya itu dia" Keisya melirik Rian sinis. Rian hanya tersenyum tipis.
"Memangnya kenapa Keisya? Adrian anak nya baik, sopan, dan ganteng kok" ucap bu Lilis.
Keisya berdecak pelan, "tapi apa tidak ada orang selain si cowok aneh yang menjadi partner saya bu?" protes Keisya.
"Jika kamu tidak menerima tawaran saya, maka nilai kamu akan merah di raport Keisya" ancam bu Lilis sambil menatap Keisya tajam.
Keisya meneguk saliva nya susah. Dilihat dari cara bu Lilis menatap nya Keisya tahu bahwa bu Lilis tidak suka tawaran nya di tolak, walaupun sebenarnya Keisya ingin memprotes kembali. Namun jika nilai yang sudah menjadi jaminan nya Keisya hanya bisa pasrah, "Yah bu jangan dong" kata Keisya memelas.
Keisya berpikir sejenak, Kalo gw tolak nanti nilai gw bakalan merah dan gak mungkin juga kalo gw terima, Keisya menggelengkan kepala nya.
Apa tidak ada pilihan lain? Dan mengapa juga harus nih cowok yang jadi partner nya? Oke! Ini demi nilai!
Keisya menghela nafas, "Baik bu saya menerima tawaran ibu dan saya mau menjadi partner nih cowok." Keisya melirik cowok di sebelah nya dengan wajah kesal. Bagaimana tidak? Ketika Keisya sedang sibuk protes, Rian malah terlihat sangat santai dengan tawaran bu Lilis.
Bu Lilis tersenyum mendengar jawaban Keisya, "Baik lah, Adrian menjadi ketua kelas dan Keisya menjadi wakil ketua kelas, untuk sekretaris dan bendahara kalian saja yang memilih nya." ucap bu Lilis yang mendapat anggukan dari Rian dan Keisya.
***
"Sya lu kenapa sih? Daritadi diem terus" tanya Finna yang sudah bosen melihat Keisya duduk dengan wajah kusut dari 10 menit yang lalu.
"Pesenin gw es jeruk dan bakso Fin!" suruh Keisya dan tidak menjawab pertanyaan Finna.
Finna mengangguk dan langsung pergi memesan es jeruk dan bakso.
"Sya kenapa lu di panggil sama bu Lilis?" tanya Nanda memperhatikan Keisya yang masih bungkam.
Tak lama Finna datang membawa pesanan Keisya.
Keisya masih diam, seperti enggan menjawab pertanyaan yang baru saja Nanda tanyakan. Nanda dan Finna yang tahu bahwa Keisya sedang badmood pun memilih diam dan memperhatikan apa yang akan dilakukan Keisya.
Nanda meringis saat melihat Keisya menuangkan empat sendok sambel di mangkuk bakso nya "Sya udah, jangan banyak banyak" Nanda menahan tangan Keisya yang akan menuangkan sambel lagi.
Keisya mengurungkan niatnya yang ingin menambah sambel lagi, lalu mulai memakan bakso itu.
Gw yakin ada yang gak beres nih sama si Keisya, batin Nanda bingung
"PEDES ANJIR! AIR MANA AIR!!" teriakan Keisya membuyarkan lamunan Nanda.
Finna berada di samping Keisya langsung memberikan es jeruk milik Keisya.
Semua penghuni Kantin yang mendengar teriakan Keisya hanya memandang Keisya dengan tatapan aneh, bingung dan ada beberapa yang kesal. Wajah Keisya sekarang sudah memerah karena merasa kepedasan.
Keisya menerima dan langsung meneguk habis, "Masih pedes Fin!!" teriak Keisya sambil mengibaskan tangan nya di depan mulut.
"Nih." ucap seseorang memberikan teh manis anget ke Keisya.
Keisya langsung menerima dan meminumnya tanpa memperdulikan siapa yang memberi nya.
"Huh akhirnya udah gak pedes, makasih ya" kata Keisya setelah menghabiskan satu gelas teh manis anget.
"Mangkanya kalo gak bisa makan pedes, jangan pake sambel banyak banyak, nanti lu sakit perut cantik" ucap orang itu sambil menyentil kening Keisya, lalu setelah itu dia pergi.
Nanda dan Finna hanya melongo. Sedangkan Keisya sedang mencerna omongan Rian. Iya! Rian lah orang yang tadi memberikan Keisya segelas teh manis anget.
"Dia kenapa ya? Kok tiba-tiba jadi baik gitu sama gw? Dasar cowok aneh," gumam Keisya bingung sambil memandangi punggung Rian yang mulai menjauh.
"Gw ngerasa Rian suka deh sama lu Sya." ucap Nanda setelah sadar dari keterkejutan nya.
"Udah gak usah ngebahas tuh orang mending kita ke kelas sekarang" walaupun Keisya masih bingung dengan perlakuan Rian tadi tapi ia memilih untuk tidak memikirkannya.
"Gw ke kamar mandi dulu ye, kalian duluan aja ke kelas," izin Finna lalu pergi meninggalkan Nanda dan Keisya.
Setelah Keisya membayar pesanan nya, ia dan Nanda pergi dari Kantin.
***
Brukk
"Sorry gw gak sengaja" kata Finna ketika menabrak seseorang.
"Eh lu Rian kan?" tanya Finna saat menyadari orang yang tadi dia tabrak.
"Iya gw Rian," jawab Rian.
"Lu mau kemana?" tanya Finna.
"Gw mau ke kelas, lu sendiri mau kemana?" tanya Rian balik.
"Bareng yuk, gw juga mau ke kelas" ajak Finna.
Rian mengangguk, "Keisya mana?"
Kenape ye si Rian nyariin Keisya-batin Finna merasa curiga.
"Woy kok lu bengong" kata Rian mengagetkan Finna.
"Eh, iya Keisya udah duluan ke kelas, udah yuk kita ke kelas" kata Finna.
——————————————————–——
Holla guysss
Maaf ya baru di update.Jangan lupa di vote dan komen ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RianSya
Teen FictionBerawal dari pertemuaan yang tidak sengaja membuat Rian dan Keisya semakin dekat. Hingga tumbuhlah perasaan diantara mereka. Namun, mereka tidak mau mengakui kalau mereka saling menyukai. Entah sampai kapan mereka akan menyadari bahwa mereka saling...