Part 1

1.6K 50 4
                                    

It's my first story yang saya buat di blog. please don't copy and claim it. 

selamat membaca  ^^ 

--------------------------------------------------------------------------------------

Rumah besar yang indah dikelilingi taman yang penuh bunga dan pohon yang dibentuk rapi sebagai hiasan, terasa tenang dan nyaman berasa didalamnya sebelum seseorang yang menghancurkannya "Vio....!!!"  Teriak menggerumuh terdengar sampai sekeliling rumah. Yapz! Nama gue Vio, dan perlu diingat gue ini cowok bukan cewek. Gue cuman apes doang di kasih nama kaya cewek. Semua ini karena 15 tahun yang lalu saat dimana gue dilahirkan.

          Waktu itu nyokap gue berharap banget punya anak cewek 2 karena dikeluarganya ia cuman satu-satunya anak cewek sedangkan bokap cuman pengen anak 3 karena dikeluarganya ia   berlima saudara. So, impian mereka punya 3 anak. 2 cewek dan 1 cowok. Kakak pertama gue lahir sesuai yang dipengenin nyokap, ia diberi nama Clarissa. Lalu 3 tahun setelah itu lahir kakak gue yang kedua, bokap senang banget karena akhirnya ia punya anak cowok, namanya kak Audrey. Lalu 2 tahun dari kak Audrey, gue yang diinginin nyokap gue cewek bahkan sudah ada rencana diberi nama viola ternyata yang lahir cowok. Makanya nama gue dikasih Vio.

          "Viioooo!!!" kali ini teriakan lebih keras.

          "Iya bentar!!" gue berlari ke arah meja makan dengan membawa nasi goreng. "nih ka"

          "Lama amat sih lo! Gue kan mau cepat-cepat ngampus!" asal suara itu berasal dari ka Clarissa si tuan putri di rumah ini. Tapi bagi gue dia kaya nenek sihir. Kerjaannya tiap hari nyuruh-nyuruh terus jarang pulang soalnya ka Clarissa model sih.

          Gue mau cerita dikit, semenjak bonyok gue ngembangin usaha di luar negri gue tinggal ama kakak-kakak gue. Katanya sih gara-gara pergaulan di luar negri terlalu bebas makanya kami ga dibolehin tinggal di sana malah mengenyam penididikan di sini. Semenjak itu pula gue jadi babu mereka di sini. Jadi tukang bersih rumah, masak, nyuci sampe beresin kamar mereka. Sedangkan pembantu kami malah dibawa bonyok sama-sama mereka. Nasib.. anaknya yang pengen keluar negri malah pembantu yang di bawa.

          "hmm.. harum, kayanya enak nih" suara yang baru datang ini ka Audrey. Suka telat bangun dan sudah pasti kelayapan ama cewek-ceweknya. "siapin gue jus jeruk dong"

          "iya kak" gue langsung nyelonong ke dapur membawa pesanan ka Audrey. "nih kak" gue naruhin gelas di meja samping ka Audrey

          "Makasih Vio" kata kak Audrey dengan mesra sambil memukul pantat gue dengan tersenyum senang. Heh! Ini kebiasaan buruk ka Audrey suka mukul pantat gue bahkan pernah tuh dia meluk gue dari belakang. Dikiranya gue cewek apah! Bikin kesel aja tapi mana berani gue ngelawan ka Audrey. Dia itu kadang-kadang kejam ama gue. Selain itu ka Audrey karateka sabuk hitam sayang dia ga mau jadi atlete katanya cuman modal buat ngejar cewek doang.

          "drey, lo ditanyain agensi gue. Mereka pengen lo jadi model sampul di majalah lagi"

          "  bilang ama agensi lo gue malas. Gue banyak acara ama cewek-cewek gue"

          "alasan! Dulu kan lo mau aja di potret"

          " itu kan buat gaet cewek doang. Gue malas ngelakuin hal berulang-ulang kali. Kenapa ga lo bawa Vio aja sapa tau cewek yang disukanya bakal naksir ama dia tuh" kata Ka Audrey sambil tersenyum mengejek.

          Sialan! Mentang-mentang gue ga laku terus gue yang jadi tumbal!. Pake bawa-bawa cewek yang gue suka lagi. Gue manyongin bibir gue tanda kesel ama ka Audrey yang ketawa.

Cinderella BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang