9. Kebenaran
~Jangan terlalu menutup diri, bisa saja kebenaran pun akan sulit dicari dan berakhir dengan penyesalan~
🌻🌻🌻
Brak!
Gavlin terkejut ketika seseorang membuka ruangannya dengan kasar. Niat untuk marahnya dia urungkan ketika melihat mamah Karin berdiri diambang pintu dengan wajah sembab juga terlihat menahan marah.
"GAVLIN AIRLANGGA!" panggil mamah Karin dengan penuh penekanan.
Gavlin diam. Dia masih mencerna sebenarnya apa yang sedang terjadi sekarang. Kenapa mamahnya terlihat begitu marah sekali.
"Dasar anak bodoh!" maki mamah Karin yang kini sudah berada tepat di depan meja Gavlin. Pintu sudah mamah Karin kunci, sengaja agar tidak ada orang masuk.
"Ada apa, mah?" tanya Gavlin sedikit gelagapan melihat mamahnya sekarang.
"Sejak kapan kami mengajarkan mu menyakiti hati perempuan?" bentak mamah Karin.
Kali ini Gavlin tau arah pembicaraan mamahnya. Tapi dari mana mamahnya bisa tau. Tidak mungkin Rea yang melakukannya, dia sangat tau bagaimana sifat istrinya itu.
"Apa kau tak pernah berpikir, hah! Kau punya adik perempuan. Bagaiamana jika adik mu diperlakukan seperti kau memperlakukan menantu mamah. Dasar otak udang, kau memang bodoh Gavlin. Kamu telah menyia-nyiakan wanita sebaik Rea. Dasar bodoh!" Terus memaki, mamah Karin benar-benar sedang emosi.
"Mak_sudnya, mah?" tanya Gavlin, bukannya dia tak mengerti. Namun untuk kata menyia-nyiakan Gavlin sedikit tak mengerti.
"Pura-pura bego kamu. Nih baca sendiri. Kalau bisa langsung tanda tangan, mamah tak ingin Rea tersakiti lebih lama lagi!" ucap mamah Karin melempar surat dengan kasar ke tubuh Gavlin.
Gavlin pria itu langsung membuka surat yang diberikan mamahnya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar ketika selesai membacanya. Matanya mulai memerah, antara marah juga sedih.
"Kau ini bodoh. Jika selama ini kau masih mencari gadis kecil yang dulu kau cari sampai saat ini. Kau bodoh, gadis itu sudah tumbuh besar. Menjadi wanita baik yang kau sia-sia kan itu. Rea dia gadis kecil yang kau cari selama ini Gavlin. Buka mata mu apa kau tidak menyadarinya. Deandrea Priscilla, gadis kecil yang selalu dipanggil Cila itu adalah nama masa kecil Rea!" ucap mamah Karin tidak tahan dengan kebodohan anaknya, apakah Gavlin benar-benar belum menyadarinya.
"Eyang sengaja menjodohkan mu karena eyang tau kau sangat mencintainya. Sejak kecil Rea sudah eyang jaga dari jauh. Kenapa, karena eyah tak ingin kau sedih jika gadis yang kau cintai itu kenapa-napa. Namun kini kau malah menyia-nyiakan nya!" Mamah Karin menjelaskan semua kebenarannya.
"Kau memang pria bodoh. Sekarang rasakan semua akibatnya. Rasakan penyesalan yang akan terjadi dimasa depan. Mamah jamin kamu akan terpuruk!" ucap mamah Karin ketus, lalu beliau segera pergi dari sana meninggalkan Gavlin yang masih diam menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjalan Di atas Takdir✔
Romance#Storypenses1 Bagaimana rasanya menjadi seorang istri tapi tak pernah dianggap oleh suami mu sendiri. Kamu menjalankan semua kewajiban mu tanpa ada satupun yang terlewat, tapi semua itu tidak pernah di lihat oleh suami mu. Sampai satu rahasia terbon...