Chapter 11: Murid Favorit!

1.3K 173 3
                                    


Part ini full flashback dimana Kyungsoo masih Senior High School.

Enjoy reader-nim ~

---

Sudah sedari tadi Kyungsoo menahan perasaan ingin mencekik orang yang sedang membuntutinya. Melalui lirikan ekor mata saja ia sudah tau bahwa orang yang ada di belakangnya itu telah membuntutinya sejak ia keluar dari perpustakaan. Jika ini terjadi baru kali ini Kyungsoo mungkin acuh, namun ini sudah seminggu dan setiap harinya, ia merasa seperti sedang dibuntuti paparazi.

Ngeri, tentu saja. Koridor yang dilaluinya kali ini pun sepi karena para siswa sedang dalam jam pelajaran. Kyungsoo baru saja meminjam beberapa buku dari perpustakaan untuk ia catat beberapa tambahan materi demi nilai sempurna pada ujian kelulusannya. Tak disangka, jalan kembali ke kelasnya ternyata tak mulus.

"Sialan!" umpatnya lirih. Sebenarnya ia samasekali tak penasaran dengan wajah orang yang membuntutinya. Tapi jika hal ini dibiarkan, Kyungsoo bisa mati darah tinggi di usia muda.

Ketika hendak sampai di ujung koridor ia sengaja mempercepat langkahnya untuk berbelok dan berhenti untuk menanti seseorang yang tadi membuntutinya. Buku yang ia bawa segera ia letakkan di lantai agar tidak mengganggu aksi baku hantamnya jika memang terjadi. Walaupun Kyungsoo perempuan, kekuatannya tidak bisa diremehkan.

'Tap tap tap..'

Suara langkah kaki itu mendekat. Saat seseorang berbelok, Kyungsoo dengan sigap  menggenggam erat kerah baju yang dikenakan orang itu.

"KAU!-" teriak Kyungsoo tertahan karena baru menyadari seseorang dihadapannya mengenakan setelan jas rapih. "Seonsaengnim?!"

"Mampus" batin Kyungsoo. Apa yang mengikutinya dari tadi memang guru? Kalau iya habislah riwayatnya.

"Do Kyungsoo, apa yang kamu lakukan di luar kelas pada jam pelajaran?" tanya guru tersebut dengan nada penuh penekanan. Matanya melotot lebih bulat dari mata Kyungsoo.

"M-maaf seonsaengnim, saya barusaja kembali dari perpustakaan dan mau menuju kelas" bela Kyungsoo atas dirinya. Ia membungkuk beberapa kali, dalam hati berdo'a agar diampuni. Atau tidak ia akan berakhir di ruang Konseling yang mengerikan.

"Apapun yang kau lakukan, tapi kau telah bertindak tidak sopan pada gurumu! Pergi ke ruang konseling setelah jam pelajaran ke-6 berakhir!" Guru itu pergi setelah mengatakan kata-kata yang membuat Kyungsoo loyo seketika. Ia sedikitpun tak rela bila buku catatan konselingnya ternodai meski hanya dengan setitik coretan pena. Namun dengan mencengkeram kerah guru seperti tadi, sepertinya ia mendapatkan poin yang cukup bagus. "Nee" jawab Kyungsoo lemas.

Saat ia mengambil buku yang tadi ia letakkan di lantai, ia mendengar suara cekikikan dari lorong yang sebelumnya ia lewati. Ia memastikan dengan segera. Ternyata itu seorang murid laki-laki yang ber-bagged lebih rendah dari Kyungsoo. Dia sedang tertawa puas sambil memegangi perutnya yang kaku. Nah, pasti pemuda itu yang tadi mengikutinya.

"Dasar berandal!" bentak Kyungsoo. Pemuda itu segera kabur setelah menerima tatapan garang dari Kyungsoo. "Hei kau!!"

Tidak tahu siapa nama pemuda itu, namun mata Kyungsoo merekam dengan jelas guratan wajahnya. Pertarungan mungkin tak terelakkan ketika Kyungsoo bertemu lagi dengan pemuda itu.

Pagi ini mobil untuk mengantar Kyungsoo ke sekolah tiba-tiba mogok. Sepertinya dewi Fortuna sedang cuti dari nasibnya. Sedari kemarin dia terus saja menemui kesialan. "Selanjutnya apa lagi huhh?" gerutunya kesal. Mau tak mau kali ini ia harus naik bis ke sekolahannya.

Masalahnya tentu saja ia tak terbiasa menaiki kendaraan umum yang padat penumpang, belum lagi kali ini ia harus berdiri karena tidak ada tempat duduk yang tersisa. "Sial, tumitku terasa kebas" Namun setelah ia menoleh ke arah kanan, ia merasa lebih sial lagi.

Love After | Chansoo [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang