CHAPTER 9

3 5 2
                                    

Menantikan sosokmu yang jelas-jelas tidak akan pernah kembali padaku, itu benar-benar kebodohan namanya.

***

Hari-hari sulit Aryan. Dia lebih memilih dicabut nyawanya sekarang dari pada hidup menderita seperti ini. Hanya ada satu harapannya. Semoga saja ini semua hanya mimpi buruk.

Namun, berkali-kali dia sadar bahwa ini benar-benar nyata. Kesasihnya telah tiada. Mengapa bisa dia terlalu mencintai Michellia? Mungkin benar, rindu terberat adalah ketika orang yang kamu rindukan sudah berbeda alam.

"Bang, ayok keluar! Lo berangkat bareng gue kan?" ujar Zean mengetuk pintu kamar Aryan.

Aryan bangkit dari posisi duduknya. Kemudian mengambil tas hitamnya dan membuka pintu kamar. Penampilanya hancur berantakan. Matanya sembab dan ada lingkaran hitam di sekitarnya. Rambutnya acak-acakan. Zean merasa prihatin pada kakak laki-lakinya itu. Dia pun jadi hidup dalam penyesalan. Andai saja dia memberitahu Aryan. Setidaknya nyawa Icell bisa tertolong walau berakhir Arya akan membencinya. Itu lebih baik.

"Udah gue bilang jangan panggil gue 'abang'. Umur kita beda dikit doang, Zean."

Zean terkekeh. Berusaha ceria. "Tapi kan tetep tuaan lo," tukasnya. Aryan hanya menanggapi dengan senyum tipis. Semangatnya telah hilang.

Kedua cowok itu pun, berjalan menuju meja makan. Mama sedang mempersiapkan sarapan. Dan papa sedang menyeruput kopi di gelas.

"Morning, ma."

"Morning, pa."

"Morning, kalian."

Aryan duduk di sebelah mamanya. Dia mencoba memasang wajah ramah seperti biasa. Memberikan senyum hangat pada mama.

"Hari ini mama masak nasi goreng sosis!" ujar mama semangat menghidangkan makanan.

"Ehm.... Aryan, mama nemu buku catatan kemarin. Kayaknya punya Icell, soalnya ada nama dia di buku itu."

Arya menoleh. "Bukunya kayak gimana, ma?" tanyanya cepat.

"Sebentar," ujar mama kemudian bangkit dan mengambil sebuah buku catatan dengan sampul hitam. Ada nama 'Michellia Renanda Putri' yang terpampang jelas di bagian depan buku itu. Mama memberikannya kepada Aryan.

Aryan terlihat bingung. "Mama dapet ini dari mana?"

"Kemarin pas hujan, ada yang mencet bel. Terus pas mama buka, gak ada siapa-siapa. Dan mama cuma nemuin buku ini di depan pintu. Mama pikir kamu lupa naruh buku itu," jelas mama

Cowok itu menggeleng. "Aku bahkan gak pernah megang buku diary Icell," tuturnya

Cell, kalo emang bener kamu masih ada disini, tolong temuin aku. Aku rindu, batin Aryan.

***

I'm bck.
Sori ceritanya singkat. Waktu itu sempet hiat😀

Follow: drone27 mixedre28

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different Nature Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang