Cihuuuy.....! Mama.... Mama... aku lulus, Ma! "teriak Claudy girang, sambil berlari memasuki rumahnya.
" Kamu kenapa Claudy? bukannya baca salam malah teriak-teriak tak karuan" Protes mamanya.
" Maaf, Ma....! Habis aku senang sekali, kompreku berhasil, dan aku bisa wisuda periode ini." Kata Claudy tak bisa menahan rasa gembiranya.
"Betulkah? setelah wisuda, kamu bisa bekerja di rumah sakit papamu"Jawab mamanya tak kalah girang.
"Iya Mama...., meskipun... aku ingin mengikuti tes PNS." Jawabnya.
" Hmmm.... lagi-lagi, kata sang mama sambil berlalu.
Sore itu juga, Claudy memacu mobilnya menuju rumah Danar, seorang pria yang sudah mengisi hari-harinya hampir setahun ini. Tapi begitu sampai di depan pintu, dia tertegun karna melihat sesuatu yang tak pernah Ia bayangkan selama ini. Danar yang selama ini selalu dianggabnya begitu sempurna, mencintainya sepenuh hati, ternyata bermain dibelakangnya.
seorang gadis cantik yang selama ini Ia anggap sebagai sahabat ,ada di sana, dan tak mungkin tingkah mereka hanya sebatas teman. Mereka juga kaget setengah mati melihat Claudia yang berdiri terpaku didepan pintu.
"Claudy.... " kata-kata Damar terhenti melihat tangan Claudy terangkat mengisaratkan diam.. " Sudah, gak perlu dijelaskan, aku paham" kata Claudy sambil berlalu. "Clau... A.. aku.. aku.. "perkataan Rindu yang gugup juga terputus karna isyarat tangan Claudia. tampa kata, gadis itu berlalu dan memacu mobilnya. Kedua insan itu terpaku...
Hampir tiga hari Claudy mengurung diri di kamar, sampai sampai, mamanya kehilangan akal membujuknya keluar. Pada saat itu, bel berbunyi, ternyata Wanda, gadis jutek yang selama ini selalu berkomentar apapun tentang dirinya.
"Claudy ada tante? " Tanya gadis itu cukup sopan.
"Ada, ada, tapi.. lagi patah hati tuh. "jawab mama claudy,
"Dasar, yang seperti itu dipikirin.. Oh ya tante, aku boleh ketemu gak? ". "boleh ,boleh .Omelin gih! jawab mamanya Claudia.
Wanda mengetuk pintu kamarnya Claudia.
" Claudy.... buka dong.. masa gitu aja kalah? Pakai nangis bombai segala.. Buka..! kalau gak pintunya ku dobrak.. Kuhitung sampai tiga nih! ". Ternyata ancaman Wanda berhasil, Pintu terbuka, nampaklah pemandangan kamar yang berantakan seperti habis ditinggal setahun.
" Ya ampuuuuun... ini apa ya? "Tanya Wanda heran. "Lo kenapa? putus? trus gara gara itu gak datang kekampus?kacau,kacau,apa gak ada cadangan? kayak cewek yang gak laku aja, cuma dia yang mau ama lo? Cowok banyak neng.. masak gitu aja dunia lo dah berakhir? lagi pula dulu gua kan udah pernah bilang ma lo, mereka menghianati lo, tapi lo terlalu percaya sama Si Sayang lo itu kan? dan bilang gua bohong. "Wanda sengaja menekankan kata Si Sayang lo itu, pada Claudy. Wanda terus berceloteh ria mengejek Claudy. Akhirnya telinga gadis itu panas juga. Dengan hati mantap Ia menghapus air matanya.
"Mandi gih! Kita selesaikan tugas kita, kan belum selesai non, pokok nya harus wisuda periode ini ya!.
"Mama... aku kekampus dulu ya! " yang di sapa kaget. Lalu mama Claudy menarik tangan Wanda beberapa langkah dari Claudy dan bertanya sambil mengerutkan keningnya dan melemparkan pandangan heran pada Claudy.
"Kamu apain Wan? Tante dah tiga hari membujuk gak berhasil, kamu gak nyampe tiga jam udah kayak gini, "
"hehe.. tante, itu mah.. bakat alami.. "jawab Wada nyengir.
"Mama gak tau sih, coloteh wanda lebih pedih dari pada putus cinta" batin Claudy.
berkat temannya yang cerewet ini, Claudy bisa mengatasi galau di hati nya. Meski dikampus dia melihat Rindu dan Danar, tapi dia bisa mengontrol emosi dan mengingat kata kata si jutek Wanda" Dunia belum berakhir"
kayak lagu tempo dulu
"dunia belum berakhir...
bila kau putus kan a... ku..
masih banyak te.. man ku di si.. ni..
menemaniku"
Eh, tapi dia kan gak diputusin, cuma di duain..
Danar malah kaget gak nyangka Claudy bakal santai kayak ini, dia sedikit kecewa, ternyata... dia nggak seistimewa bayangannya bagi Claudy. Dalam tiga hari dah dilupain..nyesek juga sih, pikirnya.
Akhirnya hari wisuda telah datang, gelar dokter telah diraih. Dengan rekomendasi sang mama, akhirnya Claudy dan Wanda bekerja di rumah sakit ayah Claudy. Tentu saja juga
karna nilai yang mendukung. Tapi keinginan Claudy untuk mengikuti tes PNS tak bisa dibendung. Dan ternyata dia lulus.
pada hari ini, Claudy akan melihat tempat tugasnya, disebuah desa, dikaki bukit nan indah, papa , mamanya dan juga Wanda mengantar ke sana, dengan perasaan sedih melihat tempat tugas putri semata wayangnya yang jauh dari keramaian
"Kamu benar-benar mau tinggal di sini nak? Kan mendingan di Rumah Sakit kita, trus... gimana cara kamu bertahan hidup, kamu batalin aja ya"bujuk mamanya.
"Ya ampun mama.. belum juga dicoba, coba mama liat deh, warga di sini ramah ramah kan?. Lagi pula aku kan udah dewasa ma... "
"Baru 22 tahun. .. kamu masih kecil Nak, mama temenin ya, biar mama di sini juga" pinta mamanya. papa Claudy langsung kaget mendengar permintaan istrinya, takut kalau Claudy menyetujui usulannya.
"Gak usah lah ma, mbok Yem dan Inah kan ikut aku, trus papa gimana? kerjaan mama gimana? lagi pula, biar belajar mandiri lah ma, biar aku nggak manja lagi, nambah pengalaman gitu, pokoknya mama percaya aja ya. do'akan Claudy aja ya" katanya sambil memeluk sang mama.
"Iya ,Ma nggak usah cemas lah!. Anak kita udah dewasa kok" Kata papa yang sebenarnya juga takut kalau - kalau mama ngikut Claudy.
Beberapa hari sebelum hari ini, Papa Claudy sudah survei ke desa ini, menemui kepala desa, meminta untuk merenovasi rumah dinas yang akan di tempati putrinya, bahkan mencari informasi jika ada tanah yang akan di jual di sekitar puskesmas, karna Ia berencana untuk membangun Villa di desa ini, dan jika sewaktu - waktu mereka ke sana, mereka bisa menginap. Apalagi membayangkan Istrinya yang sudah pasti akan sering bolak balik mengunjungi putrinya. Dan syukurnya dia menemukan tanah tersebut, dan sudah mulai merencanakan untuk pembangunannya.
Claudy melirik kearah Wanda yang dari tadi diam seribu bahasa. Kenapa dengan anak ini? apa dia sakit? jangankan mendengar celotehannya, satu huruf pun nggak keluar dari bibir tipisnya. batin Claudy. Merasa ada yang memperhatikannya, Wanda menoleh, dia melihat Claudy yang memandang lembut padanya sambil mengangkat alis, seolah olah dia tau yang di tanyakan Claudy,
"Aku tidak apa apa", katanya sambil berlari kearah Claudy dan memeluk sahabatnya itu.
"Sudah, jangan nangis...meski kutinggalkan, dunia belum berakhir". Goda Claudy yang disambut dengan pukulan lembut Wanda kelengan atas Claudy, yang membuat gadis itu pura pura kesakitan. Setelah semua beres, Papa, Mama, dan Wanda, kembali ke Kota mereka, dengan perasaan sedih, Claudy di tinggal di desa ini.
Kabar tentang datangnya dokter cantik itu telah menyebar ke seantero desa, tak sedikit pria yang pura-pura sakit datang ke puskesmas itu setiap harinya hanya untuk melihat wajahnya, Tentu saja Claudy mengetahui kalau mereka tidak benar benar sakit. Tapi dia tetap bertanya banyak hal pada mereka. Sikapnya yang ramah, dan wajah yang manis membuat dokter muda ini menjadi buah bibir di desa itu.
Desas desus tentang dokter muda ini akhirnya sampai juga ketelinga Pak Kades. Meskipun dia telah bertemu dengan ayah Claudy, tapi dia tidak pernah bertemu dengan dokter itu. Akhirnya Pak Kades muda ini malah ikut penasaran, seperti apa sebenarnya gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Cinta di Sebuah Desa
Fiksi RemajaDihari dimana Claudy ingin memberitahukan bahwa kompre nya berhasil kepada kekasihnya, dihari itu juga dia mengetahui perselingkuhan kekasihnya dengan wanita yang selama ini dianggab sahabatnya. Perasaannya amat hancur, berkat seorang sahabat yang...