1

2.4K 310 172
                                    


BUKANNYA ENGGAN UNTUK MEMBUKA HATI
TAPI AKU HANYA TAKUT DITINGGAL PERGI.

*
*
*
*
*

Rasa kantuk menyerang gadis cantik yang sedari tadi berusaha menyimak apa yang dikatakan dosen. Materi hari ini sangat membosankan terdengar di telinganya. Semalam, ia harus mengerjakan tugas yang diberikan ayahnya. Satu kewajibannya di malam Rabu.

Ia tak sadar kapan matanya tertutup, tapi saat membuka matanya, semua orang menataap ke arahnya. Termasuk dosen killer yang sedang mengajar di depan. Ia hanya menggaruk tekuknya yang tidak gatal, menyembunyikan rasa malu untuk segera menghamburkan wajahnya ke dalam bantal. Ini sama malunya dengan menyontek saat ujian.

"Rachel, kamu berniat tidur di kelas saya?!" Suara tegas nan lantang itu membuatnya terpaku. Wajah tampan dengan rahang mengeras dosen muda itu tertuju padanya dengan amarah.

"Maaf, Pak. Saya gak berniat tidur, Pak," jawab Rachel dengan tergagap. Ia merasa sedang di-interview saat ini. Rasa kantuknya pun menghilang entah ke mana.

"Basuh wajahmu sekarang dan kembali masuk!"

Perkataan tegas itu membuat Rachel dan seisi kelas terkejut. Mata setiap sudut pandang tertuju pada dosen muda di depan, termasuk Rachel. Ia merasa bagai tidak percaya dengan apa yang didengar.

"Kamu tidak mendengarkan apa yang saya katakan?!"

Rachel terkejut, begitu juga dengan seisi kelas. Kesadaran mereka kembali dan menoleh pada Rachel yang kini berdiri. Sebagian mereka menatap Rachel tak suka dan yang lainnya menatap dosen seolah musuh.

"Nih dosen pasti ngambil kesempatan." Rachel dapat mendengar desas-desus tetangga yang menyerangnya dan dosen itu.

"Gak adil banget. Giliran sama yang cantik baik, dosen sarap!"

"Jangan dibawa hati ya, Chel sama tuh dosen!"

Rachel tak ingin menanggapi dengan perkataan mereka yang sudah biasa didengarnya. Ia meninggalkan kelas dan menuju ke kamar mandi. Membasuh wajahnya yang sebenarnya tidak mengantuk lagi. Mendesah pelan saat ia memikirkan apa yang dikatakan sahabatnya.

Ia menatap wajahnya, wajah blasteran Portugis-Indonesia. Mata biru bening yang mengikuti pola lingkaran Indonesia. Hidung mancung kecil seperti bundanya. Rambut coklat gelombang dengan poni samping yang menutupi sebagian dahinya. Bibir tipis dengan lekukan yang indah, menggoda. Wajah yang tidak terlalu lancip dan tidak terlalu oval. Ya, setidaknya itu yang dikatakan orang tentang rupanya.

Bibir indahnya tersenyum, dengan semua inilah ia tak berani membuka hati. Saat awal kuliah saja ia ingin mengubah menjadi gadis yang terlihat culun tapi orang tuanya dan sahabat dekatnya melarang. Ia bahkan berusaha membujuk, tapi ancaman akan mengambil fasilitasnya membuat nyalinya menciut.

Seketika ia tersadar saat pintu kamar mandi diketuk. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul dua siang. Jam kuliahnya telah berakhir dan pastinya dosen killer itu telah keluar. "Gue bengong lama banget ya?" gumamnya.

"Chel, lo di dalam 'kan?!" tanya suara yang sangat ia kenali disertai dengan ketukan pintu.

"Iya, Silvy. Gue di dalam," jawab Rachel sembari mengelap wajahnya dengan tisu. Sekarang pasti ia akan mendapatkan ocehan dari Silvy.

"Lo tidur di dalam?"

Rachel keluar dan mendapatkan wajah kesal dari Silvy. "Maaf, Sil," pintanya menghindar dari ocehan.

"Lo tuh udah setengah jam di kamar mandi tau, gak! Ngapain lo?!"

"Gue melamun tadi," jawab Rachel lalu menyengir tak berdosa. "Lagian, lo tau sendiri gue suka melamun di kamar mandi," tambahnya.

TERSESAT DUA DUNIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang