Autopsi

4 1 0
                                    

Laboratorium yang kini telah dijadikan ruang forensik telah mengumpulkan 3 korban yang masih menunggu kepastian. Satu belum terselesaikan satu lagi sudah menjadi korban. Kerja mereka cukup ekstra untuk menemukan siapa pelakunya.

Hingga kini, pukul 11:11, kedua remaja itu pun masih sibuk dengan orang yang tak bernyawa. Si kembar, berambut pirang yang kini terlihat lebih serius dari pada sebelum-sebelumnya.

Carrol, melihat seksama tubuh laki-laki bertubuh tinggi dan berotot yang telah terkulai tanpa nyawa tepat 2 jam yang lalu. 2 jam itu mereka telah melakukan pemeriksaan external pada setiap pakaian namun tidak ada yang bisa ditemukan.

Tubuhnya sudah memucat, terutama bagian bibirnya yang kian menghitam. Carrol menyusuri pandangan ke setiap inci tubuh, meskipun akan sedikit mengalihkan pandangan saat bertepatan melihat bagian vital tubuh lawan jenisnya. Baginya itu cukup menggelikan.

Dia mengalihkan pandangannya ke tangan kiri yang telah tersayat itu, dan perhatiannya teralihkan ke hal lain. Lagi-lagi tulisan Leyl the Writer tertulis di sana. Seperti sayatan dengan cutter yang sama. Ia menulis kata itu terlebih dahulu sebelum akhirnya menyayat nadinya.

Carrol memegang tangan itu penuh kehati-hatian. Selanjutnya ia menyusuri pada bagian jari-jarinya, dan hal itu kembali mengganjal pikirannya.

"Kukunya?" Gumam Carrol setelah memastikan jari tengah Jack yang kini kukunya telah terkelupas sebagian.

Gumamnya sontak menarik perhatian Charryl saudara kembarnya, hingga Charryl melangkah untuk memastikan apa yang membuat Carrol terkejut hingga menggumam.

"Kenapa?" tanya Charyl memastikan.

"Apa..." ucap Carrol sambil berfikir "dia mengoleksi kuku mereka?"

Charyl memutar matanya, menimbang apa yang dipikirkan Carrol hingga beberapa detik kemudian ia mengangguk setuju.

Charyl segera bergegas menuju tubuh tak bernyawa yang lain, dia memperhatikan kuku Mrs. Ani yang tersayat setengah bagian pada bagian jari telunjuknya. Lalu ia bergegas lagi menuju jenazah Angeline Rose, dan ia menemukan sesuatu yang sama.

"Lihat di sini, Ms. Angeline Rose juga kehilangan kuku jari manisnya," ucapnya seraya mengangkat jari-jari Angeline Rose yang segera ditanggapi oleh Carrol.

"Wait!" ucap Carrol seraya menekan ringan dahinya. "Polanya, dia mengambil kuku itu. Jika dilihat lagi apakah mungkin Mrs. Emma akan kehilangan salah satu kukunya juga?"

"Jangan merancu, aku ga mau ada korban lagi. Aku sudah cukup muak dengan semua ini!" teriak Charyl sedikit khawatir dan gemetar.

"Benar, dia meninggalkan berbagai jejak yang sama. Kuku, Leyl the Writer, dan..." ucapnya seraya memikirkan sesuatu

"Gulungan kertas..." ucap si kembar tersebut setelah menemukan apa yang ia pikirkan.

"Tubuh Mr. Jack. Kita harus mulai memeriksanya," lanjut Charyl.

"Ayo!" jawab Carrol tegas seraya mulai mendorong brankar serba guna itu. Yang terdapat berbagai tombol untuk mengaktifkan roda, menaikan brankar hingga menurunkannya.

Kembaran carrol yang kini memakai seragam lab lengkap segera menuju ke tembok sebelah kiri, di sana terdapat beberapa tombol pula yang saat Charyl menekannya maka dinding stainless bergeser dan menjadi pintu otomatis. Carrol terus mendorong brangkar itu hingga masuk ke ruangan serba putih dengan ukuran 4x4 meter kubik.

Charyl mengaktifkan layar monitor serta menekan beberapa tombol pada alat berbentuk bulat, dilanjutkan dengan Carrol yang mendorong tubuh tak bernyawa Jack untuk memasuki alat CT scan itu.

Leyl The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang