Sorry Ghea

27 8 1
                                    

Seluruh siswa - siswi baru SMA Nusantara berhamburan meninggalkan kelas mereka begitu pula dengan Ghea dan teman - teman barunya, siapa lagi kalau bukan Ina, Rama dan Dani. MOS hari pertama memang tidak lama, hanya sebatas apel pagi untuk penyambutan dan perkenalan sebagai pembukaan dari MOS selama tiga hari ke depan. Saat ini mereka menuju parkiran yang harus terlebih dahulu melewati ruang OSIS.

"Ini emang cuma ada satu jalan doang buat ke parkiran?" Tanya Ghea kepada teman - temannya.

"Iya satu aja, lo mau nambahin?" Jawab Ina yang berada di samping Ghea.

"Emangnya kenapa Ghe?" Tanya Dani.

"Males aja lewat di depan ruang OSIS, eh pelan - pelan deh jalannya" Ucap Ghea sambil memperlambat langkahnya saat mengetahui orang yang jauh berdiri memainkan HP di depan ruang OSIS.

"Apa sih Ghe? Lo takut ketemu sama Gavin?" Ujar Rama yang saat ini berada di belakang Ghea sejajar dengan Dani.

"Dih ngapain takut, gue males gila ngeliatin muka dia yang sok jadi orang paling bener di sekolah ini, sok merintah, salah dikit ngasi hukuman, siapa sih yang milih dia jadi Ketua OSIS, betah banget punya ketos yang mengintimidasi" Jelas Ghea panjang lebar.

"Lo doang deh kayaknya yang ngerasa terintimidasi, ka Gavin itu gantengnya berwibawa Ghea, please open your eyes jadi banyak lah cewek - cewek di sini yang pilih dia jadi ketos" Tutur Ina mencoba membuka pandangan Ghea.

"Gantengan gue kemana - mana sih sebenernya, ya ga Ghe" Ucap Rama dengan PDnya.

"Iye cuma lo yang paling ganteng di bumi, biar cepet selesai" Timpal Dani.

"Sirik aje lo Bambang" Kata Rama sambil menyenggol lengan Dani, sedangkan Ghea dan Ina hanya tertawa melihat kelakuan dua temannya, sampai akhirnya salah satu diantara mereka baru tersadar ada orang berdiri dengan tatapan mata tajam sekitar 5 meter dari posisi mereka saat ini.

"Ghe, ada ka Gavin ngeliatin lo" Ucap Ina kepada Ghea.

"Iya udah tau, makanya gue nyuruh pelan - pelan" Ghea hanya menatap lurus ke depan tanpa memperdulikan tatapan Gavin.

"Emang jodoh ga kemana Ghe wkwk" Kata Dani.

"Jodoh pala lo, Ghea jodoh gue anjer" Ucap Rama tak terima.

"Apa sih Ram, berisik" Kata Ghea menimpali ucapan Rama.

"Mampus" Tambah Ina.

Ghea dan temannya sudah semakin mendekat ke arah Gavin. Tatapan tajam Gavin masih setia ke arah mata Ghea, namun sayang Ghea lebih memilih menatap lurus ke depan tanpa mengubah arah pandangnya menuju tatapan Gavin. Tingkah Ghea membuat Gavin gemas, dia tau Ghea pasti marah hari ini.

"Ghea" Panggil Gavin kepada Ghea 1 meter di depannya, sehingga hal tersebut membuat teman-teman Ghea berhenti. Namun, Ghea tetap memilih untuk berjalan melalui Gavin.

"Ghe, ada pesan dari Bunda lo" Ucap Gavin memperkeras suaranya, di sisi lain teman Ghea tak percaya mengapa Gavin mengenal Bunda Ghea.

"Pesan apa?" Mendengar nama Bundanya, Ghea membalikkan badan, namun tetap di posisinya. Gavin menghampiri Ghea dan meninggalkan teman - teman Ghea yang berdiri di sebelahnya.

"Nih baca sendiri" Ghea mengambil IPhone Gavin dengan ketus.

Tante Rena
Gavin, tante hari ini ga bisa jemput Ghea, butik lagi rame banget sekarang, boleh titip ga? Bawa pulang Ghea ke rumah ☺️

Oke tante🙂


"Barang kali ah gue dititip - titipin" Batin Ghea kesal setelah membaca pesan dari Bundanya.

FRIENDZONE (Ghea & Gavin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang