N3. Siapa dia?

53 13 2
                                    

"Jika menunggu itu enak seperti pokat kocok Mbak Ratih. Aku bakalan sanggup nunggu walaupun lama"
–Najla

.𖥔 ݁ ˖.⋆。°✩🪐 ⋆。°✩.𖥔 ݁ ˖

Warkop Mbak Ratih.

"Gue pinjam topi lo Dem, malas gue liat anaknya Mbak Ratih!" ucap Nesta.

"Yaelah Nes, sama anaknya lo gak demen tapi kalau sama emaknya iyakan?" tanya Demi sambil menaik turunkan alisnya.

"Ckk.. emang gue kek lo seleranya sama janda." decak Nesta malas.

"Yaelah santai Pak bos, ntar gue traktir deh hehe." rayu Demi dengan cengirannya.

Sebenarnya Nesta menyukai pokat kocok di warung ini, cuma dia hanya malas terhadap anaknya Mbak Ratih yang baru SMP sudah genit minta ampun. Gimana gak genit coba, dia sampai minta nomor ponsel serta alamat rumahnya dengan alasannya ingin memberikan pokat kocok secara gratis.

TRINGG!

Lonceng yang tergantung di tengah pintu itu berbunyi menandakan ada pengunjung yang baru datang. Sontak pandangan pengunjung yang lain tertuju kepada mereka, bagaimana tidak kalau yang datang memiliki paras yang diatas rata-rata. Apalagi yang paling mencolok seorang pria memakai topi hitam yang memperlihatkan mata hitamnya yang tajam itu, dia berjalan sambil menunduk seperti menghindari sesuatu.

"Mbak Ratih yang cantik jelita pokat kocoknya lima dibungkus yaa mbak." kata Demi dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Eh Demi toh, okedeh Mbak buatin yaaa spesial buat Demi dan kawan-kawan deh hehe. Tunggu sebentar yaaa" balas mbak Ratih dengan senyumannya.

Setelah memesan mereka memilih duduk dibangku dekat pintu saja biar cepat keluar. Sebenarnya mereka ingin meminum diwarung Mbak Ratih saja cuma karena Nesta menolak jadi mereka bakalan minum di rumah Nesta saja.

"Lala ituloh di belakang kamu ada cowok ganteng pakai top ... aaaa...aaaa," teriak seseorang di belakang.

Pada saat mereka ingin duduk tiba-tiba terdengar suara teriakan di meja pojokan sana. Karena penasaran mereka melihat sekilas siapa yang teriak ternyata seorang pria yang lumayan berumur sedang ditemani anak sekolahan dua orang, kalau diperhatikan dari seragamnya sepertinya mereka adalah murid D'joya.

"Eh itu siapa? Kayak anak D'joya deh, tapi kok sama bapak-bapak atau om-om gitu ya? Atau jangan-jangan mereka itu simpanan?" tanya Bais ceplas ceplos.

"Lo gausah ngacok deh Is" ucap Rival.

"Tapi kayaknya mereka ngomongin lo deh Nes." timpal Demi.

"Mukanya gak keliatan lagi! Siapa ya kirakira? Apa gue samperin aja kali ya?" tanya Demi penasaran.

"Gausah, biarin aja. Gak penting." timpal Nesta.

Bagi Nesta hal yang seperti itu adalah hal yang wajar, maka dari itulah sebenarnya dia malas berada ditempat keramaian seperti ini akan ada banyak pasang mata yang melihat kearahnya. Nesta tidak suka akan itu, risih rasanya.

Akhirnya pesanan mereka datang dan mereka langsung bergegas pulang kerumah sebelum berjumpa dengan anaknya Mbak Ratih yang super genit itu.

.𖥔 ݁ ˖.⋆。°✩🪐 ⋆。°✩.𖥔 ݁ ˖

Sesampainya dirumah Nesta,

"Assalammualaikum."

"Waalikumsalam, eh anak Bunda yang ganteng udah pulang" jawab Rina, Bunda Nesta dengan ramah.

NestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang