*three*

54 3 0
                                        

Dan tangan vani pun di tarik oleh seseorang, langsung saja orang tersebut mendekap tubuh vani yang sudah menegang karena masih terkejut dengan kejadian baru saja yang ia alami.

Saat vani mendongak ternyata itu adalah putra yang juga sedang menatapnya. Aksi tatap-tatapan pun tidak berlangsung lama karena kedatangan vano. Dasar perusak suasana.

"Van, lo nggak papa kan?" Tanya vano.

"Iya gue gak papa." Jawab vani. "Emm...makasih ya put." Lanjutnya sambil menatap putra yang berada di samping vano.

"Iya sama-sama. Lain kalu ati-ati kalau jalan. Lo pulang sendiri kan? Gue anter aja yuk." Ajak putra.

"Nggak usah van gue naik angkutan umum aja." Tolak vani.

Kemudian putra menatap vani dengan tatapan memohon sambil mengedipkan matanya. Vani yang menatap pun langsung berubah pikiran, tatapan putra seolah menghipnotis vani untuk mengikutinya.

"Ya udah bang, gue pulang sama putra dulu ya. Abang lesnya yang bener!" Ucap vani memperingatkan abangnya.

"Yaudah bang gue pulang dulu." Kemudian putra menarik tangan vani untuk menuju ke motornya. Sebelum vani menaiki motor putra.

"Vani! Hati-hati!" Teriak nisya, pacar vano.

Saat di jalan, putra lah yang memulai pembicaraan.

"Lain kali hati-hati van kalau jalan, takutnya kalau kaya tadi lagi." Nasehat putra.

"Iya, makasih udah tolongin gue tadi."

"Ga usah bilang makasih. Karena itu udah tugas gue, buat ngelindungin bidadari gue biar ga lecet." Ucap putra.

"Apaan sih." Ucap vani malu-malu.

'Eh kok gue jadi akrab gini ya? sama putra? Ah tau ah' batin vani.

Sesampainya di rumah vani langsung turun dari motor putra dengan mengucapkan terimakasih lalu langsung masuk ke dalam rumah.

"Van besok gue jemput ya berangkat sekolahnya." Teriak putra dan langsung tancap gas meninggalkan rumah vani.

Vani menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang ternyata putra sudah langsung pergi. Vani mendengus kasar kemudian masuk ke dalam rumah dengan kaki di hentak-hentakkan. Btw keliatannya tafi kakinya kesleo kok di hentak-hentakin? Dasar human.

"Assalamu'alaikum." Salam vani ketika sudah sampai di dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab bunda dari arah dapur. Selepas itu vani langsung naik ke atas dan mengganti bajunya kemudian turun ke bawah untuk makan siang bersama sang bunda.

"Baru aja bunda mau panggil ke atas ternyata udah turun. Yuk makan." Ajak bunda.

"Bun, habis makan kita ke mall yuk. Bosen di rumah."

"Iya ayuk, bunda juga mau ke mall sekalian beli make-up soalnya make-up bunda udah mau habis."

Vani POV

Setelah selesi makan, gue naik ke atas dan ganti baju. Pas turun ke bawah bunda udah siap dan kita berdua langsung cus ke mall.

Sesampainya di mall kita langsung ke bagian make-up dulu buat bunda, setelah itu kita ke bagian baju. Tapi saat mau jalan gue liat seseorang yang tadinya baik sama gue lagi jalan sama cewek, nyesek banget hatinya gue.

"Eh bun, kita pulang aja yuk. Tiba-tiba kepala vani kok pusing." Ucap gue berbohong. Padahal mah ia cuma cemburu.

'Apa cemburu? Gak ah gue gak cemburu' batin gue.

"Ee...yaudah ayok pulang. Nanti bunda buatin bubur di rumah."

Kemudian gue sama bunda keluar dari mall dan langsung pulang. Sampainya di tumah gue langsung menuju ke kamar dan menguncinya.

COOL BOY AND PERFECT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang