Setelah dari kebersamaan mereka kemarin, vani sudah lumayan mau tersenyum dengan putra. Contohnya sekarang ini, putra, vani, silvi, dan juga naufan sedang bercanda gurau di rooftop sekolah."Hahaha...kemarin itu pak danang pas lagi ngajar gigi palsunya mau copot anj*r, hahaha gue cuma ketawa salah siapa kerjaannya ceramah mulu. Kan giginya jadi jengah." Naufan teringat dengan pak danang-guru pkn-yang setiap pelajaran selalu ceramah dan mencari kesalahan murid-muridnya.
"Hahaha...iya iya gue inget banget saat itu." Ucap putra sambil terbahak-bahak.
"Kok gue nggak tau sih." Vani mendengus sebal.
"Kan kamu nggak berangkat beb." Vani hanya menganggukkan kepalanya sambil bibirnya membentuk huruf 'o'.
"Dah yuk balik kelas, bentar lagi bel masuk." Ucap vani yang di angguki ke 3 nya. Saat putra berdiri putra langsung menggandeng tangan vani. Dan di saat itu jantung vani sudah berpacu dua kali lebih cepat dati biasanya.
"Ayuk jalan, kenapa diem?" Ucapan putra membuyarkan lamunan vani lantas vani melepaskan genggaman putra.
"Kenapa dilepas?" Tanya putra dengan bingung.
"Bukan muhrim."
"Ilihhh alim banget pacar aku ini." Ucap putra sambil mencubit kedua pipi vani.
"Ihh putra ga usah pegang-pegang bukan muhrim tau gak." Geram vani.
"Enggak...wlek..." kemudian sehabis mencubit vani lagi putra langsung lari meninggalkan vani sendirian. Vani hanya menghela nafas kasar sambil keluar rooftop.
Pada saat sudah sampai di depan pintu kelasnya, hingga saat ingin masuk dari arah dalam kelas putra mengagetkan vani dengan cara menggunakan topeng monyet.
"AAA...SILUMAN MONYET!!!!!" Teriak vani langsung lari keluar kelas. Putra yang melihat pun langsung tertawa terbahak-bahak.
"Aduh...kaki gue...sial banget gue hari ini" Vani terjatuh karena tali sepatunya yang terlepas lantas vani menginjaknya dan mengakibatkan ia jatuh.
Putra yang melihat vani terjatuh langsung berlari menghampiri vani yang sedang memegang kakinya yang sedikit memar karena ia terjatuh di lantai keramik.
"Duh vani maafin aku ya? Gara-gara aku kamu jatuh." Putra menundukkan kepalanya merasa bersalah kepada vani.
"Ihhh...putra bercanda lo nggak lucu! Kaki gue lebam kan...lo bego!" Ucap vani meninju lengan putra dengan keras tang membuat si empunya meringis kesakitan.
"Ya udah aku minta maaf...ayo aku anter ke UKS."
"Nggak." Kemudian vani berdiri dan berjalan dengan menahan sakit agar mereka tau kalau vani adalah anak yang kuat dan tidak lemah.
Putra yang masih melamun langsung menyadari jika vani sudah meninggalkannya. Dan saat itu juga putra segera berlari menyamakan langkahnya dengan vani. Setelah ia bisa mencapai langkah vani, ia langsung menggenggam tangan vani.
Akan tetapi, vani langsung menepis cekalan tangan putra dan berkata "udah gue bilang ga usah pegang-pegang! Kita bukan muhrim!"
Vani langsung berjalan lagi meninggalkan putra.
Setibanya vani di UKS dia langsung menuju kotak obat dan mengambil salep untuk memar. Kemudian ia mendudukkan dirinya di kursi UKS.
Pada saat ia ingin mengoleskan salep tersebut ke kakinya, tiba-tiba ada yang menarik paksa salep tersebut. Vani refleks langsung melebarkan matanya.
"Biar aku aja yang obatin."
"Biar gue sendiri" kemudian vani merebut kembali salep yang di pegang putra. Lalu di rebut lagi oleh putra, dan setelah itu di tarik lagi dengan vani dan terjadilah tarik menarik antara putra dan vani sampai ada orang yang meneriaki nama mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
COOL BOY AND PERFECT GIRL
Teen Fiction"Kamu tau kenapa aku cinta sama kamu?" Tanya putra. "Kenapa? Karena aku cantik? Aku imut?" "Bukan." "Terus karena apa!?" Tanya vani gemas. "Karena aku punya hati." "Pengen hujat" ucap vani datar. Kisah cinta kedua insan yang memiliki sifat yang berb...