Bab 1

75 4 0
                                    

           Pagi itu semua masyarakat Gedangdowo berbondong-bondong menuju Balai Desa untuk memilih calon kepala desa baru. Meskipun kedua belah pihak pendukung saling diam tanpa melontarkan kata-kata, tapi rasa hatinya masih bergejolak untuk saling mengunggulkan pasangan calon pilihannya.

Terlihat pak Daud dan pak Tikno duduk di sebuah meja kayu jati dan memang khusus dipersiapkan oleh panitia untuk dua calon lurah. Kedua para calon menerbitkan senyum dan yakin bahwa mereka menang dan mampu menjadi kepala desa Gedangdowo selanjutnya.

Sekitar pukul 12.00 siang penghitungan suara sudah dimulai, para saksi, pendukung dan semua masyarakat cemas-cemas menunggu hasilnya.

Ternyata pak Daud yang menjadi lurah. Semua pendukung membawanya menuju rumahnya sambil ditandu beramai-ramai. Di sepanjang jalan suara takbir menggema dan suara riuh suka cita menjadikan kebahagiaan menyertai di relung hati mereka.

Pendukung pak Tikno merasa sedih dan menerima kekalahannya dengan memberi dukungan moril dan memberi semangat, agar pak Tikno legowo menerima kekalahannya.

Kadang perjuangan itu bisa berakhir di tengah jalan atau meraih kemenangan di akhir finis. Pak Daud dua kali menang dalam pencalonan lurah, sedangkan Pak Tikno sudah tiga  kali mencalonkan, tapi berujung kegagalan. Tidak dipungkiri oleh masyarakat yang mementingkan masyarakat dan selalu peduli akan menjadi kepala desa paling terhormat dan di elukan untuk kesejahteraan kedepannya di bidang ekonomi dan mendambakan pupuk murah bagi para petani desa Gedangdowo.

GASDESOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang