Pukul 02.00 Pm. Di ruang VIP no 50 lt. 10. Laki-laki tampan berdarah Rusia itu meletakan ponsel milik kekasihnya. Ia duduk menyender dipan bernentuk persegi panjang di belakangnya. Ia berhasil mengirimkan sebuah pesan rekaman suara setelah membaca buku yang tergeletak di kasurnya. Sementara gadis yang dicintainya masih tidur di sampingnya.
Ia membacanya sekitar 2 jam yang lalu dan seperti Kimberly sebelumnya. Bahwa dia mebolak-balik buku itu seolah tidak percaya apa yang sudah dilaluinya ternyata persis seperti yang ada di buku bacaan. Barangkali, ini sebuah kutukan. Dalam hati Leon berprasangka. Hingga tepat di Bab 15, petunjuk. Ia mengikuti kejadian di dalam buku, dan yang terjadi adalah dia mengirim pesan ke Delyna.
"Hi, apa yang kamu lakukan, sayang?" sapa Kimberly, manja. Ia masih meringkuk di bawah selimut dan belum menyadari apa yang dilakukan kekasihnya di sana. Hingga Laki-laki berambut hitam itu terlihat panik saat akan menyembunyikan buku yang ada di tangannya.
"Kau membacanya?"
"Aku tidak sengaja, Sayang " jawab Leon panik.
Gadis bermata sayu yang bahkan sekarang terlihat lebih sayu karena tangisannya itu merebut buku yang ada di tangan kekasihnya, namun Leon tidak menahannya kuat.
"Lepasin, Leon."
"Sayang. Kamu belum makan kan dari pagi? Mau pergi ke kantin? Atau aku pesan makanan?"
Respon kekasihnya hanya memutar bola matanya malas.
"Aku enggak lapar Leon. Aku butuh buku ini sekarang."
Kimberly kembali merebut buku berjudul "Leyl, the writer"
Brett!!
"Kau merusaknya, Leon!"
"Aku tidak sengaja."
"Apa yang kau sembunyikan?"
"Kamu boleh baca. Tapi aku akan memelukmu seperti ini." Lelaki berkulit pucat itu melingkarkan tangannya di perut kekasihnya. Ia juga ikut membaca apa yang akan dibaca Kimberly. Dan akan bersiap-siap jika Kimberly bahkan mengerti semuanya. Dia akan tetap memeluknya meski tahu bahwa pacarnya akan memukulnya.
Dan benar saja, di awal cerita lanjutan yang dia baca. Ia mulai tersenyum pahit.
"Dia mencintaimu, Leon."
"Aku tahu," jawab Leon. Seraya mencium punggung gadis berusia satu tahun lebih tua darinya.
"Dia benar-benar mencintaimu, Leon," Ucapnya lagi, serak.
"Dan aku benar-benar mencintaimu, Kim." Kali ini ia mengecup pipi kekasihnya.
Gadis berambut cokelat terang dengan gaya bayalage dan sedikit wave itu terus membaca buku yang ada di tangannya. Kakinya tertekuk untuk menjadi alas buku yang dibacanya.
"Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku, Leon?" tanya Kimberly.
"Memberi tahu apa?"
"Semuanya. Semua tentang keluargamu, tentang Naomi dan bahkan tentang keluargaku? Aku capek dikatain bodoh! Aku capek ketika semua orang tahu dan aku tidak tahu sendirian. Kenapa kamu biarin aku kaya gini? Kamu senang aku dihina?" Nadanya semakin meninggi, dan benar saja tangan lembutnya memukul Leon. Meski tidak keras namun itu adalah ungkapan rasa sakit yang ditransfer melalui tangannya ke tubuh orang lain. Dan sasarannya adalah, lelaki berusia 17 tahun di depannya. Sebelumnya Kimberly telah melepaskan pelukan lelaki yang kini membuatnya cemburu dan kini menatap wajahnya nanar.
"Kenapa harus gadis itu yang lebih tau tentang kamu? Kenapa harus gadis itu yang kenal lebih dulu sama kamu? Bahkan lihat pamanmu? Memberi tahu keluargaku kepadanya? Lihat! Sementara aku disuruh berfikir siapa aku sebenarnya? Dan apa jawabanmu, Hah? Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leyl The Writer
Mystery / ThrillerApa jadinya jika kau menulis cerita tragis kemudian menjadi nyata? Jika sebuah cerita biasanya diangkat dari kehidupan nyata, maka kehidupan nyata ini terjadi berdasarkan sebuah buku cerita. https://my.w.tt/DqJd164r8bb