Sara terdiam di dalam sebuah toilet. Padahal urusannya sudah selesai.
"Kesel banget gue sama si Sara. Dia pikir dia siapa kali bisa seenak jidat dateng ke kelas kita dan terus-terusan caper ke Jordan? gue yang liat ae risih apalagi Jordan yang digangguin tiap hari!" Sungut Nakha. cewek paling galak di satu angkatannya.
Disampingnya terdapat sahabatnya, Neyna. sebaliknya, dia cewek paling pendiam di satu angkatan. yah, benar benar pertemanan yang mengagumkan.
"Udah, gak apa-apa. dia kan suka sama Jordan, wajar kayak gitu."
Sara tergakum. suara kakak kelasnya yang terkenal pendiam sekaligus sampai disangka bisu itu benar-benar indah. beruntung sekali Nakha yang setiap hari mendengarnya.
"Suka si suka. tapi ngga kayak gitu juga kali. gue ngomong gini juga karna kasian sama dia yang sekarang di cap jadi ganjen sama beberapa anak cewek angkatan kita." Nakha marah. entah karena sikap seangkatannya atau marah pada perilaku Sara.
"Udahlah biarin aja. Itu kan urusan dia. Kita gausah ikut campur." Nakha mengangguk pelan. Setelah mengatakan itu Neyna segera mengajak Nakha untuk kembali ke kelasnya.
Sara Terdiam. Dia bukan orang yang mudah tersinggung dan terkesan tidak peduli. Namun entah mengapa ia memikirkan perkataan kakak kelasnya itu. Sara menggeleng keras. Sejak kapan ia peduli hanya karna ucapan seseorang yang tidak penting baginya. Sara menggedikkan bahu. tertawa lebar kemudian keluar toilet dan mencuci wajahnya. tawa nya semakin kencang. Benar, semua itu tidak penting.
'Bodoamat.'
