#TELUH# ( SANTET )
***********************
#DendamPart3#***
.. Kikan semakin menggenggam tangan Mira sekuat tenaga ketika tepukan dipundak membuat Mira memekik karena kaget, tidak serta merta mereka menengok kebelakang karena rasa ketakutan yang melanda akibat kasus makam yang terbongkar.
"Mira.. kamu kenapa nak !" Suara lembut terdengar , suara yang dikenalnya.
"Ummiii.. , Mira segera memeluk wanita yang tadi menepuk pundaknya." Ummi ngagetin Mira saja !", tukas Mira manja pada ummi.
"Lagian kalian berdua, dari tadi ummi panggil tidak nengok - nengok !", jawab ummi dengan lembut.
" Ayo pulang jangan berlama - lama di jalan !". Kata ummi mengajak kedua gadis tersebut yang sangat di sayanginya.
Ya Kikan sudah seperti anaknya sendiri sejak bersahabat dengan Mira anaknya sedari mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar.Ketika senja mulai merangkak disela rimbunnya pepohonan suara sapaan halus terdengar menyapanya.
"Assalamualaikum !",
"Waalaikumsalam !", jawab Kikan
" Pak Dokter !" ," Jangan panggil Pak Dokter lagi dong ,Panggil saja abang !",
"Iyya Pak , eh abang ",kata Kikan malu - malu, wajahnya memerah , apakah ini yang dinamakan jatuh cinta ?. Seribu pertanyaan menghampiri batin Kikan.
" ini ada oleh - oleh dari kabupaten !, tadi abang ke kota ada pertemuan, tolong berikan ke emak ya !, sampaikan salam abang pada emak", kata Pak Dokter Jecky.
Abang pamit dulu mau mandi dan bersiap - siap ke mesjid.
" Iyya bang , terima kasih, akan saya sampaikan salam abang pada emak"."Abang pamit ya dek , Assalamualaikum !" .
" Waalaikumsalam ".
Dipandanginya kepergian Pak Dokter, tiba - tiba angin dingin menerpa wajah Kikan seketika, bulu kuduk Kikan merinding, sesosok tubuh melihat dan memandangi Kikan dari balik pohon diseberang jalan, akan tetapi Kikan tidak melihatnya karena pandangannya tertuju kepada Pak Dokter yang masih melambaikan tanggan diatas kendaraannya.
Suara jangkrik menemani Kikan yang sedang membaca buku yang dibawanya dari Kota tempat Kikan di tugaskan mengajar,secangkir wedang jahe dan pisang rebus menemaninya.
Emak masih mendengarkan lagu - lagu dari radio tua peninggalan bapak, Kikan tersenyum ketika memalingkan wajah melihat ke arah Emak, wanita yang sangat di sayanginya.
Andai Emak mau di ajak tinggal di kota ya ! Gumam Kikan.... Braakkkk...
Tiba - tiba terdengar lemparan benda keatas genting rumah Kikan , Kikan terperanjat, untunglah Emak tidak mendengarnya.
Ingin rasanya Kikan keluar untuk memeriksanya akan tetapi hatinya masih diliputi ketakutan atas apa yang terjadi di kampung sebelah.
' Besok saja saya periksa batin Kikan'.
Udara yang tadinya dingin tiba - tiba terasa panas membakar , Kikan segera menutup buku yang dibacanya dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat sunnah agar tidak ada kejadian aneh yang menimpa nya malam ini.*****
Ketika Pagi menjelang Kikan bergegas membuka pintu dan jendela kemudian berjalan disekitar rumah memeriksa rumah apa yang mengenai atap rumahnya semalam.
Matanya tertumbuk pada sepotong gedebong pisang berukuran setengah meter yang terbungkus kain putih serupa kain kafan , gedebong pisang tersebut di ikat menyerupai bentuk pocongan mayat .
Kikan bergidik, melangkah mundur menjauhi benda tersebut , wajahnya pucat pasi , Kikan beristigfar dan membaca doa penolak bala.'Emak tidak boleh tau hal ini ', Kikan bergumam.segera ditutupinya benda tadi dengan sapu dan bergegas menemui Pak Kades di rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter.
Setengah berlari membuat nafasnya ter engah - engah ketika menemui Pak Desa yang tengah duduk di teras rumahnya.Pak Kades bergegas bangkit dari kursi di ikuti Bu Kades , hampir saja Pak Kades jatuh menubruk meja karena kaget mendengar laporan Kikan.
" Bu .. tolong panggil Pak Sekdes, biar bapak memanggil Pak Yadi dan Pak Eno untuk menemani !, Jangan ribut - ribut dulu takutnya warga akan semakin panik !", kata Pak Kades.
Akhirnya setengah berlari Pak Kades dan Kikan menuju belakang rumah Emak Kikan di temani 3 orang tetangga Kikan.
"Itu pak !", tunjuk Kikan sembari jari telunjuknya di arahkan ke sapu lidi .
Pak Yadi kemudian mengambil sapu yang tadi dipakai Kikan untuk menutupi benda tadi.
" Astagfirullah..! mereka semua terkejut setelah melihat benda apa yang tadi ditemukan Kikan.
" YA TUHAN .. !" apa yang terjadi kata Bu Kades yang tiba - tiba sudah berada di samping Kikan bersama Pak Sekdes , Pak Imam mesjid dan 4 orang lainnya.
Mereka semua terdiam saling memandang, ketika tiba - tiba Pak Yadi menunjuk kearah benda tersebut sambil gemetar.
Benda tadi mengeluarkan asap tebal dan setelah asap tersebut hilang maka gedebong pisang yang terbungkus kain tadi hilang dengan sendirinya.Semua terperanjat dan Bu Kades Pingsan seketika.Kejadian yang hanya sepersekian detik terjadi.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
#Teluh_Dendam#
Horror#TELUH# ( SANTET ) ******* #DendamPart1# * Kikan menghembuskan nafasnya, ada perasaan menusuk di barengi setitik airmata, keputusannya sudah bulat dan tidak bisa lagi ditawar - tawar bahkan nasehat dan tangisan ibu dan sahabatnya Mira tidak lagi bis...