15

2.6K 130 5
                                    

Warning 21+



Setelah keluar dari ruangan suaminya, Wendy sempat menggerutu sebal meski saat ini bibirnya justru tertutup rapat. Kakinya mulai melangkah kembali meski dengan sangat pelan, sedangkan ekspresinya sangat jelas terlihat sedang memikirkan sesuatu hal. Sampai saat Wendy tersadar dari lamunannya, kala telinganya mendengar suara panggilan Irene yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Wendy, sini!" pintanya yang hanya diangguki oleh Wendy lalu berjalan ke arahnya.

"Kenapa?" tanyanya tanpa minat.

"Bagaimana? Pak Yoongi tidak mengenalimu kan?" bisik Irene penasaran, sedangkan Wendy hanya menggeleng pelan lalu duduk di kursi kerjanya.

"Kok kamu malah tidak semangat?"

"Sepertinya suamiku itu memang sudah berubah menjadi Yoongi yang dulu" Wendy menjawab lesu.

"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"

"Entahlah. Aku tidak ingin membahasnya. Aku harus bekerja sekarang" Wendy menjawab tanpa minat lalu memulai pekerjaan pertamanya setelah sempat risign. Sedangkan Irene yang tidak mengerti itu hanya menaikan bahunya lalu kembali fokus dengan pekerjaannya sendiri.

***

Tepat jam makan siang, Wendy masih saja fokus dengan pekerjaannya, sedangkan Irene yang sedari tadi mengetik di komputernya itu kini meregangkan ototnya beberapa kali setelah menyadari jam makan siang sudah tiba. Setelah tubuhnya merasa cukup enakan, Irene mendirikan tubuhnya lalu berjalan mendekat ke arah Wendy.

"Wen, kita makan siang ke kantin yuk!" ajaknya bersemangat.

"Aku enggak bisa, Mbak Rene. Maaf" Wendy menjawab santai tanpa mau menatap ke arah Irene.

"Irene ! Jangan pakai mbak, sudah dibilangin dari kapan tau juga" Ucap Irene

"Iya"

"Kenapa gak ke kantin? Memangnya kamu enggak lapar?"

"Aku enggak lapar. Dan lagi, sebagai karyawan baru, seharusnya aku harus menunjukkan ketekunanku"

"Oh ayolah, Wen. Kamu ini kan istrinya Pak Yoongi, kamu Nyonya di kantor ini, jadi kamu tidak perlu bekerja sekeras itu" Irene berujar tak percaya yang untungnya ruangan di sana sudah kosong tanpa seorang pun selain mereka.

"Untuk saat ini, aku bukan siapa-siapa, Irene" Wendy menjawab tanpa minat sembari menyenderkan tubuhnya di punggung kursi dengan sesekali menghembuskan nafas lelahnya.

"Lalu kamu boleh enggak makan, begitu? Ayo lah, Wendy. Kamu kan juga butuh tenaga untuk bekerja lagi, jadi kita harus makan siang di kantin. Tenang saja, aku yang akan traktir." Irene menyunggingkan senyum percaya dirinya yang justru tak membuat Wendy tergoda dengan penawarannya.

"Sebenarnya ... aku disuruh ke ruangannya Yoongi saat makan siang" Wendy menjawab tanpa minat, yang ditanggapi pelototan mata oleh Irene sangking syoknya wanita itu akan ucapan Wendy yang mengejutkan.

"Serius?" tanyanya memastikan, sedangkan Wendy hanya mengangguk lesu.

"Tapi, untuk apa?"

"Kamu pikir untuk apa? Pria bajingan semacam Yoongi itu pasti menginginkan aku untuk memenuhi hasrat bercintanya" Wendy menjawab sinis, masih merasa kesal dengan tingkah laku suaminya yang kembali seperti dulu.

"Aku enggak percaya kalau Pak Yoongi bisa bertindak secepat ini. Mungkin itu karena kamu terlalu cantik, Wen"

"Tapi tetap saja, dia terlalu cepat melupakan aku. Apa aku ini tidak seberharga itu, sampai dia tega mengkhianati pernikahan ini, padahal kita belum sah bercerai. Tapi ...." Wendy tidak mampu melanjutkan ucapannya sangking kecewanya ia dengan sikap suaminya tersebut.

Really Bad Boy 2 [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang