Arya meletakan tangannya di punggungku sehingga tubuhku mendekat ke tubuhnya "Mangkanya jangan cemberut terus sayang, ntar cantiknya hilang" rayunya fokus menatap jalan yang lumayan padat kendaraan.
"Uluh.. Uluh.. Uluh" Godaku lagi
Tak berapa lama mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah supermarket. Kami sering kemari untuk nonton atau sekedar makan, ya intinya menghabiskan waktu berdua. Arya turun dan membukakan pintu mobil untukku, ya walaupun kadang agak gila dia adalah pria yang perhatian dan penyayang bagiku.
Kami melangkah memasuki supermarket, rupanya Gigi dan seorang wanita sudah berada di tempat makan yang kami masuki. "Kita double date ya sayang" Ia menaikkan alisnya disusul menarik tanganku agar lebih cepat menemui mereka.
"Yaampun inikan Lia" Bisikku pada Arya setelah kami duduk tepat didepan mereka.
"Iya memang" Jawabnyapun berbisik."Kamu sengaja ya"
"Sengaja apanya?"
"Sengaja mau tebar pesona"
"Yaampun sayang kalau aku gak butuh tebar pesona, memang aku udah mempesona" bisiknya ditelingaku sembari tersenyum, kubulatkan mataku membalas ucapannya.
"Kok bisik-bisik sih" Gigi meletakkan beberapa makanan dimeja sambil menoleh kearah kami yang sedang bertatap-tatapan.
"Biasa Dela laper katanya" Jawab Arya.
"Laper atau baper" Lia menimpali ucapan Arya, tangannya bergerak menyusun piring yang telah diletakkan pasangannya kala itu. Arya dan Gigi beradu pandang mendengar gurauan itu.
"Gak baper kan sayang?" Arya menjatuhkan rambutku yang terurai ke belakang, aku meletakkan daguku ke bahunya namun tak berkata apapun.
"Jangan manyun" Bisiknya yang lagi-lagi mengerti perasaanku.
Aku sebenarnya tak tahu kenapa aku begitu manja padanya, mungkin karna ia selalu menuruti kemauanku. Aku jadi teringat waktu kami baru masuk SMA, saat itu sudah jam pulang sekolah namun hujan turun dengan derasnya ia menungguku hampir 3 jam karna aku takut kehujanan saat berjalan ke parkiran mobil yang cukup jauh dari ruangan kelas, sedangkan tak ada payung pula. Dan setiap ditanya aku hanya menjawab "belum mau pulang" sampai akhirnya ia hujan-hujanan keparkiran kemudian menjemputku.
"Sayang makan" Pria yang sedang kulamuni itu berkata sembari mengelus rambutku yang masih menempel dibahunya.
"Iya" Kutarik piring dihadapanku sembari tersenyum memikirkan lamunan yang belum selesai.
"Ntar kita nonton ya"
"Wajib tu Gi"
"Nonton muluk" Sahutku menolak rancangan mereka.
Mau gak mau karna mereka bertiga dan aku sendirian yang menolak akhirnya kami nonton juga. Bioskop sangat sepi, ya mungkin karna masih siang. Kami memasuki ruangan 02 dan hanya ada beberapa orang yang duduk disana.
"Centil banget sih" ucapku pelan pada Arya yang memeluk badanku dari belakang, ruangan memang gelap karna hanya ada cahaya dari layar sedangkan lampunya tidak ada yang menyala.
"Biasanya juga gini kan" tanganya mulai berpindah kebahuku, mungkin karna kami mulai berjalan melewati beberapa orang yang telah duduk.
Arya duduk diujung kiri kursi, aku duduk disampingnya sedangkan Gigi duduk disampingku dan ya Lia duduk diujung sebelah kanan dari kami. Film mulai tayang dan aku tidak begitu memperhatikannya, film percintaan ditambah bumbu-bumbu kedewasaan sangan tidak menarik bagiku.
Mataku memperhatikan sekitar karna kurasa sangat sepi, Arya terlihat fokus memperhatikan film, inilah film kesukaannya jadi aku tak heran. Lia sedang asyik menonton ditambah mengunyah popcorn yang kali beli tadi, sedangkan Gigi sama seperti Arya. Sungguh membosankan.
"Sayang" Aku yang mulai jenuh mulai mengganggu orang disebelahku.
"Kenapa?" Arya tak memalingkan wajahnya sedikitpun, bahkan tanganku yang meraih tangannyapun ia abaikan.
"Aku mau ketoilet"
"Ya ketoilet aja sana"
"Temenin dong"
"Gak ah seru nih" Mata Arya menatapku untuk meyakinkanku pergi sendiri.
"Sayang...." Aku terus merengek kepadanya.
Bibirnya mencium pipiku, tangannya membalas lembut tanganku yang sedari tadi diabaikanya.
"Ih nyebelin banget" Gerutuku yang mengetahui maksudnya, ya begitulah senjata ampuhnya untuk menolak kemauanku.
"Hati-hati" Ucap Arya saat aku mulai beranjak pergi.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
cintakan saja
RomanceDela menarik pinggang Arya dan berkata "nunduk dong" "jangan pendek banget" sentilnya menundukkan wajah sehingga wajah mereka saling beradu. Arya adalah lelaki idaman di sekolahnya, Dela sang kekasih dinilai sangat beruntung memilikinya. Namun perc...