#TELUH# ( Santet )

4.3K 96 3
                                    

#TELUH# ( SANTET )
*******
#DendamPart1#

*

Kikan menghembuskan nafasnya, ada perasaan menusuk di barengi setitik airmata, keputusannya sudah bulat dan tidak bisa lagi ditawar - tawar bahkan nasehat dan tangisan ibu dan sahabatnya Mira tidak lagi bisa mengubah segalanya.
Hatinya telah menghitam bahkan senyumnya berubah menjadi seringai licik, perlahan namun pasti di bukanya penutup kepalanya yang selama ini menjadi penjaga diri dan penjaga dari pandangan nakal laki - laki yang selalu menggodanya walaupun dia telah bersuami.
Dendam atas peristiwa yang terjadi membuat hatinya sekelam malam.

Tatapan Kikan semakin menusuk tajam, hatinya sekelam malam, keputusannya sudah bulat, harus kulakukan bisiknya.
Di minumnya air kembang melati bercampur darah ular yang diberikan oleh Nyi Wuri dukun santet terkenal dari kampung seberang pulau.

Kikan seorang gadis cantik, penurut , lembut . Selain cantik dan manis tutur katanya sangat halus, Kikan tau bahwa kecantikan yang di milikinya akan membuat banyak pandangan mata akan tertuju padanya oleh karena itu Pesantren Putri menjadi pilihan sekolahnya agar terhindar dari segala hal buruk.

Karena kepandaiannya Kikan berhasil mendapatkan beasiswa dari pesantren nya dan bersekolah di luar negeri , suatu hal yang sangat membanggakan orang tuanya, suaranya yang sangat indah ketika melantunkan ayat suci akan sanggup membuat airmata yang mendengarnya akan menitik.

Mira adalah sahabat Kikan semenjak bersekolah di pesantren dan setelah lulus dari sekolahnya pun mereka sama - sama diterima mengajar di sebuah perguruan tinggi .Akan tetapi walaupun Kikan lulusan luar negeri akan tetapi sifat nya pun masih seperti yang dulu tidak ada yang berubah hanya kecantikannya semakin menggoda.

" Alhamdulillah , sudah masuk liburan !", jadi pulang kampung kan ? tanya Mira.

" Insya ALLAH !, saya rindu emak "!, jawab  Kikan.

Perjalan pulang kali ini sangat di nantinya, bagi Kikan, emak adalah segalanya semenjak bapak meninggal 6 bulan silam emak tinggal sendiri di kampung , benerapa kali Kikan mengajak emak untuk tinggal dikota tetapi emak selalu menolak karena kata emak tidak ingin jauh - jauh dari bapak.

Emak Kikan bukanlah  emak - emak milenial jaman sekarang , emak Kikan tidak bisa baca tulis dan lebih suka air yang di rebus menggunakan kayu bakar dan menanak nasi menggunakan tunggu tua peninggalan suaminya, walaupun seperangkat alat masak modern telah di belikan oleh Kikan, akan tetapi alat masak tersebut malah menjadi pajangan saja.
Emak lebih suka mendengarkan bunyi jangkrik dan radio tua peninggalan almarhum suaminya ketimbang menonton tivi yang di berikan oleh anak semata wayangnya.

Ketukan halus di siang hari membuat emak tergopoh - gopoh membuka pintu dapur , dilihatnya sosok yang sangat dirindukannya sedang tersenyum manis.

" Emakkk.. ", ini Kikan mak anak emak !.

Kikan berlari kedalam pelukan emak yang sangat dirindunya, diciumnya kedua pipi , kedua tangan dan Kikan pun bersimpuh di kaki emak .

" Emakk.. ,Kikan rindu emak ! tangis kerinduan keduanya pun pecah seakan musik syahdu di kesunyian desa.

Sore itu setelah melepaskan rindu , Kikan dan Mira berjalan menyusuri pematang sawah menuju sungai, sapaan warga yang melihat Kikan gadis desa kebanggaan mereka membuat hati mereka sangat bergembira karena Kedatangan Kikan selalu membawa oleh - oleh berupa buku - buku dan bibit tanaman untuk ditanam oleh mereka.

***

" Eh nak Kikan !", kapan datang nak !", sapa Pak Lurah , yang kebetulan berpapasan dengan Kikan dan Mira dan 2 gadis desa lainnya yang menemani mereka di pematang sawah.

#Teluh_Dendam#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang