Bersediakan Kau Pergi Untuk yang Kedua Kalinya?

179 12 0
                                    

Tuti tidak menyangka jika Said akan memata matainya, dia juga agak kurang setuju jika Said akan menginap di Villa itu, karna itu akan sangat merepotkannya. Cowok itu terlalu banyak aturan, tapi mau bagaimana lagi, sepertinya Tuan Mudanya sangat senang mempunyai seorang teman yang dapat menemaninya di tempat ini.
Gadis itu masih belum tau dalam rangka apa Ian sampai ke desa ini, biasanya mereka akan pergi ke desa ini sekeluarga, tapi kenapa saat ini hanya Ian sendiri.
....
Di kediaman Bayu. Pak Kades itu sedang berusaha menjadi dokter dadakan, Claudy membiarkan Bayu merawat tangannya sambil tersenyum karna melihat ekspresi pria itu yang serius.
Dia melilit tangan Claudy seperti melilit mumi.  melihat itu Claudy tertawa dan berkata.
" Pak Dokter... tanganku hanya terluka, kenapa kau melilitnya seperti tanganku patah saja? " guraunya. Mendengar celetuk Claudy, Kades itu tertawa.
Setelah selesai, Claudy pamit pulang, tapi Bayu menahannya dan bermaksud akan mengantarnya,
"Mumpung libur dan masih pagi... . maukah kau pergi bersamaku?" Tanyanya penuh harap.
" Kemana? " Tanya Caludia.
" Pohon Legenda.. Besediakah kau pergi untuk yang kedua kalinya? " sambung Bayu menatap Claudy penuh harap.
Jantung gadis itu serasa mau copot karna tatapan itu, seketika tangannya menjadi dingin. dengan gugup dia menjawab.. " aku.. bersedia.."
Mendengar jawaban itu rasanya Bayu hendak bersorak sekuat tenaga, tapi dia berusaha menahan dirinya untuk bertingkah konyol seperti anak anak.
Sebagai seseorang yang punya intelektual yang tinggi, rasanya lucu kalau mereka percaya dengan legenda tersebut, tapi entah kenapa mereka sangat ingin mengikuti hal tersebut.
Bukannya mereka percaya dengan sebuah legenda, tapi.. legenda itu sangat unik, sehingga mereka tertarik untuk mengikuti. Tapi mereka tetap yakin bahwa jodoh berada di tangan Tuhan, bukan karna nangkring tiga kali di bawah sebuah pohon sampai tengah hari.
Tapi... persetujuan Claudy datang ke sana seolah olah Claudy telah menerima pernyataan cintanya secara tidak langsung, makanya dia merasa sangat gembira.
Akhirnya mereka pergi menggunakan mobil Bayu, sepeda Claudy diletakkan di bak belakang mobil Hillux Sport tersebut, dan menurunkannya di Pustu dan mereka meneruskan perjalanannya.
Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di tepi tebing tersebut, dan duduk di bawah pohon tua itu. Merka bercerita banyak hal sambil menikmati keindahan pemandangan di bawah sana, Hamparan sawah yang menghijau menyejukkan mata yang memandangnya.
"Tanah di sini sangat subut, penduduknya pasti akan sangat makmur. " Kata Claudia.
" Ya, aku harap begitu, aku sudah membuat KUD seperti usulmu, berkat itu, ekonomi penduduk semakin meningkat, karna mereka sudah terhindar dari tengkulak dan rentenir. " Kata Bayu.
" Apa mereka tidak meneror mu? karna usaha mereka jadi terganggu. " Tanya Claudy cemas.
" Iya sih..  tapi mudah mudahan aku bisa mengatasinya, do'akan saja aku. " Kata Bayu tersenyum.
" Aku harap kau berhati hati. " Kata Claudy masih dengan nada cemas.
Bayu tersenyum menatap Claudy beberapa saat, sehingga membuat gadis itu menjadi grogi, dan akhirnya dia bertanya.
" Kenapa kau tersenyum seperti itu? "
" Aku senang kau mencemaskanku" katanya masih terus tersenyum dan menatapnya.
Waktu terus berlalu, mereka terus berdiskusi tentang keadaan desa itu, Bayu sangat bersyukur bisa mengenal Claudia,  ternyata gadis ini mempunyai pemikiran pemikiran yang sangat membantu Bayu.
Bayu selalu siap sedia dengan bekal, sehingga mereka tidak kelaparan meskipun tak ada warung di sana.
Layaknya sedang piknik, mereka duduk di atas tikar yang sengaja di bawa Bayu, sehingga membuat mereka nyaman.
Setelah hari mulai sore, mereka pulang, Bayu mengantar Claudy ke Pustu, lalu melanjutkan pulang ke rumahnya.
Tak lama kemudian,  Ian yang sudah tau identitas Claudy datang ke Pustu tersebut. Claudy sempat kaget. Tapi Ian minta maaf, karena pagi tadi dia membuat Claudy tidak nyaman. Ternyata Ian adalah orang yang humoris, ada ada saja ocehannya yang membuat gadis itu tertawa.
Tiba tiba Ian panik dan berkata.
" Hah.. ponselku, dimana aku menaroknya" katanya sambil meraba raba semua saku baju dan celananya.
Melihat itu Claudy ikut cemas.
"Bu Dokter, tolong hubungi nomorku ya!  Bisa pinjam hp mu sebentar? "
Claudy memberikan ponselnya, dengan cepat Ian menekan nomor hp nya..Dan.... berderinglah di saku celananya. Ian juga menyimpan nomornya di hp Claudia tampa sepengetahuan gadis itu.
"Ku save ya! " katanya nyengir.
Claudy cemberut dan berkata.." Caramu norak" katanya manyun. melihat Dokter Cantik itu kesal, Ian tidak bisa menyembunyikan tawanya.
" Bu Dokter... aku pulang dulu, sampai jumpa besok.. "katanya tersenyum manis.
" Kau akan datang lagi besok? " Tanya Claudy heran..
" Tentu saja,  dan ku harap ku juga bisa datang dihatimu! " katanya sambil tersenyum genit.
Claudy. :"..."

Bunga Cinta di Sebuah DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang