7. luka

52 4 0
                                    

  Angin yang berhembus melalui jendela cukup membuat ku terhenyak, aku merasa cukup nyaman sekarang. Yang tersisa hanya bekas lebam dan lecet di badanku. Bukan bersifat sentimentil, tapi memang kenyataan. Aku perlahan bangun dan mencari kacamataku dan memakainya . Aku baru menyadari bahwa aku cuma memakai hoodie Karin.

"Anjer,jadi gw diapain tadi malam anjer!!!!!!??!!! " Ucapku panik

Muka ku memerah karena menahan malu, yah otak kotor ku mulai merasuki lagi. Tapi yasudah lah, lagipula dia memang sudah biasa melihat badanku. Aku berusaha turun dari ranjang, aku berjalan pelan ke ruang makan, aku tak melihat Karin. "Kemana dia? ", aku melihat jam ku, ternyata sudah jam 11 . Lalu aku mengambil minum dan melihat secarik kertas yang ditempelkan di kulkas.

" Ver, sarapan ada dikulkas, angetin sendiri, gw pergi kerja entar, nanti jam 2 gw balik, ok? Have a nice day bud"

Aku lupa, kalau Karin mengambil kerja paruh waktu di salah satu kedai kopi.
Tapi yasudahlah, aku tak ingin menganggu saat ini. Lalu aku membuka kulkas dan menemukan oats yang sudah direbus, aku lalu menghangatkan nya dengan microwave. Aku menuangkan susu dan buah buah kering.

Aku memakannya dengan sangat pelan, bibirku masih luka dan lebam. "Argh kenapa sih harus gw anjer, kenapa gw melulu?! ", kata kata itu terlintas di pikiranku. Akhirnya aku memakan makanan yang tidak aku sukai ini. Mungkin banyak orang bilang ini menyehatkan sebenarnya ini memuakkan!.
 
Lalu, aku pun membersihkan badan ku, mandi tepatnya. Aku tak ingin berendam disaat seperti ini. Aku melepaskan semua helai pakaian di badanku. Hanya tersisa badan yang cukup kurus yang dipenuhi luka dan lebam. Aku membiarkan air dari shower membasahi seluruh tubuhku. Rasanya hangat disaat bersamaan.

Mungkin ada di salah satu penelitian psikologi yang mengatakan bahwa orang yang mandi cukup lama, biasanya orang itu kesepian. Disaat ini sepertinya betul.
Aku kesepian. Aku sudah sangat lama tak menerima afeksi dari orang-orang yang kusayangi. Hingga rasanya semua kosong, dan menyakitkan. Mungkin ada sebagian orang yang menganggap hal ini bersifat lebay, tapi bagiku tidak.

Semua orang berhak menyampaikan apa yang dirasakannya, tapi tak semua orang bisa karena ia telah terlalu menahan hingga rasa sakit itu menumpuk seperti sampah di alam bawah sadarnya. Aku tak ingin selalu berada disini, aku ingin keluar. Kapan terakhir aku melihat matahari yang begitu cerah dan rupawan?.

Setelah mandi, aku menegak obat penenang yang aku curi dari apotik. Gila? banget!, tenang saja aku menegaknya sesuai dosis, tak berlebihan maupun kurang. Rasa kantuk nilai menyerang ku perlahan, aku berusaha tetap terjaga, agar mimpi itu tak kembali lagi. Perlahan pandanganku semakin buyar, aku memukul dadaku sendiri agar tetap sadar. Efeknya parah.

Aku terbatuk dan mengeluarkan darah segar. Yang menandakan  bahwa aku harus segera menemui "nya". Masa lalu itu pun terputar kembali, mereka yang telah menghancurkanku seutuhnya. Perlahan semakin jelas dan jelas. Aku menyadari bahwa ini adalah halusinasi. Aku berusaha terjaga dan seketika, rasanya semakin sakit dan berat.

Keringat ku mengalir deras, air mata ku tak terbendung lagi, rasanya sakit. Aku terduduk sambil memegang dadaku dan menahan mulutku agar tak berteriak. Badanku gemetar hebat, pikiran itu membunuhku!. Nafasku tersenggal dan perlahan diri ku ambruk ke lantai. Salah satu pertanyaan ku, " Kenapa harus dia yang menghancurkan hidup ku seutuhnya? "....

ABNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang