Chapter 15: Whisper From The Grave

448 49 6
                                    

(Sekilas gambaran wujud Pangeran Arevas Sinazea di multimedia, dengan wajah Big Matthew of Kard dibawah)

(Sekilas gambaran wujud Pangeran Arevas Sinazea di multimedia, dengan wajah Big Matthew of Kard dibawah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keempat dari mereka kembali berjalan dan menyusuri semakin dalam melewati gerbang tersebut. Semakin dalam, begitu banyak kristal biru berkilauan di dalam tambang. Deloryn terpukau akan pemandangan kristal yang sebenarnya ia sudah lihat melalui pandangan dari beberapa runik.

"Ketiga kerajaan bisa jadi kaya raya dengan adanya kristal ini.." Ujar Calendra.

"Atau akan terjadi peperangan karena mereka saling berebut untuk mendapatkan kristal.." Ucap Asher.

Semakin agak dalam mereka memasuki, kini mereka melihat sebuah bagian dalam gua yang benar-benar tidak menyenangkan. Terdapat sebuah meja batu yang besar, seperti terdapat bekas darah disana. Belum lagi, ada banyak sekali kail-kail logam yang bergantung, dan menurut pengamatan Asher, tempat ini adalah tempat dimana para abomination diciptakan. Bau menyengat sangat tidak enak berasal dari bekas-bekas gantungan tersebut.

Calendra sudah menyiapkan sebuah bola api membara pada tangan kirinya, begitu juga dengan Deloryn yang telah menarik anak panah dan menyiapkan busurnya.

"HEEEWWWGGHH" Suara geraman aneh membuat mereka bergidik dan seketika itu mereka langsung bersiap saat melihat seekor abomination muncul.

"Kiittaa diseraannng!!" Suara menakutkan salah satu, dan kemudian munculah beberapa abomination yang lebih kecil, dengan beberapa necromancer.

"Para manusia sudah menemukan kita, jaga markas seketika!!" Perintah seorang necromancer.

Deloryn kembali teringat kejadian di saat markas mereka diserang. Para necromancer dengan mudahnya menghidupkan banyak sekali tengkorak dari bekas-bekas jasad sekali pun. "Guys, bergulatlah dengan para abomination, kami urus dulu para necromancer!" Kata Deloryn, seketika itu dengan menggelinding ia menembakkan sebuah anak panah tepat menembus kepala seorang necromancer. Calendra menggunakan tehnik flicker dan melempar bola api itu seketika.

"Sial!!" Umpat salah salah seorang necromancer, ia menghidupkan sepasang prajurit tengkorak dari jasad temannya. Calendra menggunakan tehnik Hex dan merubah salah satu dari keduanya untuk menjadi seekor domba supaya tidak mampu melakukan sihir. Glory menghujam yang besar, sementara itu yang kecil dengan sangat mudah disayat habis sampai berkeping-keping oleh Asher.

Deloryn melakukan serangan lincah, melompati seekor tengkorak dan menembak panah sampai menembus kepala mereka di udara. Seketika itu grup kecil itu sudah tuntas, merkea kembali masuk lebih dalam dan melewati jembatan dengan sungai dibawahnya sampai mereka menemukan seperti aula yang besar. Terdapat bekas sisa logo ketiga negara, Tiladilphenia, Arvena, dan Equadorstone yang telah retak.

"Datang sudah kalian ke dalam perangkapku.." Suara mengerikan itu kembali muncul. Siapa lagi jika bukan suara mendiang Jenderal Ardor. Sangat terdengar jelas pula suara langkah kuda tengkoraknya, yang berdecik keras karena logamnya yang terus bersenggolan terus dengan tulangnya.

Zandorath: The Missing Dark Moon : Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang