11. masa lalu,satu persatu

46 3 1
                                    

Ciuman yang perlahan menjadi semu, sentuhan yang hanya berlandaskan nafsu belaka. But I enjoyed it. Di kamarku, semuanya hanyalah kesemuan belaka. Matanya, bibirnya dan lehernya, mungkin hanya itu pelarian ku dari segala kekacauan yang ada. Dia yang menyelamatkanku untuk pertama kalinya.

Pertama kali nya aku merasakan tenang dan hangat seperti ini. Matanya menatap sendu dihadapan ku, rambut yang terurai indah, dan sedikit sandikala yang masuk dari jendela. Ini tenang, ini hangat.

"Kenapa Ver? Kenapa nangis? Aku ada salah? Ver? Are you okay? Tell me you're okay"

Aku hanya tersenyum dan berusaha menyembunyikan tangis ku.

"Its okay, nothing to worry about, it just.. I'm just feel happy about it. Its calming and pure at the same time. I'm just.... I'm just..... I love you"

"I know Ver"

Past POV end

"Fuck, keingat lagi''. Aku menghela nafas ku secara perlahan, berusaha menenangkan diriku. Aku meletakkan kepala ku diatas meja, aku lelah, rasanya sesak, aku ingin tidur. Tapi hal itu tak bisa kulakukan sekarang, aku berada disekolah.

Aku hanya bisa menenangkan diriku saat ini, sebelum aku dipanggil ke kantor guru, kepala sekolah dan yah BK. Orangtua ku disana, sedang berdebat dengan para guru dan orang tua yang lainnya. Aku hanya ingin tidur, aku harus berada dirumah sekarang. Aku tak dibiarkan berada dirumah orang lain. Mereka tau anaknya kabur, walaupun kerja mereka hanya adu mulut berdua sepanjang hari.

Aku menatap langit biru lewat jendela kelas yang tidak diberi kain penutup dan teralis. Mudah saja aku lompat dari sini, tapi aku tak ingin melakukannya sekarang, aku menunggu waktu yang tepat untuk membereskan semuanya. Pintu kelas dibuka kencang, suara dentuman itu menghancurkan lamunan ku. Seseorang menghampiri ku, aku tak tau itu siapa karena aku tak berniat mengubah posisi kepala ku. "PULANG! sekarang! ".

Seisi kelas menatapku sinis, aku hanya diam dan menuruti perintahnya, aku tak berniat melawan. " Gak usah kau temui guru kau tu, gak guna, cepat pulang sama ku sekarang! ". Aku membereskan tas ku dan berjalan pelan dibelakangnya. Aku dimaki sepanjang jalan dan aku hanya diam tak melawan. Jika aku berbicara sedikit, hanya tamparan yang kuterima, jika aku tak berbicara pun maka pasti akan lebih buruk. Aku tak mengambil 2 keputusan mutlak yang akan terjadi itu.

Setelah dia memaki ku, ia membalikkan badannya lalu menampar pipiku sekuat tenaga, aku hampir terpental. Aku hanya menahan sakit dan tangis, jika aku kelihatan marah, menangis atau memperlihatkan emosi, aku bisa lebih habis sesampai dirumah. Aku hanya diam dan menjadi samsak hidup untuk dirinya. Aku membuka pintu mobil, tangan ku gemetar tidak bukan tanganku, ini seluruh tubuhku. Aku menahan getaran ditubuhku, supaya tidak kelihatan mencolok dihadapannya.

Aku merebahkan badan ku dikursi belakang, tapi aku tak boleh lengah. Perang sudah menunggu dirumah, jangan harap sampai lepas. Aku hanya menghela nafas ku sepanjang jalan. Rasanya sesak, begitu sesak hingga rasanya tercekat. Aku hanya ingin semua ini berakhir secepatnya. Aku hanya ingin tenang.

Sesampainya dirumah, aku diseret ke kamar. Segala makian kuterima dan segala pukulan. Dari ikat pinggang, tangan, gagang sapu. Aku tak tau badan ku berbentuk seperti apa lagi. Aku hanya berusaha menahan semuanya.

"ANAK SETAN NGAPAIN HIDUP! KERJANYA NGURUNG DIRI! BUAT RIBUT DAN RUSUH! GAK GUNA KAU HIDUP TAU GAK, KAYAK ORANG GILA KAU TAU, AKU GAK PERNAH MAU PUNYA ANAK GILA KAYAK KAU TAU NGGAK?! GAK GUNA JUGA KAU HIDUP DI DUNIA NI?! "

Kesabaranku habis, gigi ku merapat. Tangan ku kepal, dan tubuh ku gemetar hebat. Aku berdiri dan dia terperanjat separuh mati.

"OH PUNYA NYALI JUGA KAU JADI ANAK YA, EMANG ANAK SETAN KAU, PERCUMA AKU LAHIRIN KAU KE DUNIA, PANDAI NGELAWAN! "

"Jangan"

Kalimat itu muncul entah darimana, tiba-tiba saja kudengar. Aku tak mengindahkan perkataan  "jangan'' itu. Aku sudah muak, aku melawan.

"AKU GAK PERNAH MINTA DILAHIRKAN KE DUNIA TAU GAK! AKU GAK PERNAH MINTA JADI ANAK DARI KALIAN! KALAU GITU NGAPAIN KALIAN BUAT ANAK KALAU NYATANYA ANAK KALIAN  SENDIRI KALIAN ANGGAP ANAK SETAN! AKU TAU BADAN KU LEMAH AKU GAK PERNAH MINTA KEK GINI!. AKU HARAP AKU GAK DILAHIRKAN TAU GAK?! "

Aku marah padam. Aku tak bisa menahan segala rasa sakit yang kupendam. Aku menangis dari awal ku teriakkan kalimat tersebut. Dia terdiam, mematung. Lalu ia keluar dari kamarku. Aku menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya. Aku terduduk dibelakang pintu. Rasanya sakit, sangatlah sakit.

Sesak, rasanya sangat sesak. Aku ingin mati. Sakit dan sesak ini tak sebanding dengan pukulan yang kuterima. Ini jauh lebih sakit. Air mataku tak bisa ku bendung. Aku ingin berteriak, tapi tak bisa. Suaraku tercekat, badan ku gemetar hebat. Lebam, luka dan darah memenuhi baju seragam ku.

Aku menahan nya lagi untuk kesekian kalinya, aku membiarkan rasa sakit memenuhi diriku disaat ini, aku membiarkan air mata ku keluar untuk saat ini. Sakit, sesak dan hampa bercampur aduk sekarang. Aku ingin mati. Itu saja yang ada dipikiran ku. Aku ingin mati.

"Ver, you will be okay"

"We are here"

"I love you sis"

"You will be okay"

"I'm here"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang