"Maaf ya Del" Uci mengelus pelan bahuku saat wajahku refleks mengiba.
"Gak apa kok" Aku meyakinkannya bahwa aku benar-benar baik. Tanganku mengetuk kepalaku sendiri beberapa kali sehingga membuat wanita disampingku heran. "Kenapa?"
"Gak tau ni, kepala aku tiba-tiba pusing, aku mau pulang duluan deh. Mungkin butuh istirahat"
"Iya kamu kan baru pulang juga, yaudah nanti aku izinin ke guru ya" Uci mengemasi bukuku dan segera mempersilahkanku berdiri.
"Makasih ya cik" senyumku ringan sembari melangkah keluar, baru berapa langkah aku berjalan bel pun berbunji hingga siswapun mulai berhamburan masuk. Begitu pula Arya bersama teman-temannya dan Rara disampingnya. "Oke ini baik" tegasku dalam hati tetap melangkah.
"Kamu mau kemana Del kok bawa-bawa tas gitu" Ujar salah seorang dari gerombolan itu, Bima.
Aku menoleh kearahnya kulihat Arya yang berdiri disampingnya ikut memperhatikanku. "Mau pulang bim"
"Loh kan belum jam pulang" Tanyanya heran. Aku hanya tersenyum kemudian melanjutkan langkah.
"Dela pusing katanya, Ar anterin dong Dela pulang" Sambar seorang wanita di belakang sana, dari suaranya aku yakin itu Uci.
"Kan masih jam pelajaran" Balas seseorang yang terdengar sangat pelan karna aku telah meninggalkan ruangan.
Ya benar mungkin semua sudah berubah, aku bukan ratu yang segala kemauannya dituruti oleh pangeran lagi. Aku bukan pelangi yang selalu dinanti.
"Dela"
"Sendirian aja"
"Mau kemana del"
"Duh si imut"
Tegur beberapa siswa laki-laki yang kulewati. Dan seperti biasa aku hanya membalasnya dengan senyuman.Matahari semakin panas dan aku masih menunggu di halte sekolah namun tak ada satu taksipun yang melintas. Tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti didepanku. Kaca mobil yang perlahan turun memperlihatkan seseorang didalamnya "Masuk" ucapnya singkat. Tanpa basa-basi aku mengikuti perintahnya.
Beberapa saat mobil terasa sangat hening, tak ada satupun yang bersuara hingga akhirnya pria didalam yang tak lain adalah pacarku berkata "Nanti malem kita makan ya, aku jemput kamu jam 8"
"Iya" Jawabku singkat, sungguh rasanya hatiku berbunga-bunga. Mungkinkah kejadian tadi hanya sandiwara dia atas kerinduanku. Atau mungkinkah dia ingin memberikan kejutan untukku. Tak sabar rasanya menunggu malam tiba.
Waktu cepat berlalu, aku melirik arlojiku yang menunjukkan pukul 18.30, aku berlari pelan ke arah lemari bajuku dan membongkar semua pakaian. Pokoknya malam ini aku ingin tampil menawan. Aku ingin tetap jadi yang paling istimewa.
"Mau kemana del" ucap seorang wanita ketika melihatku hendak membuka pintu.
"Mau makan ma sama Arya"
"Oh yaudah jangan pulang malem-malem"
"Iyah" jawabku singkat lalu keluar rumah. Pas sekali mobil Arya telah berada di depan sana. Aku buru-buru menghampirinya.
"Sayang" Sapaku setelah masuk kemobilnya. Aneh ia tak memandangku dari tadi, bahkan beberapa kali ucapanku tak digubrisnya. Tentu saja hal ini menimbulakan pertanyaan besar bagiku. Apa yang sebenarnya ia rencanakan. Tapi aku tetap positif mungkin ia sedang menyiapkan rencana besar, fikirku senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba Arya melirikku dengan tatapan aneh, namun tak berkata apapun
Benar saja kami turun ke sebuah restoran mewah dikotaku. Aku yang baru turun langsung menggandeng tangan Arya yang bergegas masuk.
"Zal Ra" Sapa Arya menemui dua orang yang telah duduk di meja sudut.
KAMU SEDANG MEMBACA
cintakan saja
RomanceDela menarik pinggang Arya dan berkata "nunduk dong" "jangan pendek banget" sentilnya menundukkan wajah sehingga wajah mereka saling beradu. Arya adalah lelaki idaman di sekolahnya, Dela sang kekasih dinilai sangat beruntung memilikinya. Namun perc...