Mia menuruni tangga saat ia mendengar decitan pintu utama rumahnya , menampakan sosok Changbin yang sekarang membanting tubuhnya kasar ke sofa.
Lelaki itu memejamkan matanya sejenak,mengistirahatkan otot-otot tubuhnya yang kian melemas.
Pakaian yang kotor tak beraturan rambut yang acak acakan,darah yang mulai mengering di sudut bibir dan pelipisnya membuat Mia membelalakan matanya terkejut.
Cewe itu lari terbirit menghampiri Changbin dengan berbagi pertanyaan di dalam benaknya.
"Astaga ya tuhan.... kak lo kenapa?lo tawuran ya?atau lo berantem?kok bisa gini ya ampun"
Changbin tetaplah Changbin,cowo itu masih menutup matanya rapat enggan menjawab pertanyaan yang Mia lontarkan bertubi tubi.
Tak ambil pusing segera Mia melangkah ke dapur membawakan kotak P3K dan baskom berisi air hangat untuk mengkompres luka lebam di wajah Changbin.
Cewe itu mengelap darah yang kini mengering secara hati-hati takut jika terlalu di tekan membuat Changbin akan meringis.Sangat telaten Mia menempelkan plester ke pangkal hidung Changbin yang seperti tergores sesuatu.
Hati Mia seakan hancur jika melihat kakak kesayangannya terlihat lemah seperti ini.
Ia menyisir rambut Changbin pelan menggunakan tangannya,cewe itu tersenyum hangat saat Changbin hanya diam tidak memberontak walaupun Mia mengetahui Changbin tertidur atau hanya sekedar memejamkan mata tajamnya yang selalu terpancar kebencian terhadap Mia."Kak...Maaf kalo gue banyak salah sama lo,gue selalu bikin lo malu di depan temen lo.Gue ga bermaksud buat nampakin diri ke semua orang dan bilang kalo lo kakak gue,tapi gue juga ga bisa boong karena gue sayang banget sama lo!gue gamau jauh dari lo.Waktu lo ninggalin gue sendiri di jakarta gue kesepian,gada seorangpun yang nemenin gue kalo jelang malem jujur gue takut...lo tau kan kalo gue orangnya penakut dan gue parnoan"
Hanya ini yang Mia bisa.
Melontarkan ucapan yang ingin ia ungkapkan saat Changbin tertidur.Kalian pasti tahu bagaimana sifat lelaki itu terhadap semua orang,jika tidak tersenyum miring meremehkan ia menjawab dengan lontaran kata yang cukup membuat semua orang yang mendengarnya sakit di dada.Changbin mendengarkan karena ia tidak tidur.
Tadi sudah bilangkan jika dia hanya menutup matanya rapat-rapat guna mengistirahatkan sedikit ototnya."Gua gapeduli!"ketus Changbin melirik Mia sebentar dan berdiri untuk pergi ke kamarnya.
Mia tercenung, jadi Changbin mendengarkan semuanya?.Mia menghentakan punggungnya ke belakang sofa,melipat kedua tanganya di atas perutnya.
"Walaupun lo gapeduli...bodo amat, yang penting gue masih tetep peduli sama lo"sebuah senyuman merekah yang hanya bisa ia terbitkan saat keadaannya pahit.
.
.
.
.
.Ayendra duduk di atas motor CBR nya bersiul sedikit menghilangkan kesunyian.Cowo itu sudah menunggu Mia beberapa menit,namun cewe itu tak kunjung keluar rumahnya begitupun dengan Changbin.
Seketika itu juga Ayendra tersenyum hangat saat siapa yang membukakan pintu rumah utama itu dan segera menghampirinya.
"Pagi"sapa Ayendra membenarkan tas di punggungnya dengan bibir yang menerbitkan senyuman.
Mia membalas senyuman Ayendra."Pagi juga...Eh kok lo disini?"tanya Mia heran.
"Mau jemput kamu,kita berangkat bareng yuk"ajak Ayendra menarik pergelangan tangan Mia.
"Kenapa lo jemput gue?"Mia bertanya kembali dengan raut wajah bingung.
"Gapapa kan kalo aku jemput?"Ayendra mengimbuhkan."Sekalian juga kamu gaperlu jalan ke depan buat naik angkot".
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother «Changbin Stray Kids» TAHAP REVISI
FanfictionMenceritakan tentang kisah kakak-beradik. Adnan Changbin Fahad Ghazala adalah Kakak cowok bersikap cuek, dingin yang membenci adik kandungnya karena peristiwa kelam di masa lalu. Bukan hanya membenci, bahkan cowok ini tidak pernah mengakui adiknya t...