Bab 1 • Kewajiban Seorang Istri

3.2K 131 8
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Kewajiban seorang istri

~Aku memang seorang istri, namun itu hanya setatus. Karena nyatanya dia tak pernah menganggap ku sebagai semestinya.~

🌻🌻🌻

05.00am

Seorang wanita terbangun ketika telinganya mendengar suara adzan mulai berkumandang di luar sana. Perlahan-lahan dia mulai bangun lalu duduk di pinggir ranjang, mata indah dengan bulu mata lentiknya menatap seseorang yang masih terlelap disampingnya. Hanya sebentar, pandangannya kembali menatap kedepan.

Dengan gerakan pelan takut membangunkan seseorang disampingnya, wanita itu segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Tentu saja setelah berdo'a seperti biasa.

Beberapa saat kemudian wanita itu keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah cerah. Air wudhu membuat wajahnya semakin bersinar digelapnya kamar yang hanya diterangi lampu tidur.

Berjalan ke arah lemari kecil diujung kamar, membukanya lalu mengambil peralatan untuk dirinya shalat. Setelah menggeraikan sajadah juga mengenakan mukena berwarna putih. Wanita itu segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Shalat subuh.

"Allahuakbar..."

🌻🌻🌻

P

agi telah datang. Seorang wanita terlihat sedang sibuk dengan pekerjaan di depannya. Terlihat serius dengan wajan, kompor juga masakannya.

Setelah shalat subuh, dia bersiap-siap dan membangunkan sang suami. Wanita cantik yang biasa disebut Rea itu segera melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Memasak di pagi hari untuk sang suami.

Sudah hampir terhitung satu tahun Rea membina rumah tangga dengan Gavlin. Pernikahan yang hanya berisi akting itu terlihat sangat hambar tanpa warna di dalamnya. Gavlin menikahi Rea karena terpaksa dari almarhum sang eyang. Sedangkan Rea menikah dengan Gavlin karena dia ingin berbakti kepada sang ayah.

Rea pikir pernikahan karena sebuah keterpaksaan ini akan berjalan dengan baik-baik saja. Saling berkenalan juga terbuka agar rasa nyaman hadir diantara mereka. Namun itu hanya angan. Rea sadar ini bukan cerita di sebuah novel juga film yang selalu berakhir indah. Ini tentang Rea yang harus menjadi seorang istri dari suami yang tak pernah menganggapnya ada.

Rea harus menerima itu dengan ikhlas. Walaupun tingkah Gavlin selalu semena-mena, Rea masih menghargainya sebagai suami yang harus Rea layani 24 jam. Rea tak mau semua yang telah dikerjakannya tak pernah menjadi ibadah, dan malah menambah dosa.

Sikap Gavlin yang acuh sudah biasa untuk Rea yang tangguh. Buktinya setiap pagi Gavlin tidak pernah menyapa atau mengeluarkan suaranya sedikit pun, kecuali sedang mendesak, Rea sudah biasa dengan itu.

Berjalan Di atas Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang