Tinggal bersama

13K 1.4K 24
                                    


"Mulai sekarang , loe tinggal di apartemen ini sama gue." El masih setia memutar matanya menelusuri apartemen baru yang letaknya tepat di depan klub malam sebelum mulutnya di paksa mangap ketika mendengar nada perintah yang Oscar keluarkan.

"Eh gak bisa gituh!!"

"Gue gak mau loe celaka. Gue akan ngawasin loe 24 jam. Keamanan apartemen ini juga terjaga. Loe juga gak boleh keluar kalau gak di temenin penjaga atau gue!!"

Astaga! El sebal ketika Oscar berubah posesif. Pria itu membatasi geraknya bahkan butiknya kini di pasangi CCTV. El bukan perempuan cacat karena di tabrak Oscar. Dia hanya sedang di titipi benih dari lelaki yang berusia 30 tahun itu, Lima bulan ke depan. "Gue udah nglacak nomer plat yang nyulik loe. Itu mobil dari perusahaan Hutomo enterprice."

"Gue udah tahu kalau yang nyulik gue itu papi." El kini sadar bahwa di hati sang ayah hanya ada benci untuknya. Sekuat apapun El menyangkal tetap saja itu kenyataan.

"Gue rasanya pingin nonjok papi loe sekarang. Bikin dia babak belur tapi gue inget loe. Jadi apa yang bisa kita lakuin biar ngantisipasi papi loe gak ngulangin kejahatannya?"

El berpikir apa yang di lakukan Oscar adalah jalan yang terbaik. Kekuasaan Hutomo besar, Oscar akan kena imbasnya kalau sampai papinya tahu. Oscar terancam di hancurkan atau malah di bunuh. "Yah gue akan di apartemen. Nurutin semua yang loe mau!! Gak keluar tanpa izin."
Oscar tersenyum puas sambil mengacak rambut El yang bewarna dark brown itu. El perempuan hebat yang mengesampingkan egonya demi anak mereka, " kamar gue yang mana?"

"Ini kamar kita." El terpekik saat Oscar membuka sebuah pintu yang isinya ruangan yang begitu luas. Ada ranjang berukuran king size serta ada meja rias serta walk in closet lengkap dengan isinya.

"Loe tidur sama gue?" Bodohnya Oscar malah mengangguk. "Eh nggak bisa... nggak bisa. Kita gak nikah mana mungkin tinggal bareng sama tidur bareng?"

"Kalau gitu kita nikah aja." Seketika kepala El di serang pening. Ia tak mau menikah dengan Oscar, tak mau tinggal dengannya, tak mau dekat-dekat juga. Apa El jadikan anaknya sebagai alasan ya? Mungkin agak terasa jahat, ?

"Okey gue terima loe nyuruh gue tinggal. Tapi kita gak serumah. Loe bisa ngecek gue kapan aja karena rumah kita seberangan jalan." Tiba-tiba saja El berperan sebagai perempuan hamil pada trimester pertama. Ia pura-pura ingin muntah.

"Loe kenapa?"

"Gue pusing pas cium parfum yang lo pakai!!" Oscar mencium bau badannya sendiri. Tak ada yang salah. Ia sudah mandi. "Lo ganti parfum?"

"Gue pakai parfum biasanya." Dalam hati El terkikik geli. Oscar tipe laki-laki yang akan melakukan segalanya agar bayi mereka nyaman. El tidak mau kalau seandainya dirinya jadi ketergantungan dan juga mulai menganggap gay ini sebagai pasangan idaman. Karena dia tahu pada akhirnya El yang akan menelan kekecewaan.

"Sementara lo jangan deket gue dulu deh!" Anggaplah El menyebalkan namun hatinya begitu tersiksa jika menatap mata Oscar. Di sana ada harapan begitu besar melihat bayi mereka lahir. Harapan yang mendatangkan perasaan berbahaya yang di sebut cinta. El akan membatasi interaksi mereka. Karena tetap saja yang mustahil terjadi, akan menimbulkan luka suatu hari nanti. Pada hakikatnya perempuan itu lebih perasa, menggunakan hati untuk menanpung segala hal. El tidak pernah patah hati namun ia merasa kalau patahnya kali ini akan membuat dirinya berdarah-darah serta berjalan terseok-seok.

🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇

El bangun tidur dengan tubuh yang benar-benar nyaman karena semalam tidurnya nyenyak. Ketika ingin meregangkan otot, istri merasakan ada sebuah benda berat yang menimpa pinggangnya. El melirik ke arah bawah, ternyata Oscar tidur sambil memeluknya erat. Sejak kapan pria itu datang?

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang