"Hey! Kau kenapa?"
"Joy! Kenapa kau malah berlari menjauhiku?!"
"Kenapa sejak tadi pagi kau selalu menghindar dariku?" Taehyung berhasil mencekal lengan Joy.
"Apa kau baik-baik saja Joy?" Tanya Jin.
Joy mengangguk ragu. "Tae... Sebenarnya apa yang selama ini kau sembunyikan dariku? Apa yang tidak aku ketahui tentangmu? Bisakah kau beritahu aku?" Joy melirih.
Taehyung mengernyit, "Kau bicara apa sih? Ya, seperti yang kau tau selama ini. Aku Kim Taehyung. Pemuda tampan ke-empat di dunia setelah Oh Sehun Exo."
"Tadi pagi aku melihatmu meminum sebotol cairan merah di belakang kelas. Menurutku itu seperti... Darah. Bisakah, bisakah kau jelaskan itu semua? Kumohon, Tae." Kata Joy.
Taehyung menghela nafas. Membuang arah pandangnya sebentar. "Tapi, apa kau berjanji tidak akan menjauhiku setelah aku mengatakan semuanya?" Joy mengangguk.
"Maafkan aku Joy. Tapi sungguh, aku sama sekali tidak berniat untuk membohongimu selama ini. Aku melakukannya hanya karena aku takut, aku takut kau akan menjauhiku jika tau seperti apa diriku yang sebenarnya." Lirih Taehyung.
"Jadi, apa kau... Vampire?" Taehyung mengangguk. Joy terisak pelan. Dia sudah menduga jika akan seperti ini.
"Kau tak perlu merasa bersalah seperti itu, Tae. Siapapun dirimu, kau tetaplah Taehyung sahabatku yang playboy. Dan, tetaplah menjadi sosok kakak untukku." Joy tersenyum. "Kalau begitu, aku duluan ya."
Taehyung hanya menatap nanar punggung Joy yang meninggalkan gerbang sekolah.
"Kau tau? Aku merasa seperti kembali melihat Irene. Kedipan mata Joy, raut wajah gelisah serta ketakutannya, benar benar mengingatkanku pada Irene." Kata Jin.
"Lalu apa kau akan tetap membunuh Joy?"
"Kurasa... Aku tak sanggup. Jika iya pun itu sama saja seperti aku membunuh adikku sendiri." Kata Jin.
"Jadi?"
"Sudah seharusnya Vampire darah kotor itu yang kita basmi sejak awal."
-----------------------
"Tugasku selesai sampai disini. Sekarang, pergilah ke halaman belakang." Kata Chanyeol.
Joy mengangguk setelahnya. Gadis itu mulai memasuki rumah Sehun yang terlihat sangat besar namun minim penerangan. Memang, tadi Chanyeol yang menjemputnya. Namun sekarang ia tak lagi mempedulikan dimana sosok Chanyeol. Tubuhnya serasa kaku melihat dekorasi seindah ini.
Lilin lilin dan bunga Lily yang membentuk hati di tanah. Ditambah dengan meja makan yang berada di tengah-tengahnya. Benar-benar menambah suasana tersendiri untuk Joy. Demi tuhan! Bagaimana bisa Sehun se-romantis ini? Hampir saja ia memekik jika tidak ada yang memeluknya dari belakang seperti saat ini.
"Kau datang sayang. Aku kira kau lupa dengan janji kita." Sehun melirih. Menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Joy.
Joy berbalik, membuat mereka sekarang menjadi berhadapan. "Bagaimana mungkin aku lupa jika aku saja hampir gila karena menunggu malam tiba."
Sehun tersenyum, mengecup bibir Joy. "Kau menyukai nya?"
Joy menganguk. Kedua tangannya kembali ia lingkarkan memeluk tengkuk Sehun. Sorot mata keduanya beradu. Bibir mereka hanya berjarak dua cm dengan kening yang menyatu. Dari jarak sedekat ini, Joy bisa melihat betapa tampannya Sehun.
"Kau sangat cantik malam ini. Baiklah kalau begitu, Mari makan, aku sudah menyiapkannya untukmu." Sehun hendak melepaskan pelukan mereka, namun dengan cepat Joy menahannya.
"Biarkan dulu seperti ini, sebentar saja. Ku mohon. Lagipula, aku datang kesini bukan untuk menumpang makan."
Sehun terkekeh, "Baikah. Kau yang meminta nona Joy."
Selang lima belas menit. Posisi mereka masih tetap sama. Saling memeluk dengan kening yang menyatu dan bibir yang hanya berjarak dua cm. Sehun tidak tahan. Pria itu langsung melumat bibir Joy. Ciuman keduanya terasa sangat panas dan menuntut. Seakan menggambarkan gejolak hatinya saat ini.
Sementara itu, Joy semakin merapatkan tubuhnya pada Sehun ketika dirasa kedua kakinya sudah tak lagi berpijak di tanah. Sehun masih asyik menikmati bibir Joy. Begitu ciuman mereka terlepas, Joy bisa melihat dengan jelas jika sekarang mereka berada di udara. Terbang.
"Sehun..."
"Tidak usah takut. Kau tidak akan jatuh jika terus memelukku." Sehun tersenyum lembut. Merapikan rambut Joy yang terbawa angin.
Kembali Sehun menyatukan kening keduanya. "Apapun yang terjadi nanti, berjanjilah kau akan selalu mencintaiku seperti ini."
Joy tersenyum. "Bagiku, berhenti mencintaimu itu sama saja dengan membuatku mati secara perlahan."
Sehun tersenyum. Tubuh keduanya semakin melayang tinggi. Dan untuk kesekian kalinya, mereka kembali terjebak dalam ciuman yang memabukan. Disini. Di atas sini. Bulan dan bintang yang bertaburan di langit. Kendaraan yang berlalu-lalang di bawah. Semuanya seakan menjadi saksi bisu dua insan yang di mabuk asmara ini.
please comment & like❤
Thank you🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoot Me
FanfictionKetika perasaan bisa berubah, tujuan pun berubah. Itulah perasaan Sehun ketika bertemu Joy. Gadis manis berambut panjang hitam legam. Gadis yang berani mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan.