Masih dengan rasa penasarannya, kini, ketika jam istirahat, Joy kembali membuntuti Sehun dan Chanyeol yang berjalan menuju halaman belakang sekolah. Tempat yang sangat tidak ingin di datangi siswa manapun karena dekat dengan pembuangan sampah.
Mereka menghentikan langkahnya, begitupun dengan Joy. Kedua manik matanya masih setia memperhatikan setiap gerak gerik mereka. Lalu, dengan cepat Sehun dan Chanyeol meminum cairan merah yang biasa mereka sebut jus stawberry. Joy mengerjap. Penglihatannya tidak mungkin salah. Jelas jelas itu bukan jus strawberry. Cairan itu lebih mirip seperti... Darah?
Jadi, maksudnya, Sehun bukan manusia, begitu? Sehum meminum darah. Jadi itu artinya, dia seorang... Vampire?
"Keluarlah. Kau tidak perlu bersembunyi seperti itu." Joy terkejut. Sehun mengetahui keberadaannya. Gadis itu semakin terkejut ketika tiba-tiba Sehun sudah berada disampingnya.
"Kau.. Tadi itu... Kau meminum darah, bukan? Itu sama sekali bukan jus strawberry seperti yang kau bilang. Apa itu artinya... Kau Vampire?" Tanya Joy.
Sehun menyeringai, "Bagaimana jika itu memang darah? Bagaimana jika aku memang seorang vampire?"
"Kau bercanda. Vampire itu hanya ada di dongeng, kau tau."
"Bagaimana jika aku tidak bercanda?" Keseriusan di mata Sehun membuat detak jantung Joy semakin tak terkendali. Susah payah dia menelan liurnya ketika Sehun semakin merapatkan diri mereka.
"Kau sudah terlalu banyak mengetahui tentang kami. Berjanjilah untuk tidak mengatakan ini pada siapapun, dan aku bisa menjamin keselamatan hidupmu, Joy." Chanyeol berucap.
"Tidak, Chan. Manusia bukan makhluk yang mudah dipercaya. Jadi akan lebih baik jika kita menghapus ingatannya tentang semua ini." Sehun menjawab. Pria itu menatap datar Joy yang terlihat biasa saja.
"Kau.. Tidak takut?"
"Mengapa aku harus takut?" Jawab Joy. Dan Sehun sukses geram dibuatnya.
"Hey! Aku ini vampire. Aku bisa meminum darahmu kapan saja. Bahkan saat ini pun aku bisa melakukannya jika aku mau. Apa kau mau merasakan taringku menancap di lehermu, hm?" Kata Sehun. Pria itu sedikit membuka mulutnya. Menunjukan taringnya yang sangat runcing.
"Wahh.. Keren!" Pekik Joy memuji.
'Apa? Dia tak takut padaku?' Sekali lagi Sehun berhasil dibuat terkejut oleh sikap Joy. Berbeda dengan Chanyeol yang sibuk tertawa melihatnya.
Secepat kilat Sehun semakin mengikis jaraknya dengan Joy. Joy gugup. Sehun menundukan wajahnya. Menempelkan bibirnya tepat diatas kulit leher Joy. Tubuh Joy sempat gementaran. Apa Sehun akan menghisap darahnya?
"Hey! Apa yang kau lakukan?" Joy berteriak, sembari mendorong tubuh Sehun.
"Karena aku tidak menghapus ingatanmu, jadi aku hanya memberikan tanda di lehermu."
Joy mengernyit, "Tanda?"
"Bentuknya seperti bulan sabit. Kau akan kepanasan ketika hendak menceritakan sesuatu hal buruk yang menyakut kami. Dan satu lagi, tidak ada yang bisa melihat maupun menghilangkan tanda itu kecuali aku."
-------------
Malam harinya, Sujin berjalan sambil sesekali mengeratkan lagi sweaternya. Ketika tiba di depan sebuah rumah besar namun terkesan tua, ia langsung melangkah masuk. Gadis itu menilik keadaan ruang tamunya yang sangat sepi.
"Mencari Sehun?" Suara Chanyeol sedikit mengejutkan Sujin.
"Temuilah di kamarnya. Dia sudah menunggumu sejak tadi." Sujin mengangguk.
Gadis itu menuju lantai dua. Pelan, Sujin mendorong pintu kamar Sehun dan kembali menutupnya. Ini bukan pertama kalinya gadis itu masuk ke kamar Sehun yang hanya mendapat cahaya dari pantulan sinar rembulan.
"Kau terlambat, 15 menit. Duduklah." Kata Sehun. Mereka duduk bersampingan di tepi ranjang Sehun.
"Apa kau baik-baik saja? Saat kemari, tidak ada yang mengganggumu, kan?" Tanya Sehun. Sujin tersenyum.
"Memangnya kenapa? Bukankah aku sudah sering datang ke rumah mu saat malam?"
Sejenak, Sehun menarik nafasnya. "Tadi siang aku sempat berbicara dengan Joy. Entahlah, aku merasakan ada aura asing yang melekat pada tubuhnya. Vampire Gen Suci yang sempat ku ceritakan padamu. Baunya sangat melekat di tubuh Joy."
"Memangnya, apa yang kau lakukan pada Joy? Kalian... berpelukan? Atau Joy yang memelukmu?" Sehun terkekeh mendengarnya.
"Kau cemburu? Ini tidak seperti itu. Aku hanya membuat sedikit perjanjian dengan Joy. Karena sekarang, bukan hanya kau yang mengetahui identitas asliku. Tapi dia juga." Jelas Sehun.
"Jangan coba-coba membuat Joy dalam bahaya, Sehun. Dan... apa Joy tau tentang hubungan kita?"
Sehun menggeleng. "Tidak, Joy tidak akan tau. Untuk itu, berhati-hatilah. Saat ini, hanya kau satu-satunya manusia yang sangat ingin ku lindungi. Aku tidak ingin ada seorang pun yang melukaimu." Sehun berbisik lembut. Lengannya merengkuh tubuh Sujin. Membuat kepala gadis itu bersandar diatas dada bidangnya.
Please comment & vote❤
Thank u🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoot Me
FanfictionKetika perasaan bisa berubah, tujuan pun berubah. Itulah perasaan Sehun ketika bertemu Joy. Gadis manis berambut panjang hitam legam. Gadis yang berani mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan.