9

173 41 5
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Eh?" Joy terkejut ketika Jin menepuk bahunya. Gadis itu tersenyum sedikit.

"Aku akan ke gudang mengambil kursi. Mendadak, kursi ku tidak ada." Kata Joy.

"Mau ku temani?" Joy mengangguk tersenyum. Mereka berjalan beriringan menuju lorong, semakin ke area belakang sekolah. Mereka tiba di depan ruangan bertuliskan Gudang.

"Kau bisa menunggu disini. Aku akan sebentar." Kata Joy. Gadis itu memutar handle pintu berulang kali. Namun pintu tak kunjung terbuka.

"Apa ada masalah?" Tanya Jin.

"Aku tidak--"

"Percayalah. Aku melakukan semua ini demi keselamatan kita. Mereka bisa saja membunuh salah satu dari kita. Dan aku tidak ingin itu terjadi."

Joy mengernyit menatap Jin. Mereka bisa mendengar jelas suara yang berasal dari dalam gudang. Itu suara Sehun. Tapi pertanyaan, apa benar Sehun ada di dalam, sedangkan pintu gudang saja terkunci? Oh, Joy melupakan fakta jika Sehun itu seorang Vampire.

"Kau bisa naik ke bahu ku jika penasaran." Seakan mengerti, Jin berjongkok di dekat Joy.

Sejenak, Joy menatap ragu. "Apa tak apa? Tubuhku itu berat, Jin."

Jin menggeleng, "Cepatlah. Sebelum aku berubah pikiran."

Sedikit ragu, tapi Joy mulai menginjakan kedua kakinya ke atas bahu Jin yang sedang berjongkok. Tangan Joy berpegangan ke dinding, menjaga keseimbangan tubuhnya. Kepalanya tepat di depan jendela. Kini, dia bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana. Semuanya terdengar jelas.

Sehun merengkuh tubuh Sujin. Menyudutkan tubuh gadis itu ke dinding. Ciuman keduanya terlihat sangat mesra. Dengan kedua tangan Sujin yang melingkar di leher Sehun. Sujin melenguh tertahan, ketika tangan Sehun mulai menggerayangi bagian sensitif di tubuhnya.

"Jadi sayang, apa yang selama ini kita lakukan belum cukup membuatmu percaya padaku, hm? Sungguh. Aku hanya mencintaimu. Aku sama sekali tidak mencintai Joy. Gadis itu terlalu bodoh. Dia bahkan tidak sadar jika aku hanya memanfaatkannya." Kata Sehun.

Sujin tersenyum menggoda, "Kalau begitu, jadikan aku milikmu Sehun."

"Kau sudah menjadi milikku sayang. Sejak lama. Bahkan sejak pertemuan tak sengaja kita dua tahun lalu. Dimana aku berniat menghisap darahmu, tapi aku malah mencintaimu."

Sujin menggeleng. "Bukan itu maksudku."

Sehun menyeringai, mengecup kembali bibir Sujin. "Jadi, apa kau sedang memintaku untuk menyetubuhi mu disini, hm?"

"Aku yakin kau bukan pria bodoh." Kata Sujin.

Sehun mendesis, menikmati sentuhan jari Sujin pada sesuatu yang berada diantara kedua kakinya. "Uh, kau membangunkannya sayang. Baiklah. Kita bisa menggunakan matras itu sebagai alas."

Tanpa menunggu, Sehun langsung kembali mempertemukan bibir keduanya. Lengannya yang bertengger di pinggang Sujin mulai menuntun gadis itu agar segera rebahan diatas matras yang sudah usang. Sujin melenguh keras, menjambak rambut Sehun sebegai pelampiasan rasa nikmatnya.

Seluruh tubuh Joy bergetar. Air matanya bahkan sudah menetes sejak tadi. Dengan hati-hati dia menurunkan kakinya dari bahu Jin. Kepalanya pening. Otaknya tak mampu menerima semua ini. Padahal baru semalam Sehun membuatnya melayang. Kekasihnya. Sahabatnya. Mereka berkhianat. Tubuh Joy hampir limbung jika saja Jin tidak menahannya.

"Joy, apa kau baik-baik saja?"

-------------


"Kau menangis?"

"Hey! Sebenarnya kau kenapa?"

"Sebenarnya aku datang kesini ingin mengajakmu bersepeda mengelilingi komplek. Lagipula, cuaca sore ini sangat sejuk."

Taehyung duduk di sofa ruang tamu Joy. Gadis itu hanya diam. Meski tak ada air mata, namun wajahnya yang bengkak membuat Taehyung yakin jika Joy habis menangis, dan itu tidak sebentar.

"Tae, setahuku Vampire memiliki kekuatan yang sakti. Jadi sekarang, bisakah kau hapus ingatanku tentang... Sehun?" Joy melirih.

Taehyung mengernyit, "Bukankah kau sangat mencintainya? tunggu! Apa terjadi sesuatu? Apa yang Iblis itu lakukan padamu?"

"Iblis itu memiliki nama, Tae!" Kata Joy.

Taehyung terkekeh. "Ah, aku tidak tau jika kau masih saja membelanya setelah dia membuatmu menangis seperti ini."

"Jadi, bisakah kau ceritakan semuanya?"

Joy menatap sendu Taehyung. "Tadi pagi Jin mengantarku ke gudang untuk mengambil kursi. Dan disana, aku melihat Sehun sedang bersama dengan seorang wanita. Sujin benar benar beruntung."

Taehyung mengernyit, "Maksudmu?"

"Bukankah sudah cukup jelas? Apa aku harus mengatakan jika aku melihat kekasihku sedang  bercinta dengan sahabatku sendiri?" Joy terkekeh. "Kurasa itu lebih baik."

Taehyung mengerti. Pria itu langsung merengkuh tubuh Joy ke dalam pelukannya. "Menangislah. Bahu ku selalu siap kapanpun saat kau butuh."

Detik berikutnya Joy langsung terisak. Membayangkan bagaimana manisnya perlakuan Sehun pada Sujin benar benar membuat Joy ingin mengubur diri saja rasanya.






Bersambung.....





Maaf ya readers baru bisa upload sekarang karena satu dan lain hal🙏🏻🙏🏻 jadi hari ini aku bakal double update😁❤

Shoot MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang