#TELUH# ( SANTET )
*********************
#Dendampart2#**
....Kikan membuat teh untuk disuguhkan untuk Pak Desa, Bu desa dan Pak Dokter yang datang berkunjung di dapur belakang, ketika tiba - tiba bulu kuduknya merinding, Kikan tergidik ada perasaan aneh yang menyelimutinya belum lagi suara gagak yang terdengar dari atap rumahnya.
Kikan pun beristigfar dan membaca ayat kursi untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman yang dirasanya.
Diangkatnya nampan berisi teh untuk para tamu ke ruang depan."Astagfirullah !", maaf saya tidak tau ada Pak Sekdes ( Sekertaris Desa ) dan Pak arya ", Kikan menaruh nampan dan membagi minumannya.
Tercium bau parfum menyengat yang membuatnya terasa pusing." Saya kebelakang dulu ya Pak !", Kikan berpamitan dan bergegas menyeduh teh untuk tamu yang baru datang.
Kikan melihat sekilas pandangan dari Pak arya masih sangat mengganggunya, senyum nakal masih tersungging dibibirnya.Masih ada kerlingan nakal dari Pak Arya ketika mereka berpamitan.
" Kikan .. !, perasaan Emak kok seperti ada yang aneh ya nak ?".
Ingin rasanya Kikan memberitahukan pada emak bahwa hal sama ia rasakan pada saat kedatangan Pak Sekdes dan Pak Arya, akan tetapi Kikan tidak ingin menambah kekhawatiran Emak." Tidak ada apa - apa kok mak !", cuaca malam ini memang terasa dingin menusuk.
Kikan lalu mengajak Emak untuk Sholat Sunnah 2 rakaat untuk mengucap syukur karena Pak Dokter Jecky melamarnya dan untuk menghilangkan perasaan gelisah yang mereka rasakan.Matahari tersenyum cerah ketika Kikan membuka jendela dan pintu rumahnya, semoga hari ini cerah bisiknya
Tong..tong...tong...tong..
Tiba - tiba kentongan di balai desa terdengar tiada hentinya, Kikan bergegas keluar rumah dan menahan Pak Yadi tetangganya yang berjalan tergopoh - gopoh.
" Ada apa pak ?" Kenapa kentongan dibunyikan pagi - pagi ! apa ada yang kebakaran ? Meninggal atau ada gempa ?, tanya Kikan.
" Bukan nak Kikan !, makam di kampung sebelah ada yang bongkar lagi !', jawab Pak Yadi." saya pamit dulu ya nak !.
Kikan mengangguk, kengerian melingkupinya, seakan tidak percaya akan apa yang baru saja di dengarnya.
" Iyya nak, makam bayi dan perawan di kampung sebelah sudah ke 3 kalinya di bongkar orang , kain kafannya hilang !", kata emak yang tiba - tiba berada di samping Kikan.
Kikan menelan ludahnya karena tiba - tiba tenggorokannya terasa kering, mungkin inilah pertanda yang diberikan tadi malam katanya dalam hati.
"Kikan....Kikan..!, teriakan Mira mengagetkanku .
"Kikan, kuburan di kampung sebelah ada yang bongkar lagi !, kata abah dan umi ini sudah yang ke 3 kalinya , dengar - dengar dari para tetangga katanya untuk Ilmu Pesugihan", kata Mira menjelaskan dengan panjang lebar.
Seketika bulu kuduk Kikan Merinding, ada perasaan aneh yang tiba - tiba hinggap.
Diajaknya Mira ke Balai Desa untuk mendengarkan lebih mendetail lagi tentang kisah makam yang di bongkar subuh tadi.Dibalai desa sudah banyak warga kampung yang berkerumun, kasak kusuk terdengar disana sini, Kikan berdiri tepat di samping agak membelakangi Pak Desa dan Pak Arya , itu dilakukannya agar dirinya bisa menghindarkan pandangan mata Pak Arya.
"Saudara - saudara harap tenang !" , kata Pak Desa, " Pihak yang berwajib sudah turun tangan untuk mengecek langsung ke lokasi makam, marilah kita sama - sama menjaga keamanan kampung kita agar kejadian serupa tidak terulang lagi !".
Penjelasan Pak Desa membuat warga kampung akhirnya membubarkan diri untuk melanjutkan aktifitas sehari - hari, walaupun masih ada rasa tidak puas akan penjelasan tadi terdengar dari beberapa warga.
Kikan menggenggam tangan Mira mengajaknya menjauh dari kerumunan warga, ekor matanya masih sempat melihat Pak Arya , seketika bulu kuduknya merinding , ada yang aneh kata Kikan dalam hatinya.
Sepanjang perjalanan pulang Kikan dan Mira terdiam ada rasa ketakutan di hati mereka, wajah mereka pucat pasi, dan mereka berdua terkejut ketika tiba - tiba pundak Mira ada yang menepuk dari belakang...
...
KAMU SEDANG MEMBACA
#Teluh_Dendam#
Horror#TELUH# ( SANTET ) ******* #DendamPart1# * Kikan menghembuskan nafasnya, ada perasaan menusuk di barengi setitik airmata, keputusannya sudah bulat dan tidak bisa lagi ditawar - tawar bahkan nasehat dan tangisan ibu dan sahabatnya Mira tidak lagi bis...