#TELUH# #DENDAM#

3K 86 2
                                    

#TELUH#(SANTET)
*********************
#DendamPart5#

*****

.. Seketika bulu kuduk Kikan merinding, angin dingin menerpa wajahnya, sadar Kikan.. sadar Kikan , batinnya berbicara, Kikan segera mengucap Asma ALLAH, tasbih ditangannya mulai bergerak.

.....Gedebug..braaaakkk...

Sesuatu jatuh dan pecah didepan rumah, Kikan mematung.
Beberapa warga bergegas keluar untuk memeriksanya.

" Maaf gak sengaja potnya jatuh !".suara wanita samar - samar terdengar

" Eh.. Neng Gayatri !, terdengar suara Mang Ujang diteras depan.
"Silahkan masuk Neng !", kata Mang Ujang lagi

Wanita yang bernama Gayatri berdiri pas didepan pintu depan, matanya memperhatikan sekeliling dan pandangannya menjadi sinis ketika melihat Pak Kades, dengan senyum yang dipaksakan Neng Gayatri mengucapkan salam.

" Assalamualaikum!".

" Waalaikumsalam !", serempak warga yang berada didalam rumah Mira membalas salam.

"Silahkan duduk  Neng !" , kata Bu Kades.

Entah mengapa Kikan merasakan udara menjadi sangat sesak, bau parfum yang tadi diciumnya semakin dirasanya, tetapi wanita yang baru datang ini sama sekali tidak memakai parfum seperti yang tadi diciumnya akan tetapi kenapa tengkuknya mendadak dingin ?

" Neng Kikan ya ?", kata Gayatri sambil mengulurkan tangannya.
" Saya Gayatri !", guru di sekolah kampung ini. Gayatri mengenalkan dirinya pada Kikan.

Kikan menyambut uluran tangan Gayatri dan menyalaminya, tangan wanita itu terasa dingin mungkin karena habis berkendara dari kampung sebelah.

" Nak , ini Gayatri Ponakan ibu dari kabupaten yang jadi guru di kampung kita !", kata Bu Kades mengenalkan wanita yang masih duduk di sebelah Kikan.
" Nak Gayatri juga istri muda Pak Arya !", sambung Bu Kades .

Gayatri tersenyum malu - malu ketika Bu Kades menjelaskan siapa dirinya.
Ada binar gembira dan bangga di matanya ketika dia dikenalkan sebagai istri pak Arya.

Kikan membatin "jika sudah menikah , lalu kenapa pak Arya selalu mencoba menggodanya ?", mungkin iseng.

" Bude.., tadi Atri kerumah mau membawakan titipan mas Arya karena mas Arya berangkat keluar daerah malam tadi ", kata Gayatri menjelaskan maksud kedatangannya.
Diserahkan nya tas berisi kertas yang sama sekali tidak terbaca oleh mereka semua.

" Oh .. itu bahan penyuluhan tanaman yang akan dibagikan pada warga"!, sahut pak Kades.
" Kok nak Arya tidak memberitahu Pakde ya kalau mau keluar daerah ?", tanya pak Kades.

" Tidak lama kok Pakde ! paling juga besok sudah kembali", jawab Gayatri.

" Gayatri pamit dulu ya !, karena harus mengajar lagi !"
" Dek Kikan hati - hati ya !".

Kikan menatap wajah Gayatri, ada nada aneh terdengar ketika dia mengucap kata hati -hati , suara itu terdengar seperti dari jauh dan melengking.

***
" Alhamdulillah .. Allahu Akbar ,, tiba  - tiba warga yang berada di dalam rumah berteriak menyebut nama Sang Pencipta.

Kikan berdiri dan mencoba melihat apa yang terjadi.
Rupanya Mira mulai sadar.

"Aaaahhhhhhhhhh........ Tolonggggg..."

Mira seketika terduduk dan berteriak seperti orang gila beberapa orang mencoba memegangnya dan menenangkannya.

".. Plaaakkkkk ... !"

Sebuah tamparan akhirnya menenangkan Mira.
Mira menatap orang yang telah menamparnya dan tangisnya pun pecah.

" Maafkan saya ya Mira !", bukan maksud saya untuk menyakitimu !, kata Kikan sambil memeluk Mira, tangis keduanya pun pecah.
Keharuan menyelimuti dalam rumah Mira.

Setelah tangisnya mereda, Mira meminta berdua saja dengan Kikan untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya subuh tadi.
Setelah Dokter Jecky memastikan kondisi Mira, maka akhirnya infus pun di lepas olehnya dan mengijinkan Mira dan Kikan untuk menyendiri di kamar Mira.

Entah apa yang mereka berdua bicarakan, semua warga hanya bisa mengira - ngira akan apa yang akan terjadi.mereka hanya menatap pintu kamar yang tertutup rapat tanpa bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

Tiba -tiba suara tangisan Kikan dan Mira menggema, Ummi dan Bu Kades menyerbu masuk kedalam kamar.
Apa yang terjadi pada mereka ?

...bersambung

#Teluh_Dendam#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang