1. Awal mula

75 5 0
                                    

"ZENOOO!! CEPET BANGUN NAK, KAN KAMU MAU SEKOLAH!!"

"Sepuluh menit lagi mah.. Zeno semalam habis begadang buat push rank."

"YA BUKAN SALAH MAMAH DONG! POKOKNYA AYO BANGUN! NANTI TERLAMBAT LOH!"

"Zzzzzzz"

Ctak

Adu mulut antara ibu dan anak itu membuat perempatan imajiner tercetak di dahi sang ibu. Sang ibu pun berjalan menuju kamar si anak karena tadi dia berada didapur untuk menyiapkan sarapan. Berjalan dengan sedikit menghentakkan kakinya agar si anak sadar bahwa sang ibu siap mengamuk dan meledak kapan saja.

BRAK

Pintu didobrak oleh sang ibu. Padahal pintu itu sudah dikunci oleh si anak semalam akan tetapi itu terlalu biasa bagi seorang wanita ahli beladiri yaitu ibunya sendiri.

Si anak yang masih terlalu cinta dengan bantal dan ranjangnya masih tetap memejamkan mata tanpa menyadari bahaya yang akan menimpanya. Sang ibu mengguncang tubuh anaknya sambil berteriak-teriak kalau ia sudah terlambat dihari pertamanya sekolah. Namun si anak tetap tertidur lelap sambil meracau tak jelas.

"Zeno!! Bangun sayaanngg!!" Usaha sang ibu.

"Bentar lagi maahh..." Jawab anak yang jelas masih tidak sadar.

Ibunya berdiam sejenak memikirkan cara terampuh untuk membangunkan anak semata wayangnya ini. Dan ting! Sebuah lampu imajiner berada dikepalanya. Sambil tertawa sadis ibunya membisik ketelinga si anak.

"Zeno~ kalau kamu gak bangun sekarang mamah bakal makan donat limited edition yang semalam kamu beli!" Dan benar saja. Zeno langsung terbangun dengan membelalakan mata mendengar ancaman dari sang ibunda tercintanya.

"Ampun mah!! Jangan donat limited edition Zeno dong! Udah susah-susah nabung buat beli itu donat mah! Bayangin mah! Zeno tuh gak bisa diginiin mah!!" Ucap Zeno teriak histeris agar donat limited editionnya tidak dimakan selain oleh dirinya sendiri. Seketika ibunya cuman bisa cengo sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya itu. 'Kenapa anakku jadi fanatik donat gini yah?' Itulah pikiran sang ibu setiap anaknya berurusan dengan roti bundar itu.

"Yaudah cepet mandi sanah biar donat kamu aman tentram!" Ucap ibu mulai sewot dan kembali ke dapur melanjutkan membuat sarapan.

"Iya mah iya..." Zeno mulai berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya dengan masih menguap dan mengucek matanya.

.

.

"Mah Zeno berangkat dulu, ya!" Ucap Zeno melambaikan tangan pada ibunya yang mengantarnya sampai pintu depan rumah.

"Kalau ada masalah segera telpon mamah ya! Nanti jangan lupa sms mamah setiap istirahat, oke?!" Ucap ibu dengan raut khawatir.

"Iya mah.. tenang aja! Zeno udah SMA juga kok. Gak ada yang perlu di khawatirin napa dah mah!" Ucap Zeno yang merasa sedikit risih dan malu tentang keoverprotektifan(nulisnya gini gk sih?'-') ibunya.

"Apanya yang tenang-tenang aja! Kamu itu sekarang sekolah di akademi terkenal! Disana ada banyak ras dan orang yang mungkin berbahaya bagi kamu! Atau mungkin kamu bisa dibuli dan lain-lain! Gimana kalau..-"

Cup

"Zeno pergi dulu ya mah! Udah telat nih. Tadi siapa yang nyuruh supaya Zeno gak telat? Bye mah!" Zeno pun pergi setelah mencium pipi dan tersenyum lima jari kepada ibunya. Berlari melewati rumah-rumah tetangganya menuju hanya satu tujuan, Land of Dawn Academy.

Sang ibu yang melihat kepergian sang anak hanya tersenyum lembut dan memegang pipinya. 'Hhh... dia benar-benar mirip kamu ya, sayang.' Ucapnya dalam hati sambil memejamkan matanya. "Aku tidak sabar mendengar ceritanya saat dia pulang nanti, akhir semester!" Sang ibu berkata riang dan kembali masuk kerumah diiringi senyuman lembut yang selalu menghiasi wajahnya.

Land of Dawn AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang