4. Pahit

2.6K 492 104
                                    

Sudah empat tahun berlalu.

Seokjin yang telah menginjak bangku SMP dan Yoo Ri tidak pernah sekalipun bertengkar.

Aku merasa agak aneh, tetapi berharap mereka berdua benar-benar akur.
Bukan hanya di hadapanku belaka.

Lalu, ada kabar yang meluncur dengan manis dan indahnya dari bibir merah merekah hasil dandanan salon andalan Yoo Ri.

"Namjoon," panggilnya sembari bermanja padaku.

Aku pun mendongak, "Ada apa, Yoo Ri?"

Aku tidak pernah memberi panggilan sayang padanya.
Karena hubunganku dengannya sebenarnya hanya berlandaskan bisnis.
Kami sama-sama mendapat keuntungan.
Dan ia pun sepertinya tidak keberatan.

Kulihat ia tersipu-sipu dan mengusap bagian bawah perutnya.
Alisku terangkat.

"Ada apa?" tanyaku sekali lagi, kini dengan raut wajah yang serius.
Entah mengapa, ada sekelebat firasat buruk menjalariku.

Yoo Ri menghambur memeluk leherku dengan lengan rampingnya, membuatku agak terdorong bersandar di kursi kerjaku.
Aku menepuk punggungnya.

"Katakan saja, ada apa?" aku memintanya sekali lagi.

"Kita akan segera punya anak! Aku sedang mengandung!" seru Yoo Ri tertahan saat ia membenamkan kepalanya di ceruk leherku.

Dan tanganku langsung berhenti menepuk punggungnya.


***


Aku pria mandul.

Dan Yoo Ri dengan bahagianya mengatakan padaku kalau ia tengah mengandung.

Anak kami, katanya.

Darimana?

Lagi-lagi aku dikhianati oleh wanita.

Dan aku harus menerimanya, demi memberikan 'keluarga utuh' bagi putra kesayanganku.
Penyelamat keputusasaanku.
Seokjinie.

Aku bersedia menelan pil pahit ini seorang diri.

Semuanya hanya demi Seokjinie.

Joon's Journal [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang