Chapter 6: Maaf

2.2K 328 21
                                    

Pagi ini Kyungsoo masih bergumul dengan selimutnya. Wajahnya masih terlihat begitu lelap dinaungan mimpi. Meski gurat lelah dan sembab tertinggal di pelupuk matanya, paras itu tetap cantik bila lanjur dipandang.

Sepasang mata dari pria jangkung yang adalah suaminya, sedari tadi tak beralih dari menatapnya lekat namun terlihat ragu. Penampilannya sudah rapi dengan setelan jas hitam yang melekat. Berusaha memutar otaknya untuk mencari cara agar bisa membangunkan bidadarinya.

Ia berjalan santai menuju jendela besar yang tertutup gorden, menyingkirkan helaian kain itu dan membiarkan sinar mentari redup menelisik kedalam ruangan. Menyapa wajah istrinya yang sedang tidur, berharap wanita cantik yang telah memporak-porandakan hatinya semalam itu akan segera bangun.

Namun sepertinya tidak, wanita itu masih enggan bangun dan tetap terlelap. Membutuhkan usaha yang lebih pikir Chanyeol.

Kemudian ia membuka gorden itu lebar dengan tarikan yang sedikit keras.

'Srreek.. Srreek'

Kyungsoo mulai menggeliat dan mengerjapkan matanya. Usaha kecil Chanyeol berhasil, beruntung sekali ia tak perlu untuk menggoyangkan pundak wanita itu dan memanggil namanya untuk membangunkannya. Sungguh ia sedang sangat tak ingin karena ego dari rasa kesal yang terus melilit hati dan otaknya menyuruhnya untuk tak berbuat apapun lagi pada istrinya.

Ia melirik Kyungsoo yang kini sedang mendudukkan dirinya di ranjang dan mengucek-ucek matanya. Beberapa orang yang berkata bila wanita bisa terlihat sangat seksi saat bangun tidur, hal itulah yang bisa dilihat Chanyeol sekarang, istrinya itu memang bisa terlihat seksi dan imut disaat yang bersamaan. Namun sepertinya itu tak cukup untuk meredam kekesalan dihatinya sekarang.

Kyungsoo masih mengumpulkan kesadarannya saat indra penglihatannya menangkap sosok Chanyeol yang telah berpakaian rapi.

"Chan..".

" Cepat mandi dan kemasi barangmu, kita kembali ke korea sekarang".

"Apa-.."

"Klien-ku. Ayah butuh bantuan". Chanyeol beranjak dari tempatnya kemudian menyahut koper hitam besar yang sejak dari pagi buta ia kemas dan persiapkan.

Semalam setelah ia pergi meninggalkan Kyungsoo di pesta, ia menuju Sapporo Tv Tower untuk menyejukkan pikirannya yang panas meski cuaca terlampau dingin karena musim salju. Ia hanya ingin merenung sejenak dan memikirkan kembali kata-kata yang telah ia lontarkan kepada Kyungsoo. Apa istrinya itu tersinggung dengan perkataannya?. Chanyeol tak tahu pasti, ia hanya mengatakan soal perjodohan mereka.

Dan tentang cucu yang mama inginkan, Chanyeol juga tak mungkin untuk meminta secepat itu kepada Kyungsoo. Jika memang Kyungsoo tak menginginkan perjodohan ini, mengapa ia menerimanya?. Perkataan Kyungsoo yang seolah tak menginginkan cinta telah melukai perasaannya. Apakah Kyungsoo benar-benar tidak mempedulikan harga dirinya hingga berucap seperti itu?.

Begitu kiranya suntuk Chanyeol yang tak kunjung reda. Sepanjang malam ia habiskan dengan menikmati pemandangan kota Sapporo yang jelas sepi dengan sedikit aktifitas karena hujan salju yang turun.

Hingga dini hari menjelang, Chanyeol bergegas kembali ke hotelnya dengan keputusan bulat yang dibuatnya.

" Aku tunggu di lobi". Pungkas Chanyeol sebelum membuka pintu dan meninggalkan Kyungsoo yang masih belum lengkap pengumpulan nyawanya.




'Parah sekali'. Pikir Kyungsoo. Tangannya sedari tadi tak henti mengaduk Hot Capuchino Mocca miliknya yang sudah dingin, sesekali menyeruputnya.

Love After | Chansoo [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang