1. Pindahan

10.5K 228 4
                                    

WELCOME

>><<

Seorang gadis sedang menatap langit yang di hiasi bintang yang berkelap-kelip dengan pandangan lurusnya. Punggungnya bersandar pada kursi dan sesekali tangan kanannya mengambil gelas yang berisi coklat hangat dan meminumnya dengan tenang.

Dia adalah Zoya Sifabella. Zoya adalah anak kedua dari pasangan suami istri--- Marvel Prihadi dan Sifa Aleysia. Zoya memiliki kakak laki-laki yang bernama Mahendri Prihadi---dia sudah kuliah semester lima mengambil jurusan Bisnis di salah satu universitas negeri yang terkenal di Jakarta.

Udara malam yang berhembus membuat gadis itu menggosok telapak tangannya lalu ia tempel di pipinya. Zoya menghela nafasnya dengan panjang, hari ini dia akan meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan tentang dirinya.

Entah itu dengan masa kecilnya, bersama teman-temannya, juga dengan seseorang yang dulu pernah berada di hatinya. Sebuah tepukan di pundaknya membuat gadis itu menoleh ke arah sampingnya dan terlihat perempuan paruh baya yang memiliki rambut coklat seperti Zoya tengah tersenyum lembut.


"Sebentar lagi kita berangkat, apa teman-teman kamu tidak kesini?"

Zoya menggeleng lemah, "Zoya melarang mereka kesini mah, lagian kalau mereka kesini yang ada buat Zoya sedih," Lirihnya.

Sifa---mamah Zoya, menatap anak perempuannya seraya mengelus puncak rambutnya, "ya, mamah mengerti. Ini pasti keputusan yang sulit untuk kamu, apalagi kamu memiliki banyak kenangan di rumah ini dan di kota ini"

Mendengar itu Zoya tersenyum kecut. Ya, begitu banyak kenangan yang di lalui oleh Zoya, entah itu dari kenangan yang bahagia bahkan dengan kenangan pahit juga. Sebenarnya keputusan Zoya yang menyetujui perpindahan rumah orang tuanya itu tidak membuatnya menyesal, malahan Zoya sangat bersyukur akan pergi dari kota ini dan memulai hidup baru di ibu kota.

Alasan perpindahan rumahnya adalah karena Ayah Zoya memiliki pekerjaan yang menuntutnya untuk tinggal di ibu kota. Ayah Zoya yang merasa lelah karena sering bolak balik Bandung ke Jakarta akhirnya memutuskan untuk pindah rumah di Jakarta. Walaupun Zoya merasa sedih karena akan pisah dengan teman-temannya tetapi, Zoya bisa bernafas lega karena tidak akan bertemu dia lagi.

"Yasudah kalau gitu, mamah ke bawah dulu," ucap Sifa yang mendapatkan anggukkan dari Zoya.

Sepeninggalan mamahnya, Zoya memasuki kamarnya. Ia menatap sebuah bingkai foto yang berada di atas meja belajar dengan tatapan datarnya. Di foto itu ada dirinya yang sedang memakan harum manis dan di sebelahnya ada seorang pria yang wajahnya sudah di coret-coret dengan spidol hitam oleh Zoya.

"You are so fucking hurt me," Kekeh Zoya dengan senyuman mirisnya. Sekilas bayangan itu muncul lagi, membuat Zoya semakin benci karena dengan brengseknya lelaki itu telah mematahkan hatinya.


Zoya mengambil slinbag nya lalu mengambil satu koper berukuran sedang yang berada di atas kasurnya. Sebelum menarik kopernya, Zoya melirik ke sebuah kotak bewarna merah yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Ia mengambil kotak itu lalu memasukkannya ke dalam slinbag-nya. Mungkin hanya kotak itu yang akan di bawa Zoya sebagai sebuah kenangan bersama dia.

My Stupid Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang