Awal.

216 16 5
                                    

"Bagian awal yang akan menjadi kisah."

.𖥔 ݁ ˖.⋆。°✩🪐 ⋆。°✩.𖥔 ݁ ˖

Februari, 2013.

Kala itu senja sudah menghampiri, namun masih terlihat seorang gadis kecil ber-name tag Najla Fathira L. yang berseragam Sekolah Menengah Pertama itu tengah duduk di depan halte sekolahnya sambil memangku pianika berwarna pink dengan merk Yamaha yang telah ia tempel dengan berbagai macam stiker-stiker lucu di tas sampulnya. Gadis ber-cardigan cokelat muda dengan rambut panjang diikat ekor kuda itu terlihat seperti sedang menunggu jemputannya datang.

Dengan kepala yang sedikit pusing akibat flu yang sedang dia deritai, sesekali ia melihat layar ponsel BlackBerrynya untuk sekedar melihat balasan pesan dari sang ayah, namun itu nihil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kepala yang sedikit pusing akibat flu yang sedang dia deritai, sesekali ia melihat layar ponsel BlackBerrynya untuk sekedar melihat balasan pesan dari sang ayah, namun itu nihil. Dengan menaikkan sedikit masker yang bertengger dihidung mungilnya demi menyembunyikan warna yang memerah dibaliknya. Sesekali ia menarik nafas yang sedikit tersendat-sendat karena hidungnya tersumbat sebelah kiri. Belum usai penderitaannya, kini badannya sedikit menggigil karena cuaca sehabis hujan sore tadi membuat pusing yang dideranya semakin menjadi-jadi.

Untuk meredakan pusing yang dideranya, ia menyambungkan earphone putihnya dengan aplikasi musik di ponselnya. Setelah itu, terdengarlah lagu yang lagi booming dikalangan angkatannya akhir-akhir ini, yaitu lagu dari Chrisye- Kala Cinta Menggoda.

"Huft.. gini amat ya derita jomblo kalau nunggu gaada yang nemenin, tau ayah telat jemput mending aku nebeng sama Anes tadi." ucapnya sambil melihat keadaan sekitar yang sudah sangat sepi sambil menikmati alunan lagu.

"Ini ayah parah banget sih anak gadisnya masih nunggu segini lamanya, ini kepala kalau gaada perekatnya udah aku copot ni sangking beratnya." keluhnya lagi.

Saat lagu itu sedang mengalun indah di telinganya, terlihat di seberang sana ada seekor kucing kecil ringkih sedang berusaha untuk menyebrang jalanan saat ini . Gadis itu refleks berdiri sambil mengantongi ponselnya disaku rok birunya kala mendengar knalpot preng sebuah mobil angkutan umum yang sering Ia sebut dengan oplet kini akan melaju ke arahnya.

"Kucing ... meong ... puspus ... kiwkiw ... yaampun cepetan kesini, ntar kamu kena lindas sama oplet kuning itu," teriaknya dibalik maskernya.

"Cepat kucing!!! You can do it. Ayo jalannya dipercepat."

"Ya Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah ... malah tiduran. Lala mau nolongin tapi takut, jadi hamba mesti bagaimana ini" imbuhnya makin panik ketika melihat oplet tersebut semakin dekat.

Tak lama dari itu, terlihat sebuah vespa berwarna hitam mendadak terparkir di tengah jalan tak jauh dari kucing ringkih itu. Sang pengendara yang dilengkapi dengan helm hitam dan bandana khas pemotor vespa saat ini tengah berjalan kearah kucing itu. Kemudian ia gendong sambil mengelusnya dengan penuh sayang. Lalu ia letakkan di atas trotoar dekat gadis itu berdiri. Sedangkan gadis tersebut dapat bernafas lega karena ada seseorang yang baik hati telah menolong kucing tersebut. Buru-buru ia melepaskan sebelah earphone-nya.

Sekarang telah berdiri didepannya sang penolong hari ini, laki-laki yang berseragam sama dengannya namun hanya berbeda pada warna bawahannya saja. Lelaki itu menurunkan bandana yang menutupi sebagian wajahnya, kemudian terlihatlah wajah tampan tanpa dihiasi senyuman sedikitpun.

"Ya Allah ... Kakak ini ganteng banget!! Om Chrisye apakah ini jodohku??"

Tapi ku tak mampu membohongi hati nurani
Ku tak mampu menghindari gejolak cinta ini
Maka izinkanlah aku mencintaimu
Atau bolehkanlah ku sekadar sayang padamu

"Lah ini kenapa lagunya pas banget sama momen saat ini!!" batinnya terkekeh geli.

"Lain kali. Jangan cuma berdiri saja." ucap lelaki itu singkat sambil menaikkan kembali bandananya.

"Ih galak ternyata, tapi gapapa ganteng." Monolognya lagi dalam hati.

"Ma—af ya Kak, saya hmm sebetulnya itu kak, saya tta—kut dengan kucing Kak" ucapnya terbata-bata. Najla menarik nafas sebentar untuk menghilangkan kegugupan, "Ta–pi Kak, saya sudah kasih semangat kucingnya kok supaya jalannya cepat biar gak kelindes sama oplet itu."

Laki-laki tersebut terlihat mengangkatkan sebelah alisnya karena mendengar perkataan aneh dari gadis kecil di depannya ini. Dia menghembuskan nafas panjang ingin membalas namun dikejutkan oleh teriakan pria brewokan yang merupakan pengendara angkutan umum tersebut.

"Heh anak muda! Kalau mau jemput pacar lo jangan parkir motor ditengah jalan begini dong! Ini oplet gue mau lewatnya gimana coba? Mesti diangkat gitu ha?" cerocos supir oplet itu heboh.

"Ih suaranya sebelah dua belas sama si Anes yaampun ..." ungkap gadis itu sambil meminjat pangkal hidungnya.

Gadis tersebut terus memijat pangkal hidungnya agar bisa meredakan pusing yang semakin menjadi-jadi terlebih mendengar teriakan supir oplet tersebut. Samar-samar dia mendengar sang penolong tersebut meminta maaf kepada sang supir.

"Maaf, Mang." ucap sang penolong sambil mendorong vespanya ke pinggir.

"Panggil gue Bang Hendra!! Hen ... dra ... ganteng-ganteng gini enak aja lo panggil Mamang!" balas Hendra sewot.

Terlihat sang penolong tersebut tidak memperdulikan ocehan tidak jelas dari Hendra, dia malah mengengkol vespanya agar hidup kembali. Sedangkan Hendra terlihat bingung dengan dua bocah lain almamater ini.

"Yaampun, ni bocah kalau ngambek bisa-bisanya pacarnya malah ditinggal, memang ya kisah percintaan abg zaman sekarang beda banget sama zaman gue dulu." ucap Hendra sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Neng, mau Aa anterin gak?" tanya Hendra kepada gadis kecil yang sejak tadi hanya terdiam saja.

"Eh, enggak usah Om, saya lagi nunggu dijemput kok" jawab Najla sopan.

"Hei bocah, ini pacar lo ditinggal gitu aja?" tanya Hendra heboh.

Bukannya jawaban yang Hendra peroleh, namun suara geberan motor vespa itulah yang terdengar. Belum sempat sang penolong itu meninggalkan halte, terdengarlah teriakan maha kencang dari Hendra sang supir oplet yang membuat sang penolong tersebut kembali mematikan vespanya.

"ASTAGHFIRULLAH, PACAR LO PINGSAN. KEPALANYA BERDARAH KARNA KEBENTUR ASPAL!!" pekiknya heboh dan mendramatisi keadaan.

Lelaki tersebut sontak berlari menghampiri gadis kecil bermasker biru yang katanya mengalami pendarahan dikepalanya tersebut.

"Rasain lo gue tipu!" ucap Hendra terkikik geli.

.𖥔 ݁

Setelah berperang dengan hati demi melawan pikiran, akhirnya aku berani menuliskan cerita pertamaku ini. Sebelum itu, aku pinjam sebentar semua tentang dirimu, untuk ku tuliskan agar menjadi kisah. Dengan debaran yang tak kunjung
hilang, semoga apa yang aku tuliskan ini bisa kau baca. Namun, kemungkinan kecil itu akan tetap menjadi mustahil seperti perasaan yang tak pernah kau hiraukan. Maafkan aku yang terlalu pengecut karena hanya mampu menulis tanpa hendak mengutarakan. Kisah yang sebenarnya tidak berwarna untuk digambarkan, akan ku tambahkan warna agar menarik untuk kalian baca. Baiklah, dengan ditemani aroma matcha latte kesukaanku. Kini ku persembahkan dengan bangga kepada kalian pembacaku. Inilah tokoh yang paling aku banggakan, Nesta.

Happy reading..

NestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang