0018

2 0 0
                                    

"umi...!"ucap Davina ia mencium punggung tangan umi Yunita.

"Iya sayang ayo masuk!" Mereka berdua mengekor ke belakang umi Yunita

"Selamat datang anak Abi yang cuantik!"ucap Abi dengan gaya acara-acara di tv.

"Keke iya Abi!"Jawab Davina terkekeh Davina segera duduk di kamar tv bersama orang tua nya.

"Bi...Minah ambilin buah-buahan!"

"Baik non!" Bi Minah segera menaruh buah-buahan di meja, Davina segera meraih buah yang ada di depannya.

"Vin...!"panggil umi Yunita

"Hmm!"

"Umi mau ngomong boleh?" Davina menganggukan Kapala. Umi Yunita menarik nafas panjang.

"Umi kenapa kok gugup?"tanya Davina

"Hmmm nak, tapi umi bertemu dengan sahabat umi ia memiliki seorang anak laki-laki!"

"Iya lalu?"

"Bagaimana kalau umi jodohin kamu sama cowok anaknya temen umi?"

Deg.....

Davina terperanjat mendengar perkataan umi kesayangan nya itu. Ia tidak menyangka bahwa orang tuanya ingin menjodohkan.

"Lagi pula Davina kan udah kuliah, wajar lah Davina menikah atau tunangan dulu aja klo GK mau nikah!" Jawab Abi menimpali.

"Nak...maaf umi baru mengatakan hal ini... Sebelum kau ada di sini umi mempunyai nazar bahwa jika umi dan sahabat umi mempunyai anak...kita akan menjodohkan anak kami, ya umi tau ini adalah keputusan hal bodoh karena ini bukan zaman siti Nurbaya dan ini adalah zaman emansipasi wanita seharusnya umi tidak menjodohkan kamu!" Jawab umi menundukkan kepalanya.

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang