Cantik Sebelum Bercermin

12 5 1
                                    

Si gembul kini tengah asik memandang pantulan dirinya. Dengan gaya yang tidak bisa disebut profesional, ia memupuk dempul pada wajahnya, yang katanya berkhasiat untuk menutupi ketidak harmonisan wajahnya, anggaplah jerawat, bekas jerawat yang belum hilang, bintik-bintik hitam, wajah belang, muka kusam. Semua terbingkai rapi dan terkamuflase dalam warna yang senada. Sambil mengintip tutorial di youtube, ia mengikuti beauty vloger memoleskan concealer untuk menutupi lingkar panda. Tak lupa pipinya disapu dengan blush on supaya merona, yang sayangnya terlalu banyak debu blush on yang ia sapukan, sehingga membuatnya tampak seperti habis ditabok ulat sekandang. Tak lupa ia menabur bedak agar kecamyikannya tampak natural, bulu matanya dijepit kemudian dioles dengan cairan hitam yang disebut maskara. Untuk mempertegas matanya, dia menggaris matanya dengan eye-liner. Bibirnya yang bulat, ia bubuhi pewarna merah menyala seperti buah cabai di taman sebelah.

"O, how beautiful I am?" ia takjub menatap refleksi dirinya sendiri.

"Uwuwwwww, selfie ah," tukas gembul antusias sambil meraih ponselnya dengan salah satu tangannya.

Jepret sana, jepret sini dengan gaya monoton sebab gembul tidak memiliki bakat model. Dan dari sekian ratus ribu foto hasil jepretan aplikasi 'beautybeauty', nyatanya hanya ada satu yang cukup hewani--karena tidak mungkin mengatakan manusiawi--dan layak untuk go publish.

Jebret jebret...

Foto gembul terunggah. Tak ada satu like yang masuk selain dari akun kedua dan akun palsunya. Ya, gembul memang memiliki tiga akun sekaligus untuk satu media sosial, satu seconds account dan fake account. Yang sangat berguna untuk menambah jumlah like yang sayangnya tidak pernah bertambah.

Sudah berhias susah payah juga, tetap saja tidak ada yang memencet tombol hati di akun instagram miliknya. Malas karena seperti yang sudah-sudah, tidak ada yang terjadi pada akun gembul ulala, ia meninggalkan ponselnya untuk menghapus make up tebal yang dirasa tidak nyaman untuk menempel di wajah terlalu lama.

Gembul yang rajin tidur memutuskan untuk membaringkan diri di kasur sambil berselancar di akun sosial medianya. Betapa kagetnya ia saat mendapati ada 19 notifikasi masuk. Ini jarang terjadi, seandainya mungkin, ini adalah rekor yang patut diingat dan dirayakan selama bumi masih berputar.

Wheeek, aku mual lihat foto ini

Makhluk apaan ini?

Apakah ini foto alien yang tertangkap kamera NASA?

Gak punya kaca.

Foto seperti ini dipublish? Aib banget sumpah.

Dan beberapa lagi komentar sejenis yang tak sanggup dibaca gembul. Sejelek itukah dirinya? Ia yang merasa tidak cantik semakin merasa buruk rupa.

Kenapa banyak sekali makhluk yang menistakannya padahal ia tidak pernah menistakan makhluk lain. Merasa hina dina, jatuh sejatuh-jatuhnya, air mata gembul luruh. Kelenjar lakrimalisnya tidak mau berhenti hingga membuat sungai air mata di pipinya beranak pinak.

"Mereka tidak tahu bagaimana aku harus bersusah payah untuk bisa membeli kuota, agar bisa memilih tutorial beauty vloger di yutup. Bagaimana ia harus ngirit agar bisa membeli perlengkapan kosmetik murahan, dan bagaimana ia bersusah payah menirukan para beauty vloger yang bergentayangan di yutup itu hanya untuk dihujat seperti ini? Tuhan, apakah ini adil?" tanya gembul semakin berkecil hati.

"Sejelek apa pun diriku, apakah hal itu membuat makhluk lain otomatis mendapatkan hak untuk menghinaku?" Hujan turun deras dari kedua mata gembul masih belum bisa dihentikan. Hatinya perih, baru kali ini dia menyesal telah membuka akun sosial media.

"Mereka semua jahat!!!" teriak gembul sambil mengusap ingus dari hidung minimalisnya.

"Aku akan membuat mereka menyesal telah menghinaku!" janji gembul penuh amarah pada hari itu.

Dan setelah sekian waktu berlalu, faktanya hingga detik ini tidak ada perubahan yang berarti dalam kehidupan gembul. Ia tetap gembul yang buruk rupa. Betapa terkoyaknya harga diri gembul mendapati fakta ini.

Dan tanpa disadari oleh para makhluk yang telah menghina gembul, mereka telah membuat luka batin yang begitu dalam, yang sangat susah untuk disembuhkan. Mereka telah menancapkan luka dan mengobarkan dendam dalam diri gembul.

🐛🐛🐛

Hai, hari ini kamu ada di posisi siapa? Si gembul yang memendam dendam atau di posisi para penghina? 

Aku hanya manusia yang suka mengamati, sayangnya aku hanya seekor manusia yang susah untuk tidak menyalahkan. Menurut boros aku, gembul salah! Kenapa juga dia harus memamerkan foto dirinya di media sosial? Berharap agar disukai banyak makhluk? Sayangnya apa yang dia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, sebuah ekspektasi yang berujung penyesalan dan kemarahan. Menyedihkan.

Padahal aku ingin melihat gembul  merasa dirinya cantik bahkan sebelum bercermin. Aku ingin membaca kisah si gembul yang merasa cantik sejak hati, bukan cantik yang diawali dari rupa dan fisik semata. Apa memang beginilah kondisi dunia sekarang, dipenuhi oleh makhluk-makhluk yang sibuk menilai apa yang tertangkap oleh indra.

Menilai? Hah, kita ini siapa? Hanya makhluk hina yang penuh dosa, punya hak apa kita menilai makhluk lain? Aneh sekali pola pikir spesies-spesies akhir zaman ini.

Dan aku benci sekali dengan makhluk-makhluk yang dibekali hati, tapi tidak mau mempergunakan dengan semestinya, sadarkah kalian, kalian tidak layak menghina gembul! Apakah encephalon kalian telah terdegradasi sehingga melupakan perintah sang Maha Raja?

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
-=Quran Surat Al-Hujurat Ayat: 11.=-

Aku berharap makhluk-makhluk seperti kalian segera musnah dari permukaan bumi ini. Tapi, doa itu aku tahan, sebab doa itu juga akan memusnahkan aku! Secara tidak sadar, aku juga sering menilai orang lain, memandang sebelah mata, Meremehkan, dan merasa aku jauh lebih baik dari siapa pun. Ya, karena itu, aku berharap semoga sang Maha Raja memberikan aku waktu untuk berbenah diri, semoga kalian yang kebetulan membaca ini juga turut memperbaiki diri.

Salam sayang dari Damai.

Jember, Selasa 27 Agustus 2019

Metamorphosis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang