11 - Unfortunate Event

2.8K 437 60
                                    

Malam-malam pergi ke rumah sakit, apa enak? Lama tak mengunjungi lingkungan kerja pujaan hati, menyemangati Nira selepas berbagi seloyang sedang tuna melt pizza dengan Cakra hasil pesan online pukul sebelas siang.

Tidak ada percakapan berarti, Cakra mengenalkan job description di anak perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran itu, dan Nira sering bertanya soal SOP termasuk kesopanan berpakaian di kantor.

Nira pun sempat pulang ke rumah, mengganti baju lebih santai dan istirahat di rumah, lalu teringat janji Jesse belum mengajaknya pergi karena terhalang izin Asti. Beruntung, Jesse menelepon Nira untuk menanyakan kabar, Nira lantas meminta Jesse meluangkan waktu usai Jesse praktik.

Dewi fortuna menyayangi Nira. Jesse menyanggupinya. Gadis itu terang saja melompat-lompat bahagia di kamar, sibuk menggeser-geser beraneka pakaian yang tergantung dalam lemari. Menimbang-nimbang apa yang tampak indah dan nyaman di acara quality time langka nanti.

Beberapa perawat di poli gigi langsung familiar atas kehadiran Nira, menyuruh Nira duduk menunggu di koridor ketika Jesse sedang menangani fiksasi.

Demi membunuh waktu, Nira membuka galeri di ponsel. Memperhatikan foto-foto dia dan Jesse dibuai mesra selama dua tahun. Belum ada ucapan anniversary balasan dari Jesse, tidak membuat Nira patah arang. Bosan dalam suatu hubungan itu biasa, tinggal bagaimana Nira mempertahankan sebisa hatinya dikuatkan.

Jesse sudah membuka sneli, menggantungnya di balik pintu, menyusul duduk di samping Nira usai membungkuk ramah pasien terakhir sebelum istirahat makan siang itu.

"Cantik, diem-diem aja nih?"

Nira tersenyum menyambut pelukan hangat lelaki di sampingnya. "Aduuh, Mas Jesseeee... kangennn!"

"Kamu tuh, ditinggal lima menit aja udah gampang kangen. Jadi ditraktir pak bos?" Nira mengangguk-angguk riang. "Baik banget sih bos kamu, jadi ngerasa nggak berguna deh aku. Pacar keterima kerja malah nggak kasih apa-apa."

"Kasih waktu sama senyum Mas aja, aku terima sepenuh hati kok."

Resah batin Jesse menanggapi Nira. Ia sadar sudah beberapa bulan belakangan seolah menjauh, kurang peduli, hingga lupa peringatan hari jadi sendiri. Mencoba menebus kesalahan, Jesse mengusap rambut Nira lembut.

"Tunggu di sini, ya."

Jesse beranjak masuk ke dalam ruangan, beres-beres sebentar, memasukkan sneli dan barang-barang lain ke dalam ransel hitam, lalu tersenyum sekilas.

"Maaf, Nira. Aku memang nggak pantas buat kamu yang baik banget."

***

Tidak ada makan malam spesial dan romantis. Nira mengajak Jesse ke kedai fast food dekat rumah sakit, memakan double cheese burger, french fries, cola, dan chicken nugget semampu perut dua orang itu tertampung. Ada yang aneh menurut Nira, Jesse tampak lebih diam. Berulang kali Nira membuka topik, hanya sahutan biasa dari mulut Jesse seperti teman baru dikenal.

Nira memaklumi, mungkin pekerjaan Jesse melelahkan.

"Mas, aku boleh tanya sesuatu, nggak?"

"Boleh. Mau tanya apa, sayang?"

"Mas cinta sama Nira?"

LARASATI [TELAH TERBIT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang