Aku tahu kamu sudah tak bernyawa. Aku tahu ragamu sudah tak berdaya. Tapi, apakah aku gila jika masih menganggapmu ada?
Bayanganmu selalu menghampiriku dan hampir saja membuatku gila.***
Aryan tak kuasa menahan tangisnya. Dia merasa sangat terpukul. Orang yang paling disayanginya kini sudah terbaring tak berdaya di atas peti mati.
"Lo harus kuat, Yan." Ezra berusaha menguatkan Aryan.
Vira mengangguk setuju. "Icell gak tenang nantinya kalo lo terus begini," ujarnya.
"Gue harus cari pembunuh Icell! Harus!"
Aryan memberontak dan berteriak-teriak mengucapkan kalimat itu. Sedangkan Ezra dan Vira berusaha menahan cowok jangkung itu agar tidak kemana-mana.
"Lo harus tenang! Kasian Icell kalo dia tahu lo kayak gini."
Aryan berhenti memberontak. Dia menunduk. "Apa kalo gue diem aja Icell bakalan tenang? Pembunuhnya belum diketahui. Gue harus cari demi dia! Gue janji."
"Yaudah entar gue bantuin lo. Tapi sekarang lo harus tenang ya," pinta Vira.
Aryan mengangguk. Nyawa dibalas nyawa. Icell, tunggulah gue akan segera menemukan pembunuhnya!
Disaat yang tidak diinginkan, Stella dan kedua temannya datang. Mereka memghampiri Aryan dan berusaha menjadi orang paling peduli akan keterpurukan Aryan saat ini.
Stella duduk disebelah Aryan. "Lo yang kuat ya. Gue yakin kok, Icell di alam sana udah tenang. Udah bahagia. Apa lo mau ngerusak kebahagiaan dia cuma gara-gara dia ngeliat lo kayak gini?" ujar gadis licik itu.
Aryan hanya diam. Dia tak ingin merespon siapa pun. Yang dia ingin saat ini, sebuah kenyataan datang. Kenyataan bahwa kekasihnya masih hidup.
Icell, gue yakin lo masih ada.
***
Happy reading.
Udah lama banget gak update ini cerita. Sorry klo pendek ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Nature
Horror"Dunia kita berbeda." Hanya kisah dua remaja yang saling mencintai namun terpisahkan oleh tembok pembatas bernama KEMATIAN. Penasaran?yuk ikutin critanya! . . . Jangan lupa vote☆ and comment ya... . . . Update setiap malam Jumat.