Ttok ttok ttok....
Mia mengetuk pintu kamar berwarna hitam tersebut tiga kali.
"Kak changbin, bangun!! Gue udah bikin sarapan nih!" teriaknya dari luar kamar.
Namun tidak ada sahutan dari dalam sana,apa mungkin kakaknya masih tidur? Mia kembali mengetuk pintu tersebut satu kali lagi.
"Kak, lo masih tidur? Yaudah gue izin ma-"
Pintu terbuka saat Mia belum selesai mengucapkan kalimatnya.
"Gausah."
Mia hampir terkejut karena dengan tiba-tiba pintu kamar kakaknya terbuka, menampakakkan seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap berkulit putih yang sudah rapi dengan khas seragam sekolahnya.
Mia menyungging senyuman. "Gue pikir lo masih tidur, tadinya gue mau bangunin." seru Mia saat kakaknya berdiri tepat di depannya.
Changbin tidak menjawab bahkan tidak melirik Mia sedikitpun, dia melewati Mia yang bertanya berjalan menuruni tangga tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya yang masih rapat.
'selalu begini.' batin Mia mengeluh.
Cewek itu berjalan mengikuti Changbin dari belakang.
"Oh iya, Kak. Gue bikin nasi goreng kesukaan lo." ujar Mia yang sudah berada di meja makan berhadapan dengan Changbin.
Mia menaruh nasi goreng buatannya ke piring Changbin dengan ceria seperti biasa yang dilakukan ketika makan bersama Kakaknya.
Sedangkan Kakaknya yang melihat itu merasa jijik terhadap sikap adiknya tersebut.Selama mereka makan tidak ada pembicaraan apapun, hanya dentuman sendok dan garpu yang saling beradu dengan piring. Sampai akhirnya Changbin sudah selesai sarapan, cowok itu segera berdiri dan berjalan keluar rumah pintu utama.
Sebelum Kakaknya benar-benar pergi, Mia menghalang jalan Kakaknya dengan merentangkan kedua tangan.
"Kakak, berangkat sekolah bareng siapa?" tanya Mia dengan lugunya.
Kakaknya mendelik, sekali lagi berjalan ke samping Mia sedikit menepis tangan mungil itu.
Cowok itu melangkahkan kakinya mengarah ke bagasi yang berisi satu mobil mewah dan juga satu motor 'Panigale R' miliknya.
Changbin menyalakan motornya setelahnya memakai helm full face miliknya dan melesat pergi meninggalkan rumah.
"Kak changbin, kapan kita akur? Kapan lo sayang sama gue?" lirih Mia menatap kepergian Changbin dengan mata sayup nya.
Mia sangat ingin berangkat pulang sekolah bersama Changbin, tetapi setiap Mia bicara saja Changbin mengacuhkan tidak memperdulikan.
Mia baru masuk tiga mingguan di sekolah SMAN 1 KUNINGAN yang juga satu sekolahan dengan Changbin. Dan lagi Mia masih belum hafal semua kelas yang berada di sekolahannya itu.
Mau tidak mau ia sering keliling sekolah sendiri jika ada waktu luang itupun juga.
Bahkan kelas Kakaknya saja Mia belum tau di sebelah mana.
.
.
.
.
."Awww..."
Mia merintih kesakitan karena Changbin barusan mencengkram bahu dan mendorongnya ke tembok.
"LU BISA GA SI! GAUSAH PANGGIL GUA 'KAK' DEPAN TEMEN GUA!" peringat Changbin penuh penekan.
Mia sedikit menunduk. "Maaf, Kak." lirihnya dengan suara serak.
Mata tajam Changbin menatap jijik ke arah Mia yang mulai terisak.
"Lu bukan adek gua! Sampai kapanpun!" sengit Changbin setelah mengatakan kata yang Mia tak ingin dengar lalu Changbin pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother «Changbin Stray Kids» TAHAP REVISI
FanfictionMenceritakan tentang kisah kakak-beradik. Adnan Changbin Fahad Ghazala adalah Kakak cowok bersikap cuek, dingin yang membenci adik kandungnya karena peristiwa kelam di masa lalu. Bukan hanya membenci, bahkan cowok ini tidak pernah mengakui adiknya t...