DEAR ROSE BAB 2

8.7K 1.2K 84
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tubuh mungil itu duduk di atas rerumputan hijau, tanganya memainkan sebuah pena yang dia pungut dari tumpukan sampah di belakang istana, memainkannya dan menggoreskannya di atas sebuah daun kering.

Sungguh sebenarnya pena tersebut hanya sebuah pena dengan tinta yang kering.
Lelaki itu, Taeyong menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, dia merasa bosan sungguh dan pena yang dia pungut ini sama sekali tidak berguna karena sudah tak berfungsi lagi, dan jikalaupun masih berfungsi tidak akan berarti apa apa bagi dia yang bahkan tidak di ajarkan menulis ini.

Melepaskan tinta itu dari tangannya, Taeyong menekuk lutut untuk kemudian di peluknya, menenggelamkan kepalanya dia antara kedua kakinya .
Pikirannya melayang..

Seandainya dia lahir layaknya putri jisun ataupun kakaknya yang lain maka pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dia tidak akan terkurung disini sendirian, tanpa teman, tanpa mendapat kebebasan, dan kesepian.

Dia bahkan dilarang menunjukan wajahnya di depan bangsawan lain bahkan mengeluarkan suara juga tidak di perkenankan.

Taeyong tak ingat kapan terakhir kali dia berkomunikasi dengan sekitarnya.
Memejamkan mata, mata kucing miliknya terlihat sayu, keheningan di kediamannya membawanya agar segera terbang ke alam mimpi, sampai tiba tiba sebuah suara membuatnya terhenyak..



Brukkk..

Taeyong dengan cepat mendonggakan wajahnya, menatap seseorang yang kini berdiri tepat di hadapannya.

Tubuhnya beringsut menjauh saat dia tau bahwa orang yang ada di hadapannya ini bukanlah rakyat biasa yang terkadang mengganggunya dengan memanjat dinding pembatas kediamannya hanya untuk menggodanya, bukan juga para dayang dan pengawal tingkat rendah yang selama ini menyediakan kebutuhan dan menjaganya agar tidak melewati batas.

Matanya menatap lekat baju berbahan sutra yang di kenakan lelaki yang ..


Ah..


Tampan ?

Taeyong menggelengkan kepalanya lucu saat satu kata yang tidak sepantasnya terlintas dalam pikirannya itu muncul. Membuat lelaki di hadapannya menahan kedua belah bibirnya agar tidak tersenyum melihat tingkah lelaki manis yang kini menatapnya dengan tatapan bingung.




" Maaf, aku tidak bermaksud mengganggumu."

Ucap lelaki itu pada akhirnya, dia berjongkok agar bisa mensejajarkan tubuhnya dengan lelaki yang lebih kecil itu.




" tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu.. walau telah begitu lama berada di daerah kerajaan silla, ini pertama kalinya aku masuk kedalam istana, kurasa aku sedikit tersesat."



Menyunggingkan senyumnya, lelaki itu berusaha tidak membuat anak kucing/? Yang berada di hadapannya ini tidak takut.
Kini dia dapat melihat dengan jelas orang yang sedari tadi menarik perhatiannya agar mendekat dan membuatnya lupa akan tujuan awalnya.






FORBIDDEN ROSE [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang