END

30.5K 3.4K 531
                                    

Gue mempercepat langkah gue ketika Guanlin bilang ada yang harus di omongin penting, dan dia nungguin gue di belakang sekolah.

Gue berbelok di perempatan, dan melihat Guanlin yang setinggi tiang itu senyum singkat ke arah gue seakan-akan tau kehadiran gue.

Gue bales senyum nya singkat.

"Maaf ya, gue habis nemenin Jisung ke kantin bentar." Bilang gue begitu sampai dan dia angguk-angguk.

"Gue langsung aja, ya. Gue enggak bisa buat basa-basi." Gue lantas menganggukkan kepala.

Guanlin berdehem sebentar. "Gue udah mulai menerima Lami. Tapi, perasaan gue sama dia tentunya beda sama perasaan gue ke Lo."

Gue cuma diam. Enggak tau mau respon apa, dan gue pun cukup yakin Guanlin enggak minta direspon tapi didengarkan untuk saat ini.

"Saat ini gue cuma menganggap dia sebagai sahabat yang mesti gue jaga." Guanlin senyum tipis enggak tau kenapa. "Tapi, dari yang gue lihat, perjuangan cinta Lo ke Jisung membuahkan hasil."

"Hah?"

"Dari mata gue, Jisung kayaknya suka sama Lo." Guanlin senyum lagi, "walaupun enggak kelihatan mungkin di mata Lo, tapi, kita sama-sama laki-laki. Saling tau, jadi gue yakin."

Gue makin mengerut heran, "maksudnya?"

Guanlin enggak jawab, justru dia nunjuk sesuatu di belakang gue dengan dagunya.

Gue dengan muka yang bingung noleh ke belakang dan cukup kaget dengan kedatangan Jisung yang enggak dengan tangan kosong, tapi membawa dua buah eskrim.

Mau ketawa, tapi dia ganteng banget. Padahal cuma bawa eskrim, bukan bunga.

"Kalau gitu gue pergi, ya." Guanlin melewati gue begitu saja padahal gue belum ngomong apa-apa. Terlihat, sebelum melewati Jisung dia nyempetin diri buat nepuk bahu cowok itu.

Jisung mengerucut kesal menghampiri gue.

"Gue cariin Lo kemana-mana ternyata mojok di belakang sekolah sama Guanlin." Bilang Jisung kelihatan banget muka kesalnya dibuat-buat.

Gue cuma bisa nyengir, "maaf deh, tadi dia mau ngomong bentar."

"Ngomong apa?"

"Ngomongin tentang biasa aja. Bukan apa-apa kok." Jawab gue sebisa mungkin, enggak berani jawab jujur entah karna apa. Menurut gue, kalau gue jawab jujur Jisung bakal marah, padahal enggak ada korelasinya sama sekali.

"Sebenarnya bukan tanggal yang pas. Dan gue pun bisanya kasih Lo eskrim meleleh." Jisung menghela napasnya.

Gue menggeleng cepat, "kenapa deh? Eskrim nya masih bisa dimakan kok ini." Gue merebut salah satu eskrim di tangan Jisung, memakannya sampai ada noda di sudut bibir gue.

Jisung yang peka, bersihin sudut bibir gue pake jari jempolnya. Tolong dong, ini hati udah enggak terkondisi.

"Gue jadiin Lo pacar sekarang aja, ya?"

"Uhuk!" Gue tersedak tiba-tiba. Menatap Jisung cengo.

"Kalau gue kelamaan takutnya Lo pindah hati terus di embat sama orang lain. Jujur aja sih, Guanlin kayaknya lebih ganteng dari gue."

Haduhmama ini gue ditembak?!

"Gue tau kalau gue nanya ini Lo pasti bakal bilang iya." Jisung tersenyum Canggung, mengusap tengkuknya, "tapi Lo mau enggak jadi pacar gue?"

"Biar gue kalau marah bisa marah langsung ke lo. Cemburu pun bisa bilang langsung. Kalau sekarang mau bilang cemburu, hubungan kita cuma temen enggak lebih." Jisung menatap gue takut-takut. "Jadi gimana?"

Gue berdehem pelan. Enggak peduli sama eskrim yang perlahan meleleh bahkan mengotori tangan gue.

Gue harus netralin jantung gue dulu.

"Kenapa harus pake nanya sih?" Cicit gue.

Jisung kayak pasang muka cengo gitu pas gue sempet sempetin ngelirik dia.

"Jawabannya kan, udah pasti iya. Mau." Jelas gue.

Dan setelah itu tidak ada yang terjadi. Tiba-tiba terasa hening, atmosfir nya entah kenapa tiba-tiba jadi hangat kayak ada kupu-kupu terbang padahal cuma lalat dari tadi yang lewat.

Pikir gue enggak bakal ada apa-apa.

Tapi


Ternyata,


Dan itu...













Jisung yang tiba-tiba cium pipi gue.




















Iya cium.



























CIUM GAES!























WALAUPUN BIBIR GUE PERNAH DIA CIUM, TAPI SEKARANG SENSASINYA BEDA COY!1!1!1!
























DAN DENGAN ENGGAK BERDOSA NYA, DIA BILANG.







































"i love you, pacar." Sambil senyum manis bikin gue mau mati di tempat.





















MAMA AKHIRNYA JISUNG BENAR-BENAR JADI BOYFRIEND KU! PACAR KU! BUKAN TEMAN LAKI-LAKI KU!
















"i love you too, pacar." Balas gue dan juga nunjukkin senyuman, dan kita pun saling senyum nunjukkin senyuman manis yang kayaknya lebih manis dari eskrim di tangan kita.














BOYFRIEND | Jisung -END







AKHIRNYA SELESAI JUGA YEOREOBEUN😭😭😭

Sumpah! Kesan nya mungkin maksa Banget tamatnya, tapi, dyu mikir. Daripada pembaca digantungin terus dibuat nunggu sama ceritanya, mending ditamatin aja.

Inget kesibukan yang makin banyak, bahkan mengingat dyu udah kelas tiga SMA mau menghadapi ulangan yang kian dekat, dan enggak sadar mungkin hari ini baru ngetik begini besok udah lulusan aja, g deng.

Intinya terima kasih atas apresiasinya dengan cerita yang amburadul ini. Terimakasih mau luangin waktunya buat baca.

Kepala sekarang lagi mumet.

Tolong tunjukkin apresiasinya juga sama work aku yang pacar- Haechan, karna apresiasi dari kalian membuat dyu semakin semangat nulis.

Terima kasih semua, jangan lupa voment nya ya.

Luv,
Rumputdeul🌱

BoyFRIEND | Jisung✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang