DIA

272 79 5
                                    

Jieun dan Sehun. 

Mungkin kalian bertanya-tanya apa hubungan dari dua orang itu. Karena keduanya tampak akrab dan canggung saat bersama. 

Saat SMA, Jieun pernah mengejar seorang laki-laki dan hampir saja tertabrak mobil. Awalnya Sehun acuhkan kejadian kejar-kejaran itu. Tapi saat Jieun dan laki-laki itu berlari menuju ke arah jalan raya, Sehun yakin jika Jieun bisa tertabrak mobil karena si laki-laki berlari cukup cepat dan Jieun tertinggal cukup jauh. Dengan insting laki-lakinya Sehun pun berlari mengejar Jieun yang saat itu Sehun tau adalah kakak kelasnya di kelas 12. Sehun sendiri masih kelas 10. 

"Sunbaenim, perhatikan langkahmu. Kau bisa mati" tegas Sehun saat berhasil menarik Jieun ke tepi jalan

"Oh Shit! Kau membiarkannya lolos!" balas Jieun penuh emosi lalu melepas kasar lengannya dari genggaman Sehun

"Apa yang kau lakukan, sunbaenim? Kau mengumpat di depan hoobae yang baru saja menyelamatkan nyawamu" ucap Sehun sarkas

"Lalu kau mau apa? Ucapan terima kasih? Traktiran makan dariku? Kalau kau menyelamatkan nyawaku hanya untuk sebuah imbalan, lebih baik kau biarkan saja aku tertabrak mobil!"

"Astaga wanita ini" gumam Sehun sambil memutar bola matanya malas

"Kau! Siapa yang mengajarkanmu memutar bola mata di depan sunbae mu! Tak tau sopan santun sekali anak jaman sekarang" teriak Jieun di depan wajah Sehun

Sedangkan Sehun hanya menatap Jieun datar lalu memilih pergi dari hadapannya karena Sehun muak mendengar umpatan-umpatan sunbaenya itu. 

"Hoobae sialan!" umpat Jieun setelah Sehun semakin menjauh dari hadapannya

3 minggu berlalu, lagi-lagi Sehun dipertemukan lagi dengan Jieun. Kali ini mereka bertemu ketika Sehun baru saja dari atap sekolah untuk tidur. Mereka berpapasan di tangga saat Sehun turun, sedangkan Jieun baru akan naik ke atap. Tatapan Jieun begitu dingin pada Sehun saat itu, masih kesal dengan kejadian beberapa waktu lalu. Tapi Sehun bisa merasa jika gadis itu sedang sedih. Entah karena apa, tapi yang jelas Sehun pun masih sama jengkelnya dengan gadis itu sehingga ia memilih untuk mengacuhkan Jieun. Tapi, lagi dan lagi Sehun tak bisa melakukannya. Ia takut Jieun akan melakukan suatu hal yang di luar nalar seperti bunuh diri contohnya. Maka, Sehun kembali ke atap dan mendapati sunbaenya itu sedang duduk di sebuah sofa lapuk dan menengadahkan kepalanya ke langit sembari menutup mata.

"Apa kau tidak bisa tidak mencampuri urusan orang lain?" tanya Jieun tanpa membuka matanya

Sehun membatu. Yang dikatakan sunbaenya benar. Atas dasar apa Sehun mencampuri urusan gadis itu? Sehun sendiri hanya tau jika gadis itu sunbaenya, ia bahkan tidak tau namanya. Kenapa bisa selancang ini mengikutinya terus dengan alasan takut terjadi apa-apa?

Kepalang basah, Sehun menghela nafas pelan, "Aku takut kau bunuh diri. Aku tidak mau atap sekolah ini nantinya jadi berhantu gara-gara kau bunuh diri disini. Ini tempat tidur siangku" 

Setelah mengucapkan hal itu, Sehun berbalik dan berniat untuk meninggalkan atap sekolah sampai sebuah suara menghalangi langkahnya. 

"Terima kasih" ucap Jieun lalu membuka matanya dan menoleh ke arah Sehun berdiri

"Untuk apa kau berterima kasih, sunbaenim?" jawab Sehun tanpa membalik tubuhnya

"Untuk niat baikmu. Semuanya. Aku menghargainya, hanya saja.." Jieun tidak melanjutkan ucapannya

"Ya, sama-sama. Aku tau kau sedang ada masalah, jika kau tidak punya teman yang bisa mendengarkan ceritamu aku bisa melakukannya" lalu Sehun melanjutkan langkahnya menuju pintu 

Going Crazy [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang