Cintakan Saja # 11

12 1 0
                                    


"Dia bukan mama aku" Tolakku tegas.

"Del...

"Kamu kan udah janji sama aku kalau kamu bakal nurutin semua omongan aku"

"Oke, oke dia mama tiri kamu" Izal menuruti perkataanku.

"Yaudah aku pulang ya, udah malem juga" Izal meletakkan piring yang telah kosong dan bangkit dari duduknya.

"Hmmmm" Aku bergumam lalu melambaikan tangan kananku.

Pagi menyongsong mentari untuk mengiringi bumi. Cahaya mulai menerang mengiringi hariku yang kuharap menggembirakan.

Keluar, sopir jemput

Chat Whatshap masuk ke dalam handphoneku. Aku segera membalasnya

Oke

Aku segera bergegas merapikan pakaianku dan berlari ke depan, kemudian berdiri di depan pagar yang sudah kukunci rapat.

"Mana ya" Aku melirik-lirik sekitar karna tidak melihat satu mobilpun yang melintas.

"Neng Dela ya" Tanya seorang tukang ojek yang kemarin aku naiki ke sekolah.

"Iya"

"Yaudah ayuk naik"

"Ha, enggak aku gak mesen ojek" Aku tersenyum lebar sehingga gigiku terlihat.

"Iya neng kan mas Izal yang mesen katanya suruh nganter neng" Jelasnya padaku.

"Oh gitu, yaudah deh" Aku menaiki ojek tadi, dasar Izal kifikir ia benar-benar akan menyuruh sopirnya menjemputku.

"Neng sekarang tinggal di tempat mas Izal ya?" Tanya tukang ojek tadi setelah mulai mengemudikan motor.

"Iya bang"

"Oh"

"Memang kenapa bang"

"Gak ada sih, soalnya kan mas Izal juga jarang keliatan di sana. Ya maklum sih dia sibuk"

"Iya bang"

"Ngomong-ngomong neng ini siapanya mas Izal ya"

"Saya temennya bang"

"Saya kira saudaranya mas Izal, tapi harus hati-hati loh neng, soalnya orang disini agak sensitif kalau liat pasangan berdua-duaan"

Aku tertawa pelan mendengarnya "Iya bang, lagian saya juga cuma temenya kok"

"Oh iya neng saya ngingetin aja"

Kami kembali berdiam, sampai akhirnya motor berhenti di simpang sekolah seperti tempat pemberhentianku kemarin.

"Berapa bang"

"Gak usah neng, ntar mas Izal yang bayar katanya"

"Oh yaudah" Ia membelokkan motornya untuk segera pergi "Eh bang" teriakku yang membuatnya berhenti "Ntar abang yang jemput saya pulang ya?"

"Belum tau neng, belum ada perintah" Ucapnya agak teriak karna jarak kami sudah lumayan jauh.

"Nanti kalau mas Izal nyuruh jemput gak payah jemput ya, soalnya saya ada urusan"

"Oh iya neng" Ia mengacungkan jempolnya lalu kembali pergi.

Aku berjalan riang memasuki sekolah, ternyata hidup tidak sesulit itu. Bahkan aku tersenyum pada cuitan-cuitan pria padaku, "tumben" mungkin begitu fikir mereka.

Hari ini pelajaran ditiadakan karna ada perlombaan basket antar sekolah di SMAku dan sialnya aku baru ingat setelah melihat kelas sepi.

"Bim kamu mau kemana?" Tanyaku pada Bima yang kebetulan melintas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cintakan sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang