6. awan

56 7 0
                                    

"Ver, singgah dulu ya ke supermarket entar, ada yang mau gw beli, nggak apa kan ??" tanyanya lembut kepadaku. "its okay" jawabku dengan nada yang cukup sendu. Motor ini semakin melaju kencang, tipikal sang pengemudi yang kalau ketemu jalan sepi dan lurus langsung jiwa racing nya keluar. Aku lupa, kalau Karin ini pembalap liar, emang agak abnormal. Seorang cewek yang kelihatan begitu feminim ternyata adalah seorang pembalap liar.

Entah karena kepalanya dulu terhantam beton entah gimana ,aku pun tak tau kenapa ia memilih menjadi pembalap liar yang jelas-jelas melanggar hukum. Mungkin jika dijelaskan catatan kriminalnya bisa sepanjang jalan kenangan. Aku pun heran melihat sahabatku sendiri. Kenapa aku mau jadi teman orang segoblok ini coba.

Lalu,kami pun sampai di salah satu supermarket. Karin menyuruhku turun, aku tak mau. Diriku sudah terlalu capek, untuk berjalan saja , rasanya kaki dan sendi-sendiku tak kuat lagi menopang tubuh ku yang hancur ini. "ayolah Ver... aku traktir nii haaaa, please, please,please,please, please" ucap Karin dengan nada memelas. Entah kesambet apa, aku pun menurutinya.

Karin berjalan di hadapanku , aku memegang tasnya agar aku tak kehilangan. Mungkin hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang yang memiliki postur tubuh pendek. Lalu ia mengambil beberapa bahan makanan,seperti daging, sayuran dan bumbu-bumbu. Sepertinya aku tau makan malam hari ini apa. "Ver kalo mau sesuatu ambil aja, gw bayarin ,terserah elo mau ngambil apa dan jumlahnya berapa ", "nggak apa nih? serius lo??" ujarku kegirangan. "apa yang enggak buat kampret kesayangan gw coba, bwahahahhaha " membalas perkataanku, sambil menyingkaptudung hoodie ku. Aku pun berlari ke salah satu lorong yang berisi berbagai teh dan kopi dingin. "MY LOVELY CAFFEINE !!!! COME TO MEEEEHHHH !" teriakku di lorong itu . Yah,karena lorong itu sepi saja aku berani berbuat seperti itu.

Aku mengambil beberapa kopi,susu, dan teh. Lalu meletakkannya di keranjang Karin, ia pun terperanjat

"wagelaseh ni anak, lambungnya dari vibranium, anjer ,ingat maag lu jancok !!".

"serah gw dugong ,yang nyuruh siapa yang kenak siapa".

"yahhh makanan kek, apa kek , ingat ingat tu badan , ckckck, cuma boleh 2 kalo kopi ,teh 2 juga ,kalo susu terserah"

"iya mak rin -_" ujarku kesal.

Setelah membayar belanjaan itu,hanya hening yang tercipta. Bukan sekedar hening, tapi hening yang cukup menenangkan dan menghangatkan di saat bersamaan.
" I miss this vibe" gumamku. Aku pun menutup mata ku sejenak untuk menghilangkan rasa khawatir yang ada di batin ku .

Kami pun sampai ditempat tujuan, yaitu rumah. Bukan rumahku, tapi rumah Karin. Memang tak terlalu besar ,tapi cukup nyaman dengan halaman yang luas. Akupun memasuki ruang tamu, sepi. Hanya ada lukisan peninggalan abangnya Karin, foto keluarga dan sofa yang cukup nyaman berwarna kuning pastel. Rumah ini cukup estetik, dinding yang didominasi dengan warna coklat gelap, dan putih. Dihiasi dengan lampu kecil berwarna kuning yang berkelap kelip. Furnitur yang kebanyakan dari kayu dan keramik porselen berwarna putih.

"Ver, langsung ke kamar ya, nih kunci ,maaf kalo berantakan,nguehehehehh"

"si bangsat ,emang gw babu lho apa " ujarku ketus.

Karin pun pergi begitu saja sambil melambaikan tangannya. Ia pergi ke arah dapur untuk menghidupkam lampu. Aku pun menuju kamarnya, dan disaat aku masuk, ternyata tak terlalu berantakan. Hanya beberapa baju kotor yang berserakan diatas karpet dan kasur . Dan buku-buku biologi yang berserakan dimana mana. Aku meletakkan tasku di kasurnya,lalu merapikan habitat makhluk satu ini dengan sepenuh hati.

Disaat semuanya sudah siap, aku membuka jaket ku, hanya menyisakan baju kaos oblong berwarna hitam. Aku pun menatap cermin yang ada dihadapanku. Badanku semakin kurus akibat efek samping 'pembersihan'. Mataku menguning dan cekung. Aku tak tau apakah ini berhasil atau tidak. Besok,aku harus menemui 'healer'. Untuk kembali meluruskan segala hal yang ada dipikiranku. Aku merogoh kantung celanaku.

Handphone ku bergetar, banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari keluargaku. Berisi kalimat makian dan cacian. Yang intinya menyuruhku pulang. Aku tak menggubris hal itu, sudah menjadi makanan sehari hari. Aku menghela nafas cukup panjang. Dan melempar badan ku ke kasur. "apakah aku bisa bertahan ??" ucapku didalam hati.

Aku pun perlahan terlelap. Sampai mimpi itu kembali lagi . Aku terperanjat , badanku gemetar , air mataku mengalir deras, keringat dingin telah membasahi seluruh badanku . Dan perlahan aku sadar ,kalau Karin sudah disampingku. Ia khawatir

"Ver,Ver??!!! Are u alright bud ??!! Lo tadi teriak sekencang kencangnya , what happened??" ujarnya cemas.

Nafasku menderu, gambaran itu terasa nyata,terlalu nyata !. Aku memeluk tubuhku sendiri. Dan Karin pun memelukku untuk menenangkan ku.

"its okay Ver, i'm here, kakakmu disini,you're safe"

"thats not my name " ucapku dengan nada gemetar

"je, you're safe, i'm here".

Aku menangis lagi, entah berapa banyak awan yang mengerubungi ku hari ini. Tak terhitung jumlahnya. Diriku hanya ingin ketenangan sejenak. Aku tak ingin sendiri. Mungkin terdengar melankolis ,tapi tak apa. Isi hati ku membuncah, dan pikiran ku sedang berperang. Semuanya kacau,bahkan aku pun mungkin sudah tak sadar. Diriku lelah,terlalu lelah.


ABNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang