rafales de vent

32 1 2
                                    

Author POV

Pagi yang cerah untuk dilewati oleh gadis berparas blasteran itu. Senyum di bibir pink kecilnya tak pernah hilang. Rambut yang biasanya di cepol itu kini ia ikat kuncir kuda, terlihat pas untuknya yang berjalan dengan langkah yang dipercepat , walau kadang ia berhenti untuk memberi sedikit sedekah untuk para pengamen cilik di jalan yang ia lalui.
Gadis itu berhenti sejenak, melihat ke arah sepatu kets merahnya, oh tali sepatunya terlepas rupanya, ia pun kembali berjalan menuju gerbang SMA Bhakti Jaya setelah ia membenahi tali sepatunya tadi.
Langkahnya ia percepat, sambil menengok ke arah pergelangan tangan kirinya ' sisa 10 menit lagi' gumamnya dalam hati.

"Valeeeee,, pagi valeee" sapa gadis tinggi semampai itu dengan riang.
Ardisti Valerie smith, cewek mungil  ketomboian itu hanya memutar bola matanya, dan hanya menanggapi sapaan pagi sahabatnya dengan sebatas gumaman saja.
Ardisti Valerie, atau biasa disapa valee itu, seorang cewek mungil, rambut sebahu hitam legam, alis tebal, muka cuek, rada pendiam tapi memiliki otak yang diatas rata rata,
Gadis dengan kulit seputih susu itu jarang bicara, namun jika sudah bicara maka perkataannya sangat cepat, mata hitam pekat agak bulat itu selalu memancarkan cahaya nya, ditambah dengan hidung mungil juga bibir pink alami. Tapi jangan salah, walau valee terlihat rada imut namun dengan sifat cueknya itu ternyata ia adalah cewek aktif dalam beladiri, jadi yang mau berurusan dengannya di mohon untuk difikirkan terlebih dahulu.
(Ihiyyy asik, sok yang mau nyari gara-gara sama valee wkwkwk)

"Valee kok cuekin aku sihh"
Manyun si cewek di samping valee, Meira Azana Rath
Yup, dia adalah cewek tinggi semampai, kulit putih bersih dengan rambut yang kecoklatan bergelombang. Gadis cantik ini adalah salah satu anak donatur di SMA Bhakti Jaya ini.
Namun sikap manjanya kadang dapat menjadikan valee layaknya seorang kakak.

"Gue gak nyuekin elo kok Mei, cuman lagi males ngomong aja"

"Yeah kok gitu sihh, yaudah yukk" lengannya ke bahu valee dan menuju ke kelas Meraka, kelas XI IPA 1. Sedang valee hanya bergeming dan membiarkan bahunya di gandeng oleh sang sahabat.

Mei, gak usah jalan cepet Napa, kelas nya gak bakalan pindah ke pasar Abang kok Mei" ucap valee memperingati. Pasalnya Mei jika sudah jalan dengan cepat kadang tak memperhatikan jalan di depan
" Percaya ama gue vall, lo parnoan mulu dahh"
"gimana nga, lo jalannya kek mau terbang meiiii" ingin rasanya valee mengeluarkan kata kata itu, tapi sekarang ia lagi malas berdebat di pagi yang cerah ini.
Hingga saat Mei terus menuntunnya , bahunya tak sengaja menabrak dengan keras bahu kokoh lelaki yang sudah ada di belakangnya. Walaupun begitu valee tetap tak bergeming hingga suara itu menginterupsinya

" Punya mata?, atau udah gak punya tata Krama?" Nada sinis itu akhirnya menghentikan nya, pasalnya ini koridor sekolah yang sudah mudah sepi karena pembelajaran akan segera berlangsung sehingga ia masih bisa mendengar hal itu. Tarikan tangan yang dirasa Mei dirasakan nya sehingga ia menoleh ke belakang.

"Lo.,,.  Bicara sama gue?" Kata valee dengan muka tak berdosanya

"Gue tau lo gak setolol itu Ampe gak tau gue bicara ama siapa!" Kata cowok itu dengan suara yang menyiratkan kesinisannya.

"Hahh,," " belagu" hanya kata itu yang di ucapkan valee dengan nada yang masa bodo,, namun hal itu terdengar jelas di telinga sang lelaki

"CK" cowok itu hanya berdecak tanda tak senang " Lo yang BELAGU gadis KECIL" hanya kata itulah yang dikatakan cowok tersebut dengan penekan kata pada BELAGU dan KECIL.
Lalu berlalu meninggalkan valee yg masih terdiam di tempatnya.

Sedang valee hanya mengepalkan kedua sisi tangannya di rok  kotak-kotak merah sekolah miliknya. Tak ada emosi yang ditunjukkan di wajahnya, karena ia tau jika ia emosi ia akan kalah diawal.
Niatnya saat ini adalah mengabaikan hal tersebut, toh itu sudah sering didengarnya.
Hingga valee lah yang menarik tangan meira kembali menuju jalan ke kelas Meraka

'lo tunggu aja, kalau kita ketemu lagi, gua akan buat perhitungan sama lo.
Kalian harus tau gue bukan gadis kecil seperti dugaan kalian' batin valee

Hingga keduanya sampai di kelas mereka, dan duduk di kursi masing-masing.

" Valee, itu tadi kenapa?" Tanya Mei yang masih penasaran.

"Gak kok Mei, mereka cuma ngungkapin apa yang ada di diri gue" kata valee dengan senyum fake- nya.








Makasih dah mau baca.
Jgn lupa vote and Coment nya ya ol hehehe
See u next chapter :3

Noerah

    

Tous mesRevesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang